11.

479 28 3
                                    

"Albian kita mau kemana?"

Albian berhenti berjalan dan melepas aldira dari gandengannya, dibuka perlahan sapu tangan itu. Posisi albian sekarang tepat berada dibelakang aldira.

"Gimana dir? Suka gak?" Albian bertanya sambil memandang langit indah. Mereka berdua sudah berada di rooftop gedung tempat prom night.

Aldira diam dan tertegun, wajahnya sudah pucat pasi dan nafasnya serasa tersegal. Dilihatnya pemandangan langit malam itu lurus-lurus.

"Dir!" Di balikan tubuh aldira sehingga menghadap kearah albian.

Ditatapnya mata aldira lekat-lekat oleh albian, digenggam nya kedua tangan aldira oleh albian. Diputarnya tubuh aldira sampai bersampingan dengan langit.

Dan saat mereka berdua menoleh kearah samping, bangunanlah yang menjadi saksi.

"Gue belajar banyak dari lo, Dir! Belajar arti hidup, belajar arti menghargai, dan belajar arti mencintai!" Aldira hanya diam membeku, tubuhnya sudah bergetar.

"Cinta hadir karena perkenalan, bersemi karena perhatian dan bertahan karena kesetiaan. Gue sok puitis banget ya? Tapi semua itu hadir saat melihat lo dir!" Jelas albian, Aldira yang mendengar perkataan itu terbelalak, tubuhnya makin bergemetar hebat.

Dibalasnya tatapan mata albian oleh aldira, dilihatnya sumber kebohongan yang akan dilakukan albian terhadap dirinya. Apa ini permainan albian selanjutnya?

"Maaf jika tanpa permisi gue punya rasa sama lo, salah lo sendiri sih, memulai tanpa permisi mengambil hati gue!" Albian tertawa pelan, diciumnya sebelah tangan Aldira oleh albian.

Diputar lagi tubuh aldira oleh albian menghadap ke arah depan, kearah gedung dan bintang-bintang. Dirangkul-lah tubuh aldira oleh albian.

"Liat dir," tunjuk albian kearah bulan yang terang benderang.

"Bulan itu kosong, bulan itu tidak punya cahaya, bulan itu sendiri. Tapi matahari membantunya untuk menyinari malam" Albian mengantung ucapannya.

Air muka sudah terpampang diwajah aldira. Wajahnya sudah memandang lurus, mendengarkan kalimat demi kalimat yang diucapkan albian.

"Lo tau maksud gue? Maksud gue, gue itu kaya bulan. Kosong, gak punya cahaya, sendiri dan lo hadir melengkapi kekosongan gue, menyinari hari gue dan menemani kesendirian gue," lanjut albian.

"Malam ini gue serius Dir, disini semua jadi saksi kalo gue cinta sm lo! Lo mau ya jadi pengisi hati gue??" Mohon albian menatap manik mata aldira.

Tak lama, ponsel albian berdering. Albian mengucapkan sumpah serapahnya pada sipenelpon, ia sangat mengganggu momen indahnya bersama aldira.

Tubuh aldira sudah lemas lunglai, air mukanya bercucuran dan menghapus make-up. Albian tidak sadar atas perubahan wajah aldira.

Alvyn is calling

"Ada apa si alvyn nelpon! Tumben banget!" Ujar albian dalam hati.

"Sebentar ya gue angkat telpon dulu!" Albian menjauh membelakangi aldira, diangkatnya telpon itu oleh albian.

"Hallo vyn, Ada apa?" Tanya Albian.

"Lo dimana?Dira sama lo? Lo tau dira dimana?" Pertanyaan serentetan dari alvyn membuat albian bingung, dan dari nada alvyn berbicara terdengar jelas nada khawatir.

"Ada apaan sih! Lo nelpon gue tiba-tiba, nanya aldira, ko gak jelas!"

"Jawab! Lo sama dira gak?" Alvyn tampak kalut.

Love In High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang