Maafkan typo..Happy reading..
.
"kenapa harus sensi banget sih kalau lagi sama aku? " tanya Daniel mendekatkan dirinya pada Ara membuat Ara harus mundur beberapa langkah.
"kenapa hmm" Daniel mengelus pelan pipi Prilly sementara Ara terus saja melangkah mundur menghindari Daniel yang semakin mendekat.
Ekkhhhmmm
Deheman seseorang membuat Daniel menghentikan langkahnya untuk terus mendekat.
"apa yang kalian lakukan? " tanyanya membuat Daniel dan Ara langsung menoleh pada seseorang itu yang kini sedang menatap mereka dengan tajam.
"Ini..."
"emangnya kenapa sih? Om-Om gausah ikut campur urusan anak muda deh." celetuk Daniel yang dibalas pelototan mata dari Ara.
"Oh, seperti itu ya, sepertinya anda tidak tahu saya." ucapan Om-Om yang tak lain adalah Keenan dengan nada yang dibuat setenang mungkin.
"sudah tahu malah nanya. Lagi pula buat apasih tahu Om gak penting banget buat aku." balas Daniel sengit.
"Oh baiklah. My teeny ayo kita pulang." Keenan menarik lengan Ara tapi dihadang oleh Daniel.
"maksud Om apa sih main bawa Ara aja." protes Daniel.
"itu bukan urusan anda, urusi saja hidup anda dan saya tidak akan mengusik hidup anda. Tapi kalau anda berani mengusik hidup saya maupun Ara lagi, jangan salahkan saya jika saya akan berbuat sesuatu pada anda." Ucap Keenan dengan dingin melepaskan cengkraman Daniel pada lengan Ara dan membawanya masuk ke dalam mobil meninggalkan Daniel yang masih berdiri mematung di tempat.
***
"Om bawa mobilnya biasa aja dong gausah ngebut juga bisa keles." ucap Ara ketika Keenan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Om mau bunuh aku ya? Om dengerin aku gak sih?" sentaknya lagi karena ucapannya tadi tak dihiraukan oleh Keenan sedikitpun.
"Oh, yaudah kalau Om gamau melanin mobilnya." Ara membuka seatbelt dan membuka pintu mobil Keenan membuat Keenan menoleh kearah Ara yang bersiap akan meloncat dari mobilnya.
Keenan menarik tangan Ara dengan kasar. "apa yang kamu lakuin? Kamu mau mati hah? " bentak Keenan langsung merem mobilnya.
"terus apa bedanya sama Om yang bawa mobilnya ngebut? Sama aja kan Om mau bunuh aku." bentak Ara tak mau kalah.
Keenan menggeram prustasi, mengacak rambutnya kesal.
"tapi gak kaya gini juga." ucapan Keenan dengan nada suara yang terdengar melembut mencoba untuk meredam emosinya.
"tapi Om gak dengerin aku dari tadi." balas Ara masih dengan emosinya.
Keenan menghela nafasnya perlahan mulai menggenggam telapak tangan Ara.
"maaf tadi saya sedang emosi." Keenan mencium lembut kedua punggung tangan Ara yang ada di genggamannya.
"maaf saya tadi bisa mengontrol emosi saya." Keenan terus saja meminta maaf dan mencium punggung tangan Ara membuat Ara terdiam menatap Keenan dalam.
"maa.. "
"udah Om, Ara udah maafin Om kok." Potong Ara menunjukan senyuman manisnya.
"my teeny tetaplah berada disamping saya, apapun yang terjadi. Saya akan tetap menyayangimu atau bahkan lebih." Keenan merengkuh Ara kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Om! (Revisi)
RomanceUmur bukanlah alasan utama pemersatu cinta. Semuanya berubah disaat aku mengenalnya.. Mengenal dia yang datang dengan seribu drama indah dihidupnya.. Dengannya juga aku jadi paham apa arti cinta yang sebenarnya tanpa harus banyak mengumbar kata. D...