[ 9 ] : Fri/end

20.3K 1.4K 203
                                    




       "Apakah kamu yakin kamu memiliki teman sejati? Yakin bila ia berteman denganmu dengan tulus hati atau hanya saat ia butuh? Yakin?"

★★★

Kenzo datang ke sekolah dengan wajah yang datar, dirinya yang biasanya dingin kini semakin dingin membeku hingga siswa-siswi yang melihatnya merasakan aliran aneh yang terpancar dari Kenzo.

Ia terus berjalan tegak menuju koridor daerah IPS dengan tatapan lurus kedepan, jarang sekali seorang Kenzo menginjakkan kaki di daerah ini. Hingga tibalah Kenzo di kelas Jevino dan Rey.

Kenzo memang berniat bertemu dengan Jevino hari ini, namun sepertinya temannya itu belum datang dan baru Rey saja yang datang.

"Ngapain lo kesini, Zo?" tanya Rey yang tentu kaget dengan kehadiran Kenzo ke kelasnya padahal sebelumnya tidak pernah paling hanya dirinya dan Jevino saja mendatangi kelas Kenzo.

"Jevino belum dateng?" tanya Kenzo sarkastik.

"Belum," jawab Rey.

Tidak biasanya melihat muka Kenzo yang seperti ini, Rey sudah dapat menebak pasti ada suatu masalah yang terjadi dan sepertinya bersangkutan dengan Jevino.

Kenzo pun langsung pergi meninggalkan kelas itu tanpa sepatah kata apa pun. Rey melihatnya dengan jelas, Kenzo sedang benar-benar emosi dan Rey tidak mau berhubungan dengan cowok itu untuk beberapa saat karena Rey sudah tahu Kenzo akan sangat mengerikan apabila sedang terbawa amarah.

★★★

Fio berdiri di pemberhentian busway, menunggu angkutan kota itu datang. Fio adalah pelanggan angkutan umum karena ia belum diperbolehkan mengendarai kendaraan apa pun dan juga tidak ada yang dapat mengantarnya ke sekolah.

Meskipun di sekolah sebelumnya Reza selalu menjemput dan mengantarnya. Tetapi, tanpa pacar pun Fio harus dapat mandiri.

Bis yang ditunggu-tunggu pun datang, Fio pun langsung memasuki bis itu bersama kerumunan orang yang menyerbu ke dalamnya.

Di dalam sana Fio berdiri menggantungkan tangannya pada pegangan yang mengantung, berdesak-desakan dengan berbagai orang.

Tangannya ia paksakan agar dapat mencapai pegangan itu dengan susah payah, beginilah risiko orang tinggi pas-pasan.

Belum lagi jika ada orang-orang iseng yang menggoda atau pun orang yang bau ketek atau juga orang yang sangat cerewet dan masih banyak macam-macam orang dalam angkutan umum. Apalagi hanya kemungkinan kecil dapat kebetulan bertemu cowok ganteng kebanyakan juga tukang kenek yang setia mananti hingga akhir perjalanan.

"Sampai kapan gue naik angkutan umum terus?" omelnya dalam hati karena ia berharap suatu hari ayahnya memperbolehkan dirinya mengendarai kendaraan sendiri.

★★★

Fio berjalan di koridor sekolah, mata murid-murid memandang dirinya karena berita tentang anak baru yang mencari gara-gara dengan Kenzo itu adalah dirinya.

"Cih, ini anak yang belagu itu?" bisik seorang murid dari kejauhan.

"Freak."

"Gatau Kenzo itu siapa apa?"

"Anak caper!"

Fio tidak peduli dengan tatapan-tatapan benci itu, lagi pula kalau terlalu dipikirkan hanya akan berakhir menyakiti dirinya sendiri.

Fio jalan menuju kelasnya, ia berwajah menyenangkan untuk dilihat karena aura hangat yang terpancar dalam dirinya.

Rambut hitamnya itu dikucir kuda sehingga wajah lonjongnya yang bersih bening itu terpapar jelas.

KENZO [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang