Part 14

3.4K 175 0
                                    

Maafkan typo...

.

.

Karena kosa kata Aku dan anda kurang tepat, yaudah jadi kosa kata Ara ke Keenan diganti lagi seperti dulu yaitu aku, kamu.

.

Happy reading...

.

.

***

Hari demi hari terus bergulir, bahkan kini Ara sudah lulus tapi kenyataan hidup terus saja menyakitkan bagi seorang Keenan Arnold.

Kesabaran dan perjuangan Keenan selama ini sepertinya masih tak memberikan hasil yang sesuai.

Detik-detik yang selalu dibayangi rasa bersalah akan masa lalu.

Demi dia, saya bertahan, bertahan dengan seribu luka demi sebuah tawa yang entah kapan akan terwujud.

Menahan rasa sakit untuk membuatnya bahagia.

Memberikan segalanya untuk dia yang selalu acuh.

Mengajari kembali tentang cinta padanya yang malah selalu ingin berlalu.

***

"yaampun Ra, kamu kok belum siap-siap sih bentar lagi kan Keenan sampai? " Gisel menatap heran pada adiknya yang hanya diam, melamunkan sesuatu yang hanya adiknya tahu padahal hari ini Gisel sudah berjanji pada Keenan untuk menjemput Ara  fitting baju pengantin.

"aku kan udah bilang tadi sama Ka gisel kalau aku gak mau ganti baju."

"Oh, Tuhan Ara kamu ngaca dong gimana penampilan kamu, dan kamu masih ngotot gak mau ganti baju? " Gisel berdecak kesal menanggapi adiknya yang sangat keras kepala ini, bagaimana bisa Ara  terus ngotot tak ingin ganti baju sementara kini Ara hanya memakai piama doraemonnya dengan rambut berantakan khas bangun tidur dan muka dekilnya yang tak mau mandi.

"emangnya kenapa sih kalau Ara gak mau ganti baju? "

"Ya Tuhan Ara adiku tersayang, kalau Keenan melihat kamu seperti ini bagaimana? Emangnya kamu gak malu apa fitting baju pengantin tapi gak ganti baju, gak mandi dan dekil kaya gini? "

"kenapa harus malu sih kakaku sayang, toh yang dekil ini Ara bukan si tuan Arnold itu."

Ara membalikan tubuhnya menghadap Gisel dan menghela nafasnya perlahan.

"kalau Tuan Arnold benar bisa nerima Ara apa adanya, dia gak akan malu bawa Ara  fitting baju pengantin sekalipun Ara  dekil, gak mandi dan gak ganti baju ataupun Ara rombeng kaya gembel sekalipun dia gak akan pernah malu."

"iya, benar katamu kalau memang saya benar-benar menerima kamu apa adanya saya tidak berhak untuk malu membawamu. Bagi saya kamu akan tetap menjadi wanita tercantik di hidup saya setelah Mama saya. Sekalipun kamu dekil saya tidak akan pernah malu." tiba-tiba saja suara barithon seseorang menjawab ucapan Ara tadi.

"Lagian, saya rasa Ara tidak dekil ataupun kumel tapi dengan memakai piyama itu dia nampak terlihat sangat menggemaskan." Keenan mengedipkan sebelah matanya pada Ara yang malah dibalas kerlingan mata jengah ala Arabella Adreeas.

"tapi nan."

"sudahlah kamu jangan merasa tak enak seperti itu sel, lagi pula dengan Ara menerima pernikahan ini saja sudah membuat saya merasa sangat bahagia, jangan rusak kebahagiaan ini dengan hal-hal tak penting yang malah akan memperkeruh kembali suasana."

Ara menatap Keenan malas, jujur saja sebenarnya Ara masih belum sepenuhnya menerima Keenan, tapi entah kenapa seiring berjalannya waktu Ara merasa ada saja hal-hal yang membuatnya harus menikah dengan seorang Keenan Arnold.

Oh My Om! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang