-Part 18-

173 33 0
                                    

Fiona menarik napas panjangnya tiga kali seakan-akan ia akan mati hari ini. Bagaimana tidak, dalam waktu cepat, nama Fiona Sabrine sudah terucap dari setiap mulut siswi yang menyukai Farrell. Tapi sepertinya hanya Fiona yang merasakan himpitan dunia tersebut, dia melihat Farrell dari lantai 2 sedang asik berbicara dengan sekumpulan teman kelasnya di tepi lapangan.

Wajah manis Farrell di tangkap dengan cepat oleh otak Fiona, Fiona terus berdiri dan melihat aktivitas teman-teman sekolah saat berlangsungnya jam istirahat.

Hari ini, Fiona tidak pergi ke kantin bersama dengan Anna dan Pam untuk istirahat karena dia tidak ingin membuat keributan akibat dirinya. Fiona yakin jika dia pergi bersama kedua sahabatnya akan membuat Anna bertambah emosi saat mereka tahu bahwa ada orang yang dengan sengaja menjelekkan diri Fiona.

Fiona berjalan memasuki kelasnya dan duduk di kursi dengan suasana kelas yang hening. Fiona melihat sebuah kertas yang berada dibawah meja Farrell. Dia segera mengambil kertas tersebut dan berniat untuk membacanya. Tetapi ternyata itu bukanlah selembar kertas, melainkan sebuah foto dirinya. Hal ini membuat Fiona bertanya-tanya mengenai lelaki tersebut.

"Farrell? Ngga mungkin. Ngapain dia nyimpen foto gue?" -Fiona merasa penasaran,- "Lebih baik, gue simpen aja deh."

Fiona memasukkan foto tersebut ke dalam tas dan mulai memainkan ponsel miliknya. Bel istirahat pun telah terdengar dan kini semua anak kembali masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Begitu Farrell masuk ke dalam kelas, ia terlihat tengah sibuk mencari sesuatu yang membuat Fiona hanya terdiam untuk memperhatikan dirinya sejenak.

"Nyari sesuatu?" tanya Fiona pada Farrell yang tengah mengeluarkan seluruh isi tasnya ke atas meja.

"Iya. Pulpen gue ke mana ya?" tanyanya.

"Ini pulpen Rell," ucap Fiona sambil menunjukkan pulpen milik Farrell yang berada di atas mejanya.

Farrell terlihat gugup dan segera kembali memasukkan semua buku ke dalam tasnya dan mulai menulis catatan yang di berikan oleh bu Inne. Selang beberapa menit kemudian, bel pulang pun berbunyi dengan kencang, semua anak-anak kini bersiap untuk pulang ke rumah. Saat Fiona dan kedua sahabatnya akan beranjak pergi, mereka melihat Tania datang dan menghampiri Farrell yang tengah membereskan buku-bukunya.

"Ayo pulang bareng yang," ucap Tania.

"WHAT? YANG?" -Pam membelalak,- "Kalian pacaran?"

"Kenapa? Masalah?" tanya Tania sinis.

"Jablay mah beda! Kasian ya Bejo di mainin doang sama kaka kelas yang kaya raya ini. Yuk Fi, balik, daripada lo sakit hati," saut Anna sambil menarik tangan Fiona.

Mereka bertiga pergi keluar kelas dan meninggalkan sekolah. Saat mereka berada di dalam mobil, Fiona terus terdiam dengan ekspresi wajah yang datar, membiarkan badannya bergerak mengikuti arah stir mobil Anna.

"Lo kenapa sih?" tanya Anna penasaran.

"Kepikiran omongan Tania ya?" Saut Pam.

"Kan, kan. Udah pernah gue bilang, lo tau kehidupan selebgram ganteng gimana? Dikerubuti cewe-cewe. Ditambah nama lo sekarang lagi booming di sekolah kita, kalo udah kayak gini yang ngehindar siapa? Yang malu siapa? Yang sakit hati siapa? Lo sendiri! Jauhin Farrell, block semua yang menyangkut tentang dia," jelas Anna.

"Udah Ann, Gue udah ngelakuin semua itu," kata Fiona.

"Lalu? Apa yang buat lo keliatan resah terus?" tanya Anna.

Fiona menggerakkan kedua bahunya naik-turun sambil terus menatap jalanan yang cukup padat. Mereka pun tiba di rumah Fiona, setelah Fiona turun dari mobil Anna, Fiona segera masuk ke dalam kamarnya dengan muka yang sangat kusut. 

"Maksudnya dia ngasih bunga mawar ke gue buat apa? Kalo pada kenyataannya Farrell sama Tania pacaran," batinnya.

Saat sedang merenung di kursi meja belajar, tiba-tiba ponsel Fiona yang ia letakkan di meja bergetar dan ternyata ia mendapat pesan masuk dari Bejo yang menyuruhnya untuk membalas pesan Farrell.

Fiona heran setelah membaca isi pesan dari Bejo, "Farrell? Emang dia kenal sama Farrell?"

Fiona tidak melakukan apa yang Bejo suruh dan sekarang ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, Fiona menarik kursi belajarnya dan duduk dihadapan jendela kamar. Dia melihat satpam rumahnya sedang menerima sebuah bingkisan dari tukang pos. Satpam tersebut segera berjalan menuju pintu rumah Fiona, yang membuat perempuan itu segera berlari dan membukakan pintu tersebut.

"Buat Fiona pak?" tanyanya.

"Iya Non," jawab satpam tersebut.

Satpam itu pun kembali ke posnya dan Fiona segera kembali masuk ke dalam kamarnya untuk membukakan sebuah bingkisan tersebut. Betapa mengejutkannya Fiona ketika ia menerima sebuah boneka beruang tanpa nama dari si pengirim boneka tersebut.

Fiona yang terlihat kebingungan segera menaruh boneka tersebut dan berjalan menuju ruang makan, "Siapa yang ngasih gue boneka? Apa jangan-jangan Farrell?"

"De... kok bengong?" tanya mama tiri Fiona yang menghampiri dirinya berada di ruang makan sendiri.

Fiona terkejut karena mama tirinya sudah pulang lebih awal dari biasanya. Setelah selesai makan, Fiona kembali ke kamarnya dengan perut yang dalam keadaan kenyang. Dia menaiki ranjangnya dan menyender pada dinding kamar.

Fiona berpikir setelah ia berusaha untuk move on dari Farrell, ia akan mendapat sesuatu yang indah. Tetapi pada kenyataannya, Farrell benar-benar masuk ke dalam dunia Fiona. Kini Farrell sudah tidak lagi menjadi lelaki khayalan perempuan itu, melainkan akan menjadi partner saat acara ulang tahun kepala sekolah nanti. 

"Kira-kira Tania bakal cemburu ngga ya, kalo gue satu panggung sama Farrell?"  gumamnya.

Hari semakin malam, Fiona bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju meja belajar. Dia teringat akan PR yang pak Iwan berikan hari ini. Fiona segera mengerjakan PR yang cukup banyak tersebut dengan mata yang semakin sayu.

Keesokkan harinya jam weker Fiona berbunyi kencang, napasnya tersentak begitu telinganya mendengar suara jam weker tersebut.

"Gosh..." ucapnya sambil berjalan menghampiri jam weker yang berada diatas nakas dan segera mematikannya.

Fiona segera mengambil handuk yang ia letakkan dibelakang pintu kamar dan memulai aktivitasnya sebagai seorang pelajar kembali.

[Completed] My Perfect CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang