12. Kepingan Masa Lalu

669 27 10
                                    

A/N : Ada yang minta dibuatin Aldira POV. Nih ya aku buatin, tapi ya seadanya ajaa:)

Saran : Baca sambil denger lagu di mulmed

***
Aldira POV

Disinilah aku sekarang, bersandar dipusaran batu nisan seseorang yang berarti dihidupku. Dialah penyemangatku, dialah satu-satunya orang yang mampu membuatku jadi wanita tegar, wanita kuat, dan wanita sabar.

Ditaruh, rangkaian bunga mawar merah yang tadi kubeli di samping namanya, diusap batu nisan itu sampai terlihat namanya

Azkha Adiputra Willian
Bin
Irwan Adiputra

"Azkha, Dira kangen Azkha. Dira minta maaf baru sempet berkunjung kesini, Dira minta maaf!" Lirihku sambil mengalirkan bulir bening dari pelupuk mataku.

Kuingat semua kenanganku bersama Azkha, aku ingat kapan dan dimana Azkha mengungkapkan rasanya padaku. Dan kapan ia meninggalkanku karena kesalahanku.

"Ngapain kamu ada disini?" Sepertinya tidak hanya aku yang berada disini. Aku mengenal suara itu.

Kubangkitkan kepalaku dari nisan Azkha, kuhapus air mataku, kutolehkan wajahku ke arah samping. Kulihat wanita paruh baya berdiri tak jauh dari tempatku.

"Saya tanya, Ngapain kamu disini!" Tanya wanita itu lagi dengan Intonasi cukup tinggi.

Kuhapus air mataku, kubuka mulutku perlahan "Tante!"
Perempuan paruh baya itu berjongkok, dan mensejajarkan tubuhnya.

"Tante, tante Dira minta maaf, Dira tahu Dira dira salah, Dira minta maaf tante, Dira minta maaf" kutarik ingusku dan kuhempaskan nafasku.

"Tante Dira janji, Dira gak akan kesini lagi ko tante, Dira janji. Dira minta maaf, Dira minta maaf tante!" Ujarku dengan air mata yang sudah membanjiri wajahku.

"Dira," Dielus wajahku oleh Tante Hana, ibunda Azkha. "Dira gak salah sayang, Dira boleh kapanpun kesini, Dira wanitanya Azkha. Dira gak perlu minta maaf, Tante yang harusnya minta maaf

Kalo saja waktu itu tante restuin kalian, gak akan mungkin Azkha seperti ini, Tante terlalu terbuai oleh harta, sampai-sampai tante gak mikirin hubungan kalian, Tante yang minta maaf Dira!" Terang tante Hana, kugenggam tangan tante Hana, dan kucium punggung tangannya.

"Tante, Tante gak salah, Dira udah maafin tante. Disini, didepan pusaran makam Azkha, Anak tante, masa lalu Dira, orang yang kita sayang. Dira mohon maaf sama tante, maaf juga atas semua pembicaraan keluarga Dira," Lugasku yang diakhiri pelukan.

Aku dan tante Hana sama-sama berdoa, Pertikaian kami berakhir setelah lima tahun lamanya. Setelah selesi berdoa, aku yang lebih dulu pamit pada tante Hana, kupergi dari area pemakaman menggunakan supir pribadi keluargaku.

**

Jalan-jalan sore, mungkin sudah menjadi kegiatan favorit Arsen selama tiga tahun lamanya tinggal di indonesia.

Dengan celana pendek dan kaos, Arsen mengitari taman, tak jauh dari rumah orangtuanya. Ia berhenti di salah satu bangku taman yang diduduki seorang wanita, wanita itu sedang duduk sambil memejamkan matanya, telinganya sudah tersumpal earphone.

"Hai," Sapa Arsen pada wanita itu. Ia ikut duduk di bangku taman sebelah perempuan tersebut.

Wanita itu tidak mengubrisnya, ia hanya asik mendengarkan lagu yang ia dengar melalui Earphone yang ia pakai, sampai kemudian air matanya terjatuh.

Arsen sadar wanita itu menangis. Arsen melihat air mata wanita didepannya. Ditatapnya lekat-lekat wanita itu, sampai Arsen merasa bahwa wanita itu tidak sedang baik-baik saja. Wanita itu sedang kesepian, wanita itu sedang membutuhkan semangat.

Dilepasnya Earphone si wanita itu dari telinganya oleh Arsen, ditatapnya lekat-lekat wanita itu, dipegang pundaknya sampai wanita itu membuka matanya kaget.

"Setiap pertemuan yang indah pasti akan berakhir dengan sebuah perpisahan, karena dalam kehidupan ini tiada yang abadi, perpisahan ini akan menyakiti, tapi ku yakin hal itu akan membuat kita bahagia dikemudian hari" Terang Arsen membuat Wanita itu makin menangis histeris dan menunduk.

"Aku tau kamu butuh pundak, menangislah sesukamu!" Tutur Arsen dan membawa Wanita itu kedalam pelukannya.

"Perpisahan bukanlah akhir dari kehidupan. Tetapi langkah awal seberapa kuat kita meneruskan kehidupan ini tanpanya. Farewell must be always painful, it's natural. But,yakinlah bahwa selalu ada hikmah besar dibalik itu semua yang telah Tuhan rencanakan," Aldira tertegun, Aldira semakin sesegukan, jujur Arsen sangat mirip dengan Azkha. Tanpa sadar Aldira berteriak dipelukan Arsen.

"Azkhaaaaaaaa! Kenapa Azkha tinggalin Dira selamanya begini!!" Teriak aldira di pelukan Arsen.

Arsen terdiam, Azkha? Azkha mana? Azkha yang dimaksud Aldira apa kakaknya? Kakak kandungnya?

"Azkha? A-azkha siapa Al?" Tanya Arsen tak percaya.

Aldira melepas pelukannya pada Arsen, Ia menutup wajahnya dan mengapus air matanya. Diambilnya tas selempang Aldira lalu bangkit untuk pergi, namun tanpa sadar, Tangan aldira ditahan oleh Arsen.

"Al jawab!" Pinta Arsen, Aldira menghempaskan tangan Arsen.

"Jangan panggil gue Al, dan lo nanti juga akan tahu siapa gue!" Sambil menarik nafas, dengan wajah yang sudah merah padam, Aldira pergi meninggalkan Arsen yang masih duduk.

Arsen hanya pasrah, Arsen sadar, Arsen bukanlah siapa-siapa Aldira, dan Ia tidak ada hak apapun atas Aldira. Arsen akan menunggu sampai waktunya tiba, Sampai ia tahu siapa Aldira, dan Azkha yang di maksud Aldira itu apa kakaknya?

*****

Baru update lagi nih! Udah lama banget gak update ya. Haha, gak enak ya jadi anak kelas 10 yang dapet kurtilas, pulang sore mulu..

Seadanya aja ya, jangan lupa vote dan Komentarnya

30-july-2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang