-Part 6-

193 38 0
                                    

Bel istirahat yang menandakan berakhir, telah berbunyi kencang. Semua anak kembali ke dalam kelasnya masing-masing. Pelajaran hari ini di kelas Fiona adalah olahraga. Mereka semua segera berganti seragam sekolah mereka menjadi pakaian olahraga.

"Kok lemes gitu sih?" tanya Pam yang sedang berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.

"Masih kepikiran ucapan kepala sekolah ya?" tanya Fiona.

Anna hanya mengangguk lemas, Pam dan Fiona mencoba kembali menenangkan sahabatnya itu dengan tetap terus bersemangat. Setelah berganti pakaian olahraga, mereka segera berjalan menuju lapangan.

"Hari ini pengambilan nilai basket. Bapak ingin kalian memasukkan bola basket ke dalam ring sebanyak banyaknya dalam waktu 1 menit. Kalian siap?" tanya pak Tomi.

Semua anak menganggukan kepalanya, kemudian pak Tomi memanggil nama mereka satu persatu dari absen paling bawah sampai tiba pada akhirnya, pak Tomi memanggil nama Anna Jean.

Anna segera berdiri dan berjalan menuju pak Tomi tanpa memperlihatkan ekspresi diwajahnya sedikitpun.

"Anna, siap? 1 menit dari sekarang, di mulai," ucap pak Tomi yang kemudian membunyikan pluitnya. 

Teman sekelas mereka terkagum melihat aksi Anna yang terus memasukkan bola basket ke dalam ring basket tanpa ada satu pun yang meleset. Anna mampu menghasilkan 20 skor dan terus berjalan."

"Kayaknya itu bukan shoot-an biasa deh," ucap Fiona.

"Maksud lo?" tanya Pam.

"Dia ngelampiasin emosinya ke bola basket itu. Lo liat deh muka Anna, gue tau dia nangis. Tapi, air matanya ketutup sama keringat dia," jawab Fiona.

Pam memperhatikan wajah Anna dari kejauhan dengan menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri, kedua matanya terus mengikuti ke mana arah Anna berlari.

"Pritttttt..."  Suara pruit pak Tomi berbunyi nyaring, tetapi Anna tetap memainkan bola basketnya tersebut.

"ANNA STOP!" teriak pak Tomi.

Seketika itu juga, Anna berhenti ditengah lapangan dan tersungkur. Melihat hal tersebut membuat Fiona dan Pam segera berlari menghampiri sahabatnya.

"Lo gapapa?" tanya Fiona.

"Ayo bangkit," ucap Pam yang tersenyum sambil menyodorkan tangannya ke arah Anna, ia pun bangkit dan mereka berjalan kembali menuju pak Tomi. Setelah pengambilan nilai selesai, mereka kembali menuju kelasnya.

Tidak lama kemudian, bel pulang terdengar berbunyi kencang. Anna, Pam dan Fiona masih berada di dalam kelas mereka, sementara yang lain telah meninggalkan sekolah.

"Dap... Dap... Dap..." Suara orang yang sedang berlari terdengar jelas.

"Thank God, kalian belum pulang," ucap Bejo yang datang menghampiri kelas mereka.

"Ada apa?" tanya Pam.

Bejo memanggil Pam untuk berbicara diluar. Setelah Pam mendekati Bejo, mereka pun berdiri di dekat railing tangga sekolah. 

"Jadi gini, sebentar lagi gue bakal ulang tahun."

"WHAT???"

"Shit! Gausah teriak Pamela!"

"Maaf, terus-terus..."

"Gue mau ngundang kalian buat dateng--"

"Ya kalo gitu, ngomongnya di dalem aja. Kenapa harus diluar?"

Bejo menjelaskan tujuan sebenarnya mengajak Pam berbicara di luar. Dan hal itu membuat Pam tersenyum sungging ke arah temannya.

"Oh begitu. Gampang. Tapi lo tau 'kan, sekarang itu ngga ada yang gratis," seru Pam.

Bejo mengangguk tanda mengerti, setelah itu ia pergi meninggalkan Pam dan Pam sendiri kembali ke dalam kelasnya. Tidak lama setelah itu mereka bertiga berjalan menuju parkiran.

"Pamela bawa mobil?" tanya Anna yang melihat Pam mengeluarkan kunci mobil.

Pam mengangguk, "Maaf, Anna. Semalem gue nginep di rumah Fiona."

"Oh, kemaren lo spam call sama spam text niatnya mau nginep di rumah gue? Yaudah gapapa, kalian duluan aja. Supir gue udah di jalan. Nanti kalo ada waktu, gue bakal ke rumah Fiona," jelas Anna.

"Kita duluan ya An, lo hati-hati di sini," saut Fiona yang berdiri di samping pintu mobil.

"Selo. Selama ada bang Ntin, semua aman terkendali," jawab Anna sambil mengunyah permen karet.

Setelah Pam dan Fiona masuk ke dalam mobil, mereka segera meninggalkan Anna di sekolah.

"Jadi, kapan Bejo mau ngadain pesta?" tanya Fiona yang membuka pembicaraan di tengah perjalanan mereka.

"Sabtu ini," jawab Pam.

"Sekarang hari apa ya?"

"Kamis."

25 menit dalam perjalanan, mereka sudah tiba di rumah Fiona. Untuk sementara, Pam menginap di rumah sahabatnya hingga keadaan rumah kembali normal. Mereka segera memasuki kamar dan Pam langsung mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi. Sementara Fiona sibuk dengan ponselnya kembali. Dia duduk di kursi belajar sambil melihat foto Farrell melalui Instagram.

"Kok lo ganteng banget sih? Ngalahin satpam sekolah gue. Haduh Farrell," gumam Fiona.

Setelah Pam selesai, sekarang giliran Fiona yang berjalan memasuki kamar mandi. Pam yang melihat ponsel Fiona tergeletak di atas meja belajar, segera mengambil ponsel tersebut dan melihat album foto milik Fiona.

Pam menggeleng melihat isi dari ponsel Fiona, "Etttdah. Farrell lagi Farrell lagi."

Tiba-tiba ponsel Fiona bergetar dan ternyata ada panggilan masuk dari Bejo, "Bejo? Ngapain nelfon? Angkat ga ya? Ah pura-pura gatau deh."

Dia segera meletakkan ponsel Fiona kembali seperti semula. Pam berdiri di depan cermin sambil mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. Fiona pun berjalan keluar dari kamar mandi dan langsung menuju meja belajarnya.

"Loh, Bejo barusan nelfon gue nih," ucap Fiona yang terkejut mendapat pemberitahuan missed call dari Bejo.

"Oh ya? Coba aja lo BBM," jawab Pam.

Fiona langsung membuka BBM-nya dan mengirim pesan untuk Bejo.

"Gue laper, yuk makan..." ajak Pam.

Fiona dan Pam segera berjalan menuju ruang makan dan memulai untuk makan siang.

"Kok rumah sepi gini?" tanya Pam saat mengunyah nasinya.

"Ya beginilah kalo mama sama papa gue sibuk. James pun kuliah, pembantu gue paling tidur siang," jawab Fiona.

10 menit mereka berada di meja makan, Fiona segera membersihkan meja makannya, setelah itu mereka duduk di ruang TV.

"Anna jadi ke sini ngga ya?" tanya Fiona pada Pam.

"Ngga tau. Gue ga yakin Anna bakal dateng ke rumah lo," jawab Pam yang sedang asik menonton serial kartun.

[Completed] My Perfect CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang