Aku Dan Dirinya

940 26 1
                                    

"Gue suka sama lo, gue sayang sama lo!", " Tapi ini salah, salah besar!", "Apanya yg salah? Apa mencintai seseorang adalah hal yg salah?", " Bukan, cinta emang gak salah tapi orang yg lo cintalah yg membuatnya terlihat salah!". Pria itu meninggalkanku disini, sendiri, dalam sepi.

Revina Nathalia itulah namaku, nama pemberian ibuku. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Kakakku bernama Christ Nathan. Seorang cowo cool dan maskulin, wanita mana yg gak tertarik sama brother ku itu?. Aku dengannya beselisih satu tahun. Karena kami cuma dua bersaudara jadi kemana-mana kami selalu bersama.

Bunda selalu sibuk dengan kegiatan sosialnya, sedangkan ayah sibuk dengan kantornya. Jarang sekali kami jalan-jalan, jangankan berlibur untuk sarapan pun aku selalu berdua dengan kakakku.

Sampai sekarang pun kami masih tetap bersama, meski kami berdua mulai merasa canggung bila bersama setelah kejadian itu. Entah kapan aku mulai merasakan perasaan aneh itu.

Perasaan aneh yg mulai aku rasakan ini sangat berbeda, entah apa aku tidak tau yg pasti aku hanya ingin kak Than selalu berada disisi ku.

Aku berasal dari keluarga yg berada, bahkan bisa dibilang sangat berkecukupan. Rumahku pun sangat besar namun membuatku tidak nyaman, bukan karna luasnya tetapi karena suasananya begitu sepi.

Aku jarang sekali membawa teman kerumah, karena aku takut teman-temanku akan mengetahui identitasku yg sebenarnya. Aku tidak ingin hal itu terjadi, aku tidak ingin menjadi populer karena hal itu. Namun berbeda dengan Cindy, ia sahabatku dari kecil jadi aku tidak takut kalau ia akan mengatakan rahasiaku pada semua orang.

Kami bertemu karena ia pindah ke sebelah rumahku, kami jarang sekali bertengkar kalaupun itu terjadi paling cuma lima menit.

Aku sangat menyayangi keluargaku, bahkan aku lebih menyayangi mereka dibanding dengan diriku sendiri, namun mimpi aneh itu selalu menghantuiku, mimpi tentang siapa identitas ku yg sebenarnya. Mimpi bahwa aku bukanlah anak kandung dari ayah dan bunda. Namun aku menepis hal itu jauh-jauh.

Aku selalu meminta bunda untuk menyekolahkan ku di tempat kak Than sekolah, aku takut bila jauh dari kak Than bahkan dulu aku menangis seharian karena dipisahkan darinya.

Banyak yg mengira kami ini kembar, karena kami selalu bersama. Ayah dan bunda jarang dirumah jadi aku menghabiskan banyak waktu bersamanya. Kami bermain bersama,bahkan tidur bersama. Aku tak pernah bisa jauh darinya, menurutku dialah separuh jiwaku.

"Kak Than, kau bersembunyi dimana? Jangan membuat ku takut!" Aku berusaha mencari kakaku sembari menghilangkan rasa takut yg menjadi jadi didalam diriku. Sudah sedari tadi aku berteriak namun tak ada balasan juga.

"Kakak, kau dimana? Aku takut sekali". Aku mulai menangis karena tidak menemukannya, tiba-tiba.

" Dooorrr..."

Suara itu membuatku kaget kemudian berlari terbirit birit menuju ke kamar ku karena ketakutan.

"Aaaaa... Tolong aku ada hantuuu!!"

"Hahahaha... Rev kamu mau kemana? Ini aku Kak Than". Seru kakak ku sambil tertawa.

Didalam kamar ku, aku menangis sesenggukan karena ketakutan. Tiba-tiba ada seseorang yg membuka pintu kamar ku sembari berkata "Rev, apa kau menangis? Maafkan aku, aku hanya bercanda tadi". " Tapi itu gak lucu tau!" Sahutku.

Memory itu kembali mengingatkan ku dengan masa kecil yg indah saat bermain-main bersama kak Than, bagaimana ia menjagaku, caranya merawatku, hal itu yg membuatku nyaman berada didekatnya hanya berada di sampingnya aku merasa aman.

Bisakah aku menjadi anak-anak kembali? Aku merindukan masa-masa bermain bersama kak Than, merindukan saat-saat kami sekeluarga berlibur entah itu keluar kota atau bahkan keluar negeri.

Bunda, aku sangat merindukanmu. Apa kesibukanmu membuatmu melupakan aku dan kak Than, kau sama saja dengan ayah hanya bisa berjanji tanpa bisa menepati.

Oke flashback selesai, aku tak ingin larut dalam kenangan indah itu. Tidak ingin melupakan hanya saja aku tidak ingin terbayang-bayang kenangan itu terus. Seperti hantu, selalu menghantuiku

Kriiinnggg......
Bel sekolah membuyarkan lamunanku, bukan lamunan tapi ingatan masa kecilku. Sambil berlari kecil aku menuju ke kelas ku.

"Lo darimana aja Na, gue bingung nyariin lo dari tadi tau" gerutu Cindy padaku, ya aku memang sekelas dengannya namun tidak sebangku ia duduk didepanku "Kepo yaa?" jawabku "Isshhh lo ditanya bener-bener jawabnya kayak gitu", "Tempat biasa", " Ohhh...." Cindy hanya ber-oh ria.

























------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nikmatin aja ya walaupun gaje, pemula soalnya
Tapi enjoy terus sama cerita ini
Bantu VOMENT yaa guys, biar author merasa lebih dihargai (ciahh dihargai, emang harga lo berapa??)😂😂

Salam
Christ Nathan

KarinAsih

Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang