Masa lalu yang kembali

525 38 7
                                    

Cukup kemarin saja aldira membawa mobil, ke area sekolah karena keteledorannya. Untuk sekarang aldira pergi ke sekolah dengan bus, yang sudah ia tunggu sejak tadi di halte. Sebenarnya pagi ini aldira sangat merasa tidak enak badan,dan perasaannya pun tidak enak, entah kenapa.

Saat aldira masuk, bus sangat ramai. Sampai-sampai dia tidak kebagian duduk. Terpaksa aldira berdiri, dia memasang earphone di telinga nya, untuk mengurangi rasa suntuk. masalnya sekolah masih cukup jauh.

"Hai" sapaan seseorang dari samping, namun aldira tidak mengubrisnya, karena memang dia tidak mendengar.

Dilepasnya earphone yang di pakai aldira, oleh lelaki tadi. aldira cukup jengkel dengan orang tersebut. Lalu aldira mendongak menatap orang itu dengan terkejut, Dia benar-benar tidak bisa berpikir. Bayangan masa lalu terus berputar di pikirannya

"Dira kita teman 'kan? Dan akan selalu menjadi teman selamanya" ujar seorang laki-laki sambil berlari membawa tangan aldira, aldira tersenyum dan berhenti berlari.

"Suatu saat kita akan lebih dari sekedar teman ya dir, aku janji itu" laki-laki itu berucap kembali, dan mendekap tubuh mungil aldira di pelukannya.

Azkha??-batin aldira.

Laki-laki yang mengambil sebelah earphone aldira tadi, memasangkannya di telinga sebelah kiri.
aldira ingin mengambil paksa sebelah earphonenya tadi, namun pergerakannya di tahan oleh laki-laki tersebut.

Mata bertatapan dengan mata, tangan bersentuhan dengan tangan, hati bersahutan satu sama lain. Namun ada yang berbeda bagi aldira.

Aldira tersadar kealam nyata, dia memalingkan wajahnya dan melepas tangan tersebut, di tariknya earphone dari telinga laki-laki tersebut

"Saya Arsen" dia mengulurkan tangannya di hadapan aldira. "Maaf ya soal tadi, boleh saya tahu nama kamu?" Seseorang yang bernama 'Arsen' itu tersenyum kepada aldira dan masih mengulurkan tangannya.

Aldira menatap uluran tangan itu sebentar, pikirannya sekarang kacau.

Arsen ? Azkha ? Arsen ? Azkha .

Tanpa terasa bulir bening mengembang di pelupuk mata aldira,aldira lalu memalingkan wajahnya saat bus yang ia naiki sudah dekat dengan halte sekolahnya.

"Aldira Mellarize" ujar aldira lalu turun di halte seberang sekolah.

**

Aldira memasuki gerbang SMA Tradana Mahogan. Dilihatnya gerombolan albian dan kakak perempuannya sedang tertawa ria, di tempat duduk dekat tangga. aldira ingin terbebas tapi ternyata keadaan berbanding terbalik dengan pemikirannya.

"Aldira" di panggilnya aldira oleh kakak perempuannya, aldrin.

mau tidak mau aldira berhenti menaiki tangga dan berbalik menghadap kakaknya. Gerombolan kakak laki-lakinya yang tadi tertawa sekarang menatap aldira dan aldrin. "Lo masih hutang penjelasan" terdapat gurat wajah marah dari kakak perempuan nya itu.

"Eng... yang mana ka? Gue gak ngerti" aldira menjawab takut-takut, banyak pasang mata melirik ke arah aldira sekarang.

"Udah ayo ikut gue" di tarik nya tangan aldira oleh aldrin. "Vyn, lo juga ikut ayok" ajak aldrin kepada kembarannya, alvyn. Yang di ajak hanya mendengus kesal.

"Ada masalah apasih mereka, tuh. Aneh tauk" edrick mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu.

"Ck, Mau tau aja urusan orang. Ke kelas yuk, Gak penting ngurusin mereka, paling mau di labrak aldrin." Albian menjawab dengan asal.

"Jadi orang gak usah kepo, bokep sih lo. Bocah kepo" Edrick mendapat toyoran dari temannya, Robi. Sekarang albia dan robi sudah angkat kaki dari tempat itu.

Love In High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang