The Hero's come?

159 16 1
                                    

"Ha..halo..?" Jawab Vitya tergagap.
"Kunci mobil dan jangan keluar apapun yang terjadi." Perintah suara cowok di telpon itu lalu langsung berbunyi tut..tut.. Tanda sang penelpon misterius sudah memutuskan panggilannya. Vitya melongo menatap layar iphonenya. Belum sempat dirinya meminta tolong untuk dibebaskan dari situasi ini,telponnya malah ditutup. Dan apa-apaan dengan menyuruhnya untuk diam saja di mobil? Memang dirinya mau mati konyol apa dikeroyok delapan pria sangar bersenjata itu?!
Vitya menghela napas panjang putus asa,lalu melirik ke arah jendela dan dikagetkan dengan wajah menyeramkan pria-pria itu yang mengintipnya dengan seringai menjijikkan. Pria-pria itu lalu mulai mengetuk-ngetuk kaca mobilnya dan mulai membuka paksa pintu mobilnya. Untung saja tadi Vitya sudah sigap meng-auto-lock kunci mobilnya.
Tangannya sekarang sibuk men-dial nomor pribadi ayahnya. Tetapi sialnya daritadi tidak diangkat. Ayahnya memang selalu menitipkan smartphonenya ke asistennya setiap kali ada rapat. Dan jam baru menunjukkan pukul 14:35,yang berarti rapatnya belum selesai.
Vitya dikagetkan dengan suara nyaring seperti ledakan dan benturan di kaca mobilnya. Seperti yang diduga Vitya,mobil ini memiliki kaca anti-peluru. Tapi meskipun begitu Vitya masih belum bisa bernapas lega. Masih banyak cara lain yang bisa pria-pria diluar sana lakukan untuk berusaha membunuhnya.
Yang tidak diduga-duga oleh Vitya,auto-lock mobilnya tiba-tiba terbuka. Dan detik berikutnya pria-pria itu sudah masuk ke dalam mobilnya dan menarik dirinya dengan paksa.
Vitya masih belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi dan dirinya baru tersadar saat cekalan erat ditangan nya mengendur dan terlihat dua orang pria yang menyeretnya jatuh terkulai ditanah sesaat sebelumnya dirinya mendengar bunyi desingan aneh. Vitya memekik tertahan melihat darah menggenang disekitar pria-pria itu.
"Bawa dia ke mobil!" Ucap seorang pria dan dua pria lagi kembali menariknya,sedangkan yang lain melihat ke kanan-kiri seperti mencari sesuatu. Belum sampai ke mobil,lagi-lagi kedua pria yang mengapitnya terkulai dan lagi-lagi darah bersimbah. Vitya mau tidak mau mulai beradaptasi dengan banyaknya darah itu dan dirinya yang jatuh terduduk merangkak pelan ke arah mobilnya lagi. Tapi sial bagi Vitya,rambutnya ditarik paksa sampai dia merasa rambutnya akan rontok semua. Lagi-lagi Vitya diapit oleh dua pria dan menariknya ke mobil hitam mereka. Kali ini Vitya sudah hampir didorong paksa masuk ke dalam mobil saat tiba-tiba terdengar bunyi desingan aneh itu lagi dan kali ini keempat pria sisanya mengerang kesakitan. Untungnya kali ini Vitya tidak perlu melihat mayat lagi,bisa hancur psikologisnya nanti. Beberapa detik kemudian,Vitya merasa mendengar suara derum motor dan detik berikutnya dirinya seperti ditarik dan tiba-tiba saja pantatnya sudah duduk dengan mulus di jok depan motor Ninja Hijau dengan posisi menyamping.
Vitya terkaget-kaget dan belum bisa mencerna apapun,berusaha memberontak untuk turun. Pengemudi motor itu memakai helm berwarna hijau lumut dan sepertinya tidak kewalahan dengan pergulatan Vitya diatas motornya.
"Siapa kamu..?! Turunin aku sekarang!" Seru Vitya menatap tajam kaca hitam pemilik motor itu. Pengendara motor itu tidak bergeming.
"Kan sudah saya bilang,kunci pintu dan jangan keluar." Gumam suara cowok yang mirip dengan suara caller id asing di iphonenya tadi bersuara. Vitya berhenti memberontak dan menatap cowok yang sekarang mulai membuka kaca helmnya. Mata kecoklatan itu menatapnya tajam.
"S-siapa kamu?!" Tanya Vitya agak ciut juga ditatap seperti dia punya kesalahan yang besar yang tidak termaafkan.
Cowok itu lalu merogoh kantong depan kanan jaket army hijau lumutnya dan memberikan sepotong kartu berbentuk id-card.
"Arasyid Fahreza? Agen Garuda? Apa maksudnya?" Gumam Vitya kembali menatap mata kecoklatan milik cowok itu.
"Saya ditugaskan Pak WaPres untuk menjaga kamu." Jawab cowok itu singkat sambil mengambil kembali id-card miliknya. Vitya menatap mata kecoklatan cowok itu dengan tatapan heran.
"Ahh! Pantes aja Papa setuju aku gak dikawal. Ternyata aku dimata-matai.." Gumam Vitya lalu melirik cowok itu tajam. Yang ditatap malah cuek aja. Lama Vitya menatap cowok itu tajam,lama-lama capek juga karena cowok itu tidak membalas tatapannya. Vitya lalu berdehem. "Kita mau kemana..? Er..Eza? Aku panggil kamu Eza aja yah?" Ucap Vitya melirik Eza yang masih diam saja sambil menyetir dengan khusyuk. Huh! Emang apa menariknya jalanan dibandingkan seorang gadis dihadapannya? Gerutu Vitya dalam hati.
Vitya kembali menatap wajah separuh Eza-karena Eza memakai helm half-face-yang hanya terlihat mata dan alisnya saja. Alisnya hitam dan terbentuk sempurna. Matanya beriris kecoklatan dengan bulu mata yang lebat tetapi tidak lentik. Vitya kaget ketika mata kecoklatan itu menatapnya dalam diam. Vitya tidak bisa mengalihkan pandangannya karena sudah terlanjur ketahuan sedang mengamati Eza.
"A-aku mau pulang kerumah! Papa pasti nungguin aku! Dia pasti cemas.." Seru Vitya tergagap salah tingkah ditatap oleh Eza.
"Resikonya terlalu tinggi. Saya masih belum tau darimana pria-pria tadi berasal." Jawab Eza datar.
"Lah? Trus aku mau dibawa kemana?" Tanya Vitya bingung.
"Ketempat yang aman." Jawab Eza singkat.
"Dimana?" Tanya Vitya lagi kepo. Eza kembali menatap tajam Vitya,mengisyaratkan dirinya terlalu cerewet. Tapi Vitya tidak peduli.
"Dimana?" Tanya Vitya lagi lebih tegas.
"Apartemen saya." Jawab Eza akhirnya.
"Whaaat..?!" Vitya berteriak nyaring. Apa-apaan?! Pekiknya dalam hati.

TBC

Haaaaiii readers!!
Vitya kembali nih! Kali ini udah bareng Eza.. Hehee >o<
Gimana si Eza? Suka gak? Orangnya lurus dan to the point.. Wkwkwkwkkk..
Penculikan nya emang berhasil di gagalin. Tapi kok Vityanya lom boleh pulang yah? Duhh Eza ini mau berduaan lama-lama sama Vitya yah? >o< *ditimpuk Eza* *ditoyor Vitya*
Oke deh ditunggu vommentnya yah :)

Agent GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang