Maafkan typo.
.
Happy reading 😉
.
.
"baiklah, pagi ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Jerman, silahkan masuk." titah Pak Arif membuat murid baru itu masuk kedalam kelas yang nampak hening, dan menjadikan murid baru itu sebagai pusat perhatian tak terkecuali Dira yang kini ikut memandang murid baru itu dengan lekat.
"Ra, jadi itu murid barunya, OMG dia.... "
"gue udah kenal kok dia siapa." potongnya dengan acuh membuat Dira menatapnya terkejut.
"Perkenalkan nama gue Daniel Arsena, ya walaupun gue asal sekolah dari Jerman, tapi waktu kecil gue tinggal di Indonesia apalagi nyokap gue asli Jakarta. Salam kenal dan mohon kerja samanya ya. "Ucap seorang pemuda tampan dengan wajah oriental Jerman, berlesung pipi itu memperkenalkan dirinya.
"Hai, Daniel." sapa para geng cewe alay kelas XII IPA 1 yang berada di pojokan paling belakang.
Sementara yang lain hanya menatap Daniel dengan keterpanaannya pada sosok Daniel Arsena tak terkecuali Dira yang menatap Daniel dengan senyum manis.
Ara menghela nafasnya jengah seraya memutar kedua bola matanya malas.
"dasar alay." gunamnya dengan suara yang sangat pelan agar orang lain tak mendengarnya.
***
"maksud lo, lo cinta sama dia?" pekik Fahrent ketika mereka berada di Cafe tempat favorite Keenan.
"menurut lo? "
"Nan, apa lo yakin mencintai seseorang Arabella, sedangkan Ara masih kecil Nan dia masih 16 tahun, sementara lo, lo udah 29 tahun Keenan. Kita ini sekarang udah ga muda lagi, apalagi menurut gadis seusia Ara kita ini udah mereka anggap seperti Om-Om Keenan." Fahrent memijit pelipisnya yang terasa pusing memikirkan sahabatnya yang malah jatuh cinta pada anak kecil seperti Arabella.
"emangnya kenapa, emangnya ada yah Undang-Undang yang melarang Om-Om kaya gue jatuh cinta sama anak ABG kaya Ara? "
"bukan gitu Nan, tapi tugas lo itu buat ngejaga Ara bukan buat jatuh cinta."
"gue tahu itu, tapi lo tahu kan, cinta itu adalah perasaan yang paling alami yang bisa tumbuh kapan saja di hati seseorang, dan gue sebagai manusia biasa, gue gak bisa buat ngehindarin akan datangnya cinta." ucap Keenan dengan pasrah.
"iya, gue tahu dan gue paham betul itu. Tapi entah kenapa perasaan gue gak terlalu tenang kalau lo turutin terus perasaan lo itu, gue kaya yang ngerasa aja kalau lo sama Ara itu.. "
"bukan jodoh karena gue lebih tua darinya? "
"bukan gitu Nan, kalau lo emang cinta lo boleh perjuangin karena itu hak lo. Gue cuman ngerasa aja kalau bakal banyak rintangan yang bakalan lo hadapin kalau lo terus menuruti perasaan lo."
"maksud lo? "
"lo tahu kan gue indigo yang gak terlalu mahir, jadi gue gak bisa baca masa depan lo terlalu jauh, gue cuman mau ingetin sama lo. Sepahit apapun kehidupan yang akan lo jalanin nanti, lo harus bisa sabar menghadapi semuanya karena kepahitan yang akan membuat lo menjadi dewasa, dan dibalik kepahitan lo itu gue yakin akan ada kemanisan yang tersimpan di akhir." Fahrent tersenyum singkat dan menepuk bahu Keenan pelan.
"jika nanti lo berfikiran untuk menyerah, lo harus ingat satu hal, kalau masih ada cinta yang kuat tertanam di hati dan jadikan itu sebagai motivasi lo nanti agar lo gak menyerah sama kepahitan itu." tambahnya menyeruput minuman pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Om! (Revisi)
RomanceUmur bukanlah alasan utama pemersatu cinta. Semuanya berubah disaat aku mengenalnya.. Mengenal dia yang datang dengan seribu drama indah dihidupnya.. Dengannya juga aku jadi paham apa arti cinta yang sebenarnya tanpa harus banyak mengumbar kata. D...