[ 4 ] : Canteen

18.6K 1.5K 176
                                    




"Sometimes, i wanna be little again."

★★★

Kring!Kring!Kring!

Kenzo bangun dari tidurnya. Ia menghela nafasnya malas. Hahh, sekolah lagi.

Ruang kamar ini sama seperti kamar anak cowok pada umumnya. Berantakan. Meskipun begitu Kenzo nyaman-nyaman saja berada di kamarnya, dan tidak mempersilakan siapa pun untuk membersihkan kamarnya.

Ia pun segera membersihkan dirinya kemudian bersiap-siap sekolah.

Inilah Kenzo Fernando : anak sulung dan semata wayang—satu-satunya anak dari pasangan Klarisa dan Kenneth. Dan juga satu-satunya penerus perusahaan Fernando yang dirintis keluarga ayahnya turun temurun.

Alasan Kenneth Fernando hanya memproduksi satu anak karena katanya, "Gue gak tahan lihat penderitaan Klarisa pas di rumah sakit. Cukup sekali. Ngelahirinya gak seenak ngebuatnya."

Menjadi anak semata wayang dan satu-satunya penerus dari Fernando Group yang tersohor membuat Kenzo Fernando harus merasakan bagaimana dijaga pengawalan 24 x 7. Karena sudah dari kecil dijaga seperti itu, kini Kenzo sudah terbiasa.

Setelah siap menuju sekolah dan tak lupa untuk membawa boneka beruang kecil itu di dalam kantongnya. Lalu ia pun keluar dari kamarnya.

Jeduukkk

"Awwwhhh!" jerit Kenzo. Jidatnya baru saja menabrak atasnya pintu.

Kenzo protes. "Ma! Aku kejeduk pintu lagi. Katanya mau diganti pintu kamar aku?"

"Makanya kamu jangan makin tinggi terus!" teriak Klarisa dari lantai bawah.

Kenzo menggeram. "Makanya Mama jangan nikah sama tiang listrik!"

Pertengkaran yang tidak pernah absen di pagi hari. Entah apa pun itu selalu ada saja pertengkaran kecil atau pun besar di keluarga ini. Setiap hari.

Pintu yang didesain sejak Kenzo kecil itu rasanya sudah tak pantas bagi Kenzo yang sekarang sudah menjulang tinggi seperti Papanya. Maka dari itu pintu itu harus segera diganti.

★★★

"Gimana sekolah?" tanya Kenneth di meja makan sedang menyantap sarapan pagi mereka.

Kenzo menelan makanannya. "Baik-baik saja. Masih berdiri tegak dan kokoh. Menunggu hancur agar mendapatkan libur yang sedikit panjang."

"Zozo!" bentak Klarisa melotot, "Ngga boleh ngomong gitu."

Kenzo memutar bola matanya. "Ma! Jangan panggil Kenzo kayak gitu lagi. Kenzo sudah besar. Kenzo sudah dewasa, Ma."

"Badan boleh kategori dewasa, tapi sikap masih anak TK!" ejek Klarisa pada anaknya.

"MAHH!!"

"ZOZO!!"

"Sudah.. Sudah diteruskan saja berantemnya," potong Kenneth di sela-sela pertengkaran Ibu dan anak itu.

Kenzo dan Klarisa lalu terdiam sambil menelan saliva mereka masing-masing, sepertinya Kenneth benar-benar sedang tak ingin ada pertengkaran pagi hari ini.

"Kamu jadi masuk tim basket?" tanya Kenneth.

"Aku tolak."

Kenneth melotot. "Kenapa kamu tolak?"

KENZO [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang