Maafkan typo.
.
Happy reading 😋
.
.
"Hallo. " Ara mengakat telpon seseorang diseberang sana dengan was-was.
Untung cepet-cepet gue rebut ponselnya tadi.
"......"
"iya lo tinggal urus aja semuanya."
"......"
"iya-iya bawel deh."
"......."
"yaudah deh ntar kita omongin lagi ya."
"iya, bye." panggilan terputus. Ara menghela nafasnya pelan dan kembali melanjutkan makannya.
"siapa tadi? " Keenan bertanya dengan sebelah alis yang terangkat.
"temen, Om." balas Ara seadanya.
"temen atau pacar? "
"kalau pacar kenapa, kalau temen kenapa? Masalah gitu buat Om. This my life terserah aku mau dia siapa juga bukan urusan Om."
"tapi kamu tanggung jawab saya." Keenan menghentikan kegiatan makannya karena merasa selera makannya telah hilang karena perdebatannya dengan Ara.
"tapi Om gak ngehamilin Ara jadi buat apa Om tanggung jawab. " Ara lagi dan lagi menghela nafasnya dan ikut menghentikan kegiatan makannya.
"emangnya kamu mau saya hamilin? " celetuknya membuat Ara melotot tajam.
"sebelum Om hamilin aku, aku bakalan racunin dulu Om! " ancamnya membuat Keenan terkekeh geli.
"emang kamu udah racunin saya kok."
"racun? Om jangan fitnah ya kapan aku racunin Om? " sentaknya membuat Keenan harus menahan tawanya.
"iya, kamu kan selama ini udah racunin saya sama racun cintamu." balas Keenan.
"Ihh, amit-amit. " Ara mengetuk-ngetuk meja makan sembari bergedik ngeri.
"Dasar OmNit. " dengusnya.
"Apa itu OmNit? Panggilan sayang yah? "
"sayang? Sayang dari mana dari hongkong?"
"gapapa deh dari hongkong juga yang penting kamu sayang sama saya." Keenan terus saja menggoda Ara yang sudah nampak sebal akan godaan Keenan sendari tadi.
"Ihh, ternyata walaupun penampilan Om beda sama Om-Om pada umumnya ternyata kelakuan Om sama aja kaya Om-Om dipikiran aku. Sama-sama tukang nge-goda."
"gapapa dong nge-goda kamu. Apa salah? "
"salah. Dasar OmNit gak sadar umur. Bye." Ara menarik kursi dan beranjak pergi meniggalkan Keenan.
"OmNit itu apa sih de? "
"Om genit. Ihh geli jangan panggil de." teriaknya ketika Ara sedang berjalan menuju tangga lantai 2 dimana kamarnya terletak.
***
Malam sudah semakin larut tapi gadis cantik nan mungil itu masih belum bisa menutup matanya untuk tertidur.
Ara bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju jendela kamar, dilihatnya hujan masih deras belum lagi ditambah dengan angin yang semakin kencang membuat suasana malam itu semakin mencekam.
"aduh gue gak bisa tidur lagi. Mom, Dad, Ka Gisel. Ara takut." gumamnya lirih lalu kembali menuju ranjangnya dan menutup seluruh badannya dengan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Om! (Revisi)
RomanceUmur bukanlah alasan utama pemersatu cinta. Semuanya berubah disaat aku mengenalnya.. Mengenal dia yang datang dengan seribu drama indah dihidupnya.. Dengannya juga aku jadi paham apa arti cinta yang sebenarnya tanpa harus banyak mengumbar kata. D...