"Udah boleh dibuka belum?" tanyaku "Oke hitungan tiga kamu buka yaa, satu.. dua.. tiga.. buka sekarang" Rizky menyuruhku untuk membuka penutup mataku setelah aku membuka mata aku terkejut dengan apa yg ada didepanku.
"Boo, kamu yg milih tempat ini?" tanyaku tak percaya, "Iyalah siapa lagi sayang" sahutnya. "Kamu memang luar biasa Boo, makasih yaa aku seneng banget.", " Iya Bby sama-sama, aku bahagia kalo lihat kamu bahagia", "Kamu kok tau sih aku suka tempat kayak gini?" tanyaku penasaran "Ada deh, rahasia dong" ucapnya penuh misteri.
Cukup lama aku berjalan-jalan akhirnya aku mulai kelaparan "Boo, cari makan yuk! Laper nih" ucapku manja pada Rizky "Ayo, aku juga laper nih Bby" sahutnya. Kami pun mencari tempat makan kemudian memilih untuk pulang karena sudah cukup siang. "Gak mampir dulu?", "Gak Bby, lain kali ya udah siang soalnya. Daa lovely", "Iya deh Boo, Daa..." sahutku sembari melambaikan tangan pada Rizky yg semakin menjauh.
Christ POV
"Kak!", "Kenapa dik?", "Aku pergi dulu ya, sama Rizky", " Iya, hati-hati oke!!", "Siap bos!!". Revina berlalu meninggalkan ku yg menyimpan banyak rasa penasaran padanya. Apa adikku itu bahagia bersama Rizky? Mungkin dia sudah melupakan rasa cintanya padaku, aku lega karena dia bisa mencintai orang lain.
Aku pun berlalu dari dapur menuju ke kamar, namun saat melewati kamar orang tuaku tanpa sengaja aku melihat pintunya terbuka. Keisengan merasuki otakku untuk memasuki kamar itu, aku mengelilingi kamar yg luas itu merindukan kasih sayang dari kedua orang tuaku bahkan memory indah itu kembali berputar di otakku, memory saat aku bermain bersama mereka.
Saat aku akan kembali keluar, langkahku terhenti saat sebuah kertas berada di bawah sepatuku. "Kertas apa ini?" saat aku membukanya terdapat tulisan didalamnya, penasaran aku pun membacanya. Mataku terbelalak saat membaca tulisan yg ada pada kertas itu, hatiku rasanya sakit saat membacanya kembali "Kenapa kalian nyembunyiin ini dari kami, kenapa bunda?".
Perasaan ini, perasaan yg tidak nyaman yg ada di hatiku "Kenapa aku harus membaca surat itu? Kenapa hal ini harus terjadi pada kami?". Semua terasa hancur, jiwaku seakan menghilang dari tubuhku saat mengetahui kebenarah yg pahit ini.
"Kak Than.." suara itu membuyarkan lamunanku, aku melihat ke sumber suara dan benar saja Revina datang dari acara berkencannya hari ini. "Ehh kamu Na. Gimana, acaranya seru gak?" tanyaku basa-basi "Seru, tapi kakak gak ikut gak berkesan jadinya ya udah aku mau ke kamar dulu, capek banget." jawabnya membuatku kaget "Ohh, ya udah". Apa? Gak berkesan tanpa kehadiranku? Sepertinya dia masih menyimpan rasa padaku, tapi setelah 6 bulan dengan Rizky dia masih mengharapkanku?. Nana, seandainya kau tau yg sebenarnya.
Malam pun tiba, dan tak biasanya bunda berada dirumah. Namun kesempatan itu tak kan aku sia-siakan, aku akan menanyakan kebenaran tulisan yg ada pada surat itu.
"Bun, aku mau bicara" ucapku "Apa sayang, tumben?", "Tapi gak disini bun, aku pengen bicara empat mata sama bunda!" tegasku. "Iya sayang, bentar bunda mau beresin ini dulu" sahutnya.
"Bun, ini apa? Kenapa bunda gak pernah ngasih tau hal ini ke aku dan Nana, kenapa bunda sama ayah nyembunyiin kebenaran ini dari kita berdua? Kenapa bun?" tanyaku dengan marah kepada bunda sembari menunjukan surat itu padanya "Kamu dapet kertas ini dari mana?", "Itu gak penting, sekarang jelasin ke Chris kenapa bunda nyembunyiin hal ini dari aku?", "Bukan bunda gak mau jelasin ke kalian, tapi bunda pikir ini bukan saat yg tepat buat bunda ngasih tau kalian hal yg sebenarnya!", " Waktu yg tepat? Kapan bun? Kapan?", "Saat Nana udah bener-bener ngelupain perasaannya ke kamu!" jawab bunda yg kini mulai menangis "Bunda tau tentang perasaan Nana padaku?" tanyaku kaget "Iya bunda tau semuanya, bahkan bunda tau dia tidak mencintai Rizky seperti cintanya padamu" bunda kembali terisak dalam tangisnya "Maafin aku bun, gak seharusnya aku marah tadi dan bikin bunda nangis. Aku hanya tidak nyaman dengan semua ini setelah aku mengetahui kalu Revina bukanlah adik kandungku" tangisku sudah tak bisa ku tahan lagi, jujur aku tidak pernah menangis bahkan saat kakiku patah pun aku tak menangis "Aku sangat menyayangi Nana bun, aku gak bisa kehilangan dia, aku gak bisa bayangin seandainya dia tau semua ini dan dia bakal pergi ninggalin aku, aku gak bisa bun gak bisa" tambahku sambil menghapus air mata yg menetes di pipiku. "Bunda tau hal itu sayang, bunda pun gak bisa kehilangan Nana dia berarti buat bunda. Tapi mau bagaimana lagi bunda harus mengatakan semua ini padanya". Aku berlari menuju kamarku meninggalkan bunda sendiri dikamarnya dalam kondisi masih menangis.
Na, kakak sayang sama kamu kakak mohon jangan tinggalin kakak, kakak gak bisa hidup tanpa kamu Na. Entah kenapa, air mataku tak bisa berhenti mengalir dan bayangan itu terus menghantui pikiranku. "Kenapa semua ini terjadi padaku dan Nana? Kenapa?".
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hai🙋 udah publish lagi nih part lanjutannya, sesuatu yg menegangkan terjadi. Aku serem bacanya.
Whattt??? Revina sama Kak Than bukan saudara kandung? Apa yg terjadi saat aku menulis cerita ini? Jahat banget sih otak aku mikir sejauh itu, kak kasihan😭😭
Ohh iya, kalian pasti penasaran kan sama tempat yg Rizky sama Revina datengin tadi? Ini nih tempatnya
Bagus gak? Gak yaa?? Ya udah author cuma mau ngingetin aja jangan lupa VOMENT hargai karya penulis karena membuat cerita itu susah banget.
Salam hangat
KarinAsih, 06-06-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex
Kısa Hikaye[COMPLETE] Kisah seorang adik yg mencintai kakaknya sendiri namun pada akhirnya seseorang datang dan membuatnya tau arti cinta yg sesungguhnya. Seseorang itu memang membuatnya tau arti cinta tapi apa dia mencintai seseorang itu? Bisakah ia melupakan...