[ 12 ] : Dinner

8.6K 735 136
                                    


"Berimajinasi, bermimpi, berangan-angan baik dikonsumsi dalam kadar standar. Hati-hati jika berlebihan dapat menyebabkan sakit hati yang sulit disembuhkan."

★★★

Kenzo keluar dari bis dan langsung mengambil napas sebanyak-banyaknya sampai dadanya naik turun cepat, dan Fio melihatnya geram ingin meninju kepala cowok itu sekeras mungkin.

"Alay banget sih lo," ejek Fio sambil ekor matanya melirik Kenzo.

Kenzo balik meliriknya dengan tajam, "Gara-gara lo!"

"Woy! Kok bisa gara-gara gue? lo sendiri yang mau gue jemput juga, yaitulah mobil jemputan gue," bentak Fio tidak terima.

Kenzo hanya diam saja tidak membalas malah mengalihkan pandangannya pada obyek lain.

Mereka berdua berjalan lagi untuk mencapai rumah Fio. Kenzo berjalan tepat di belakang Fio mengikutinya.

Kenzo sudah tidak tahan lagi, sudah naik kendaraan seperti itu dan kini harus berjalan di bawah sinar matahari panas untuk menuju rumah Fio.

'Gue gak mau naik kendaraan laknat itu lagi' batin Kenzo.

Setelah berjalan cukup jauh mereka pun sampai di rumah Fio. Kenzo akhirnya dapat merasa sedikit lega dapat beristirahat setelah melewati hari yang sangat berat.

"Gue siap-siap dulu, lo tunggu sini, ya," ujar Fio pada Kenzo yang duduk di kursi teras rumahnya.

Kenzo diam saja tidak menggubrisnya dan Fio sudah dapat menebaknya, cewek itu pun langsung melengos masuk ke dalam rumah meninggalkan cowok bisu itu sendirian di luar.

★★★

Fio menatap dirinya di depan cermin sambil meneliti keseluruhan penampilannya malam ini, ia harus tampil elegan sekaligus menyeimbangi baju yang Kenzo kenakan.

Cewek itu mengobrak-abrik lemarinya untuk mencari dress, yang jarang ia kenakan bahkan hampir tak tersentuh.

Setelah menemukannya, Fio segera mengenakan dress-nya.

"Risih gue pake dress," omelnya ketika melihat penampilannya yang menjadi feminim seperti ini, Fio lebih senang mengenakan kaos oblong dikombinasikan celana jins panjang dan sepatu kets.

'Tapi, gue harus bikin Reza nyesel' batinnya semangat seperti rasanya tanduk keluar dari kepalanya.

Fio pun keluar dari rumah sudah siap pergi ke tempat yang sudah ditentukan. Saat membuka pintu rumah, Fio menemukan Kenzo yang sedang duduk di teras dengan kepala menunduk.

"Zo?" panggil Fio sambil mendorong kepala Kenzo ke samping, tapi cowok itu sepertinya masih belum sadarkan diri.

Fio pun mendekatkan wajahnya ke arah Kenzo, yang matanya sedang terpenjam. "Ketiduran? Kecapekan paling, ya."

Gadis itu pun memutuskan untuk menunggu sebentar sementara Kenzo terlelap dalam tidurnya membiarkannya istirahat sebentar, apalagi membayangkan kejadian sekarat tadi di bis membuat Fio kasihan sekaligus kesal.

"Gantengnya dapet, postur tubuh okay, kemampuan otak di atas rata-rata, tapi sayangnya anak mamagem, manja-manja gemes," gumam Fio jadi ikutan gemes jika memikirkan Kenzo yang manja setengah mampus.

Fio duduk berjongkok agar dapat melihat wajah Kenzo lebih jelas yang tertunduk ke bawah. "Coba aja kalo lo gak dingin tapi easy going, gue demen sama lo, Zo."

KENZO [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang