Tamu Kejutan

398 32 10
                                    

Gue menghabiskan waktu dengan tiduran di depan ruang tivi. Hari ini hawanya sumuk banget, bikin gue malas mengerjakan apa-apa. Untung hari ini nggak ada jadwal bimbel, jadi gue bisa bermalas-malasan sesukanya. Gue bangun sebentar, melepas kaos, lalu melemparkannya ke atas karpet. Sejurus kemudian gue kembali rebahan menikmati siaran tivi.

Dengan badan kurus-kering-kerontang-tinggal-kulit-isi-tulang yang sangat tepat merepresentasikan musim kemarau ini, gue jadi mirip ikan asin berbentuk manusia yang lagi dijemur, tinggal dikasih garam aja. Mata gue mulai terasa berat untuk dibuka. Akhirnya gue pun terlelap, sekarang gantian tivi yang nonton gue.


Tok...tok...tok

"Assalamuaikum..."

Pintu ruang tamu tempat gue tertidur diketok oleh seseorang. Entah siapa. Tapi paling tamunya Nyokap, soalnya suaranya perempuan.

"Waalaikumsalam..," setengah sadar gue membuka pintu.

Ternyata yang mengetok pintu tadi bukan ibu-ibu, tapi mbak-mbak yang kalau ditaksir seumuran anak SMA. Nggak mungkin kalau cewek ini temennya Nyokap, setau gue Nyokap nggak pernah gaul bareng anak-anak baru gede. Pasti dia temennya Dakocan. Kalo dilihat sekilas, temennya Dakocan ini manis juga. Entah Dakocan pakai pelet apa, sampai-sampai cewek manis ini mau dengan suka rela datang sendiri ke rumah gue tanpa ditarik pakai tambang.

"Cari siapa yah?" kata gue.

"Cari Hendra," dia senyum-senyum.

"Hahh?" alis gue ngangkat satu.

Cari gue? kayaknya gue nggak pernah kenal anak ini.

"Hehehe...ndak usah heran gitu, yang nyari bukan aku kok. Tapi ini nih," kata cewek itu sambil menunjuk ke arah belakang.

Dari balik tembok muncul sesosok cewek yang biasa hadir dalam lamunan gue.


VEE!


KKYYYYAAAAAA!!!

Ini... ini seriusan nih? Ini Vee beneran kan? Vee main ke rumah gue? Mampus, gue belom mandi! Eh masih ada iler yang nempel nggak? Parfum mana parfum? Tadi gue taruh sebelah mana ya? Eh emang gue punya parfum?

Gue heboh sendiri.

"Hei," Kata Vee sembari menundukkan kepalanya, seakan menghindari menatap ke arah gue.

"Eh...iya, hei Vee," kata gue.

Gue heran kenapa Vee nggak mau melihat ke arah gue. Mungkin Vee malu karena ini pertama kalinya dia main ke rumah gue. Atau jangan-jangan, ada yang salah sama penampilan gue? Gue lihat kebawah..

HYYAAAAAAA!!!


GUE BELOM PAKAI BAJUUU!!!


TIDAAAAAKKK!!!


Pantesan Vee nunduk-nunduk begitu. Dia nunduk bukan karena malu, tapi lantaran jijay-bajay melihat badan gue yang tanpa busana. Kalo badan gue kayak model L-Men sih nggak masalah, gue malah bakal pose layaknya binaragawan nunjukin otot-otot bisep yang besarnya kayak telur dinosaurus di depan Vee. Tapi lha ini jangankan otot, jumlah daging dibadan gue aja minim banget terbukti dengan gurat-gurat tulang rusuk yang nyeplak sampai ke kulit.

NomadeNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang