4. Tolong aku, Daiki!

18.4K 1.3K 5
                                    

Hari ini Akihiko akan menemui Daiki. Ia begitu bersemangat, berharap bisa cepat-cepat mendapat pekerjaan dan meringankan beban Seika.

"Oy, Aki. Bersemangat sekali."

"Uh, Masato. Tentu saja, aku akan berusaha juga untuk meringankan beban nee-chan."

"Jadi, kau akan menemui Kageyama-kun kapan?"

"Setelah istirahat."

"Kurasa, aku tidak bisa menemanimu."

"Kau pikir, aku anak kecil. Pergilah urusi urusanmu. Aku akan menemuinya walau tanpamu."

"Aku berpikir bahwa kau sudah menggantungkan hidupmu padaku."

"Hidupku lebih berharga untuk bergantung padamu."

"Ha-ha-ha, ya, ya. Aku pergi dulu. Semoga beruntung."

"Kau tahu, aku adalah pria beruntung."

Masato tidak menggubris perkataan Akihiko. Sedangkan, Akihiko juga tidak berniat mempermasalahkannya. Ia kemudian berjalan menuju kelasnya. Mengikuti kelas dengan sedikit rasa bosan sampai jam istirahat berbunyi.

Akihiko bergegas merapikan barangnya. Pergi keluar kelas demi segera menemui Daiki. Namun, dasar Akihiko bodoh, ia bahkan tidak mengenal Daiki kecuali nama dan wajahnya. Sekarang ia merasa putus asa. Buat apa semangatnya pagi tadi? Harapannya kandas dengan kenyataan bahwa ia hanya bisa bertemu Daiki lewat keberuntungan. Meski ia sempat mendeklarasikan sebagai pria beruntung, tetapi ia sendiri pun tak punya jaminan.

Akihiko berjalan dengan lesu, berjalan ke kantin, membeli roti dan air putih. Ia memakannya dengan wajah cemberut. Sampai akhirnya, ia mendengar percakapan yang membangkitkan semangatnya lagi.

"Apa hari ini jadi bertanding?"

"Tentu saja, mereka sedang memulai persiapannya. Pertandingan seperti ini banyak dinantikan orang."

"Kau benar. Kau akan mendukung siapa?"

"Aku bukan berkhianat dengan mendukung orang lain. Tapi melihat kemampuan tim basket kelasku, tidak akan ada apa-apanya dengan tim Kageyama. Mereka hanya terlalu bodoh untuk menantang Kageyama."

"Ha-ha-ha aku sedikit setuju denganmu. Tapi, aku akan mendukung tim kelas. Siapa tahu, bahwa hari ini mereka benar-benar mendapat prestasi gemilang mereka."

"Jadi, ayo kita ke lapangan, aku rasa pertandingan seharusnya sudah dimulai."

Akihiko mendengarkan percakapan mereka dengan seksama. Ia tidak menguping. Mereka saja yang berbicara terlalu keras, dan kebetulan Akihiko mendengarnya. Lagipula, Akihiko pikir ini bukanlah hal rahasia, jadi tak masalah bila semua orang tahu. Ia beranjak dari duduknya, mengikuti dua pria tadi. Semangatnya sudah kembali lagi karena ia akan memiliki kesempatan untuk bertemu Daiki. Sungguh, ia tidak pernah menyangka bahwa ia benar benar pria beruntung.

Ketika sampai di lapangan, Akihiko tidak pernah menyangka bahwa tribun penonton sudah penuh. Ia juga melihat bahwa pertandingan sudah dimulai. Ia mulai memilih tempat duduk dan mendapat di bagian yang atas. Cukup jauh, tetapi masih jelas bila untuk melihat rupa Daiki. Sorak-sorai penonton menggema mengelu-elukan nama Daiki. Ternyata Daiki sangat populer. Akihiko melihat permainan Daiki dan terkagum-kagum. Permainan Daiki mirip permainan seorang pro. Atau bahkan Daiki memang seorang pro? Akihiko menikmati menonton pertandingan itu, sampai akhirnya selesai dan permainan dimenangkan tim Daiki. Tidak heran, meski Akihiko tak mengerti tentang basket, ia bahkan bisa menilai bahwa tim basket Daiki sungguh mengagumkan.

Para pemain sudah pergi dari lapangan, begitu juga dengan penonton. Akihiko buru-buru turun agar bisa mengejar Daiki. Sampai di bawah ia menengok kanan kiri mencari Daiki. Akihikk tersenyum lebar ketika melihat Daiki tepat berjalan ke arah kanan.

Dumb! (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang