Part 10: How?

79 6 0
                                    


**
**

  "Tapi ada sedikit masalah." Ucap Jeremy.

  "Masalah apa, kak?" Tanya Shara penasaran.

  "Itu.. Kaki nya terkilir dan butuh waktu yang cukup lama untuk sembuh, kira kira seminggu."

  Pangeran Austin dan Shara saling bertatapan, bagaimana cara mereka sampai di EastLand dengan cepat bila tidak menunggangi kuda? Akan membuang - buang waktu saja bila menunggu Kuda putih Pangeran Austin untuk lekas sembuh.

  "Bagaimana ini, Pangeran?" Shara tampak kebingungan menatap Pangeran Austin yang juga memasang wajah bingung.

  "Bagaimana ya." Mereka berdua terlihat bingung, yang baca juga bingung.

  "Apa tidak ada kuda lain disini?" Tanya Pangeran Austin.

  "Mana ada.." Jawab Jeremy sambil melipat tangannya.

  "Hei! Hei! Hei!"

  Semua menoleh kearah Sherryl.

  "Tidak ada gunanya bingung - bingung seperti itu, kalian masih punya kaki! Pergi jalan kaki saja apa salahnya?" Sherryl menyarankan,

"Lagipula untuk apa buru - buru Kesana? Toh, sampai nya juga bakal sama sama aja." Tambahnya.

Shara menelan ludah, ia hanya ingin cepat sampai ke EastLand untuk membebaskan Paman Brandon agar bisa pulang kembali ke rumah bersamanya, lagipula.. Ia juga diundang ke Istana EastLand oleh sang Pangeran Marcellius.

  "Aku buru buru karena aku ingin membawa Paman Brandon cepat pulang juga, Sher." Jelas Shara singkat.

"Ngapain minta bantuan kerajaan lain kalau yang menahan adalah kerajaan Pangeran NorthLand sendiri? Pangeran yang ada di sampingmu sekarang?"

DEG!
Jantung Shara berdegup kencang saat mendengar perkataan Sherryl,

"Yah, aku masih tahu diri karena keadaan Pangeran Austin juga sedang tidak pas. Sebab ia sedang kabur dari Istana." Ucap Shara pelan.

Sherryl menggeleng - gelengkan kepala "Kalau begitu pulang saja, Pangeran? Untuk apa kabur - kabur segala? itu tidak ada gunanya."

"She.. Sherryl?" Jeremy mencoba menghentikan Sherryl yang memang orangnya blak - blakan.

  "Jangan bicara seperti itu Sherryl!" Ibu Sherryl membentak pelan.

Pangeran Austin menarik nafas pelan,

"Terima kasih masukannya."

"Tapi.. Kau tidak tahu apa masalah sebenarnya." Pangeran Austin tersenyum.

Sherryl menunduk dengan wajah merona, perdebatannya dikalahkan hanya dengan sepatah dua kata dan senyuman manis Sang Pangeran.

"Ah sudahlah." Sherryl berbalik dan menuju kekamarnya.

"Tempat tidur kalian nanti akan disiapkan Ibu ku." Tambahnya sebelum menutup pintu kamarnya.


***
SHARA POV
***


Blam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang