Rencana diluar Nalar

100 10 0
                                    

"Yaudah,ikut aku! Aku tau kita bagusnya naik apa!" Jawab Vitya tersenyum licik. Baru saja Vitya akan melangkahkan kakinya,tangannya ditahan oleh Eza. Vitya menoleh dan menatap Eza dengan pandangan bertanya.
"Biar saya aja yang didepan. Kamu tunjukin jalannya." Ucap Eza datar. Vitya mengangguk. Setelah melihat situasi aman,Eza mulai mengendap-ngendap diikuti dengan Vitya.
"Kita ke garasi mobil." Bisik Vitya. "Tempatnya di-"
"Gedung Timur." Potong Eza. Vitya menatap Eza heran. Eza hanya balas menatap balik Vitya dalam diam.
Untuk sampai ke garasi mobil, Vitya dan Eza harus melewati rumah bagian dalam, lalu masuk ke dapur bagian belakang. Rute ini tidak mudah karena petugas berjas hitam itu ada dimana-dimana. Baru saja akan mendekati pintu kaca taman belakang, petugas berjas hitam sudah lewat setidaknya dua kali. Beruntungnya ada banyak tanaman hias tinggi yang bisa dijadikan tempat bersembunyi.
Vitya sudah mulai resah melihat petugas yang tak kunjung menghilang dan semakin banyak mondar-mandir di area taman.
"Kamu punya ide lain?" Tanya Eza menatap Vitya. Vitya menggigit bibir bawahnya sambil berpikir.
"Ada satu cara supaya kita bisa mondar-mandir di dalam rumah tanpa ketauan." Gumam Vitya ragu sambil menatap Eza. Eza mengerutkan keningnya. "Menyamar jadi pelayan." Lanjut Vitya sambil tersenyum miris. Eza terdiam sambil menyipitkan matanya. "Kamu juga,Za. Cuma itu satu-satunya cara." Ucap Vitya melihat keraguan Eza. Eza menghela napas panjang.
"Oke. Kalopun itu berhasil,darimana kita dapat baju-baju pelayan itu?" Tanya Eza menatap Vitya. Vitya tersenyum licik sambil menjentikkan jarinya.
"Pinjem hape kamu?" Ucap Vitya yakin sambil mengulurkan tangannya. Eza menatap uluran tangan Vitya ragu. Vitya mendelikkan matanya ke tangannya agar Eza memberikan smartphonenya. Eza menghela napas lagi lalu merogoh saku celananya dan meletakkan iphone hitamnya di tangan Vitya.
"Passkey-nya?" Tanya Vitya memperlihatkan layar Iphone yang terkunci ke arah Eza.
"Ulangtahun saya." Jawab Eza datar. Baru saja Eza akan mengambil smartphonenya untuk mengetik tanggal ulangtahunnya,Vitya dengan cepat menekan tombol 3-0-0-4, dan Iphone itu langsung terbuka.
"Waahh! Gak nyangka banget kamu orangnya lurus banget,Za!" Vitya terkikik lalu mulai mengetik sebuah SMS. Eza menatap Vitya syok. Darimana nih cewek tau tanggal lahirnya? Ahh! Pasti dari catatan Agen Garudanya. Harusnya dia lebih hati-hati meletakkan catatan itu dan lebih hati-hati meminjamkan jaketnya. Eza merutuk dalam hati.
"Done!" Bisik Vitya senang sambil menyodorkan Iphone hitam milik Eza. Eza hanya diam sambil menerima Iphonenya kembali. "Tunggu lima menit. Bajunya lagi otewe." Lanjut Vitya sambil nyengir menatap Eza.

---------------------------------------------

Lima menit yang ditunggu terasa lama sekali. Eza hanya diam saja dan itu membuat waktu berjalan lama bagi Vitya. Vitya menatap lama Eza yang sedang sibuk melihat situasi disekitar.
"Kamu yakin yang otewe itu baju? Bukan para penjaga?" Tanya Eza tiba-tiba.
"Hah? I-iya. Tenang aja." Jawab Vitya tergagap karena kaget tiba-tiba ditanya saat sedang asyik mengamati Eza.
Tak lama kemudian datang seorang pelayan membawa sebuah kereta dorong laundry. Saat mendekati tanaman hias tempat Vitya dan Eza bersembunyi, pelayan wanita itu langsung melemparkan sebuah kantong tanpa berhenti agar tidak terlihat mencurigakan. Dengan gesit Vitya langsung mengambil kantong itu dan membukanya. Eza masih sibuk melihat situasi disekitar,berjaga-jaga kalau ada penjaga yang mencurigai pelayan itu.
Tanpa suara,Vitya menyerahkan baju pelayan-blus lengan pendek putih,rok panjang hitam dan bra-kepada Eza. Eza mengerutkan keningnya menatap bra yang disodorkan Vitya,lalu menatap Vitya. Vitya hanya membalas dengan tersenyum lebar.
"Saya juga harus pake ini?" Tanya Eza ragu menunjuk ke pakaian dalam wanita itu. Vitya mengangguk pasti.
"Justru aneh kalo kamu gak pake itu,Za. Yang ada penyamaran kita langsung kebongkar. Disini mana ada pelayan yang dadanya rata." Ucap Vitya yakin masih tersenyum. Eza menghela napas panjang lalu menatap Vitya tajam dan mengembalikan baju itu ke tangan Vitya. Vitya menatap Eza bingung.
"Tunggu disini dan jangan kemana-mana." Ucap Eza datar lalu berjalan mengendap-ngendap keluar dari persembunyian mereka sebelum Vitya sempat membuka suara.

---------------------------------------------

Vitya menunggu Eza dengan perasaan cemas. Kemana sih tuh cowok? Harga dirinya tinggi banget! Padahal situasi lagi gawat begini! Rutuk Vitya dalam hati. Lalu Vitya mulai mengganti bajunya dengan baju pelayan. Sesuai rencana awal,Vitya berniat berjalan sendiri ke ruang garasi. Setelah melihat situasi aman, Vitya mulai berjalan di jalan setapak dengan langkah biasa.
"Hei,kamu! Ngapain disitu?" Tanya pria berjas hitam tiba-tiba dibelakang Vitya. Jantung Vitya langsung berhenti berdetak sejenak. "Semua pelayan harusnya ada di dapur!" Lanjut pria itu. Vitya masih terdiam berdiri tanpa menoleh. Pria itu lalu mulai bergerak maju mendekati Vitya. Saat tangan pria itu akan menyentuh pundak Vitya,sebuah tangan mencengkram lengan pria itu.
"Gue yang nyuruh dia ke kolam renang. Kata kepala pelayan ada pakaian kotor disana." Ucap seseorang yang suaranya dikenal Vitya. Pria itu hanya terdiam menatap Vitya.
"Jangan mondar-mandir! Nona masih belum ketemu! Abis ngambil pakaian langsung balik ke dapur!" Ucap pria itu menatap Vitya. "Lo awasi dia sampai balik ke dapur." Lanjutnya menatap seseorang yang menolong Vitya. Kemudian pria itu berjalan masuk ke dalam rumah. Vitya melirik seseorang disampingnya dan bernapas lega menemukan Eza dengan setelan jas hitam menatapnya datar.
"Eza!!" Bisik Vitya senang.
"Kan saya udah bilang jangan kemana-mana." Gumam Eza datar menatap tajam Vitya. Vitya hanya bisa nyengir bersalah.
"Aku takut kamu gak balik lagi." Jawab Vitya pelan.
"Gak mungkin saya ninggalin kamu. Nyawa kamu lebih penting dari saya." Ucap Eza datar,lalu menarik Vitya masuk ke dalam rumah dengan hati-hati. Melewati taman samping dan tiba di pintu belakang dapur. Ada dua pintu, yang satunya pintu menuju garasi dan satunya lagi menuju dapur Eza dengan yakin membuka pintu sebelah kiri. Vitya menatap Eza heran.
"Kamu hapal banget susunan rumah aku?" Tanya Vitya setelah mereka masuk ke dalam garasi dan sedang menuju ruang kecil tempat penyimpanan kunci.
"WaPres yang memberikannya setelah saya ditugaskan menjaga kamu." Jawab Eza datar. Vitya lalu menyerahkan remote kunci mobil.
"Pake ini aja." Ucap Vitya sambil tersenyum licik. Eza lalu mengklik unlock kunci mobil dan Range Rover hitam langsung berbunyi.
"Cepat masuk." Perintah Eza sambil berjalan kearah mobil itu.
"Siap,pak!" Jawab Vitya riang dan langsung masuk ke kursi penumpang setelah menekan tombol pembuka garasi. Baru saja Eza menghidupkan mesin dan meng-lock kunci mobil, para pria berjas hitam sudah mulai berdatangan.
Tanpa aba-aba Eza langsung menginjak pedal gas dan para pria berjas hitam mulai menembaki Range Rover hitam itu.

TBC

Haaaaiiii readers!!
Akhirnya berhasil juga yah Vitya dan Eza keluar dari rumah itu! Hehe..
Eh tapi lagi ditembakin tuh. Kira-kira mereka selamat ga yah?
Yaahh,semoga mereka dapet tempat persembunyian yang aman sampai Eza bisa ngehubungin WaPres yah? Aamiin. #PrayForVityaAndEza :p

Ditunggu vommentnya yah.. :)

Agent GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang