Senin, satu hari diantara tujuh hari yang ada, yang merupakan hari paling menyebalkan bagi sebagian besar pelajar.
Nisa merupakan salah satu dari sebagian besar pelajar tersebut. Apalagi yang lebih menyebalkan, selain harus berangkat pagi untuk melaksanakan tugas piket yang jatuh di hari Senin, setelah itu ber panas-panasan di lapangan, dan saat masuk sudah dihadiahi ulangan fisika dadakan yang membuat kepala pusing tujuh keliling.
"Gak ada yang lebih susah lagi apa dari soal yang tadi?" Nisa kini sudah duduk dengan lesu, di salah satu kursi yang tersedia di kantin bersama Lisa.
"Iya, kepala gue serasa mau pecah saking susahnya," Lisa menimpali dengan muka yang tertekuk.
"Lo tau, dari lima belas soal yang ada, cuma tiga soal yang gue yakin jawabannya bener."
"Berarti gue masih mending ya, bisa jawab tujuh soal."
"Lo kenapa gak bagi bagi jawaban? Lo jahat sama gue." Nisa memajukan bibirnya dengan kesal.
"Gimana gue mau bagi bagi jawaban, kalau Bu Resti aja merhatiin sampe matanya mau keluar gitu."
"Lis, pesen makan gih! Gue laper habis ngerjain fisika."
"Dasar lo ya! Ya udah lo mau pesen apa?" Lisa bangkit berdiri dari kursinya.
Nisa nyengir. "Mie ayam sama es teh ya, nih duitnya," ujar Nisa sambil menyerahkan selembar uang berwarna ungu.
"Oke, tunggu bentar ya." Lisa berjalan menuju kios penjual mie ayam.
Setelah kepergian Lisa, Nisa merasa ada orang yang duduk di kursi yang ada di hadapan nya.
Ternyata Dinda dan Karin, teman sekelasnya. Karin duduk sambil nyengir kepada Nisa.
Nisa mengangkat sebelah alisnya, "ngapain lo cengar cengir? mau pamer behel lo yang habis ganti karet jadi warna ungu?"
"Lo gitu banget Nis, sama gue." Karin langsung mendatarkan wajahnya.
"Ngapain lo duduk disini?" Nisa menghiraukan ucapan Karin.
"Ya, mau makan lah masa mau boker," ucap Karin sebal.
Dinda yang sudah makan dengan tenang sedari tadi, tersedak kuah baksonya ketika mendengar ucapan Karin.
Nisa dan Karin pun sontak tertawa melihat ekspresi Dinda. "Karin mah rese, gue lagi makan juga!" Dinda cemberut setelah meminum es jeruknya.
"Ya, sorry." Karin meminta maaf di sisa sisa tawanya. Tepat setelah tawa mereka mereda, Lisa kembali sambil membawa nampan berisi dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es teh.
"Ngapain lo berdua disini?" Lisa bertanya setelah duduk di sebelah Nisa. "Tempat duduk yang lain udah penuh, makanya kita berdua duduk di sini," Dinda buru buru menjawab, sebelum Karin menjawab dengan jawaban yang sama seperti tadi.
Nisa dan Karin yang mendengar Dinda menjawab seperti itu, kembali tertawa. Lisa memadang mereka berdua dengan bingung, "lo berdua kenapa?"
"Mereka lagi eror, biarin aja." Dinda menjawab sambil melanjutkan makannya dengan sebal.
Lisa memandang ketiga temannya dengan semakin bingung 'ada yang aneh' pikirnya. Lalu ia pun hanya mengendikkan bahu dan memulai acara makannya karena dari tadi perutnya sudah berteriak minta diisi. Tanpa menghiraukan keanehan teman temannya.
★★★
Pertandingan basket antar sekolah akan dimulai 30 menit lagi. Rasya terlihat sedang berjalan di koridor sekolahnya. mungkin dia akan menuju lapangan indoor, tempat pertandingan tersebut diadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionAku mengagumimu dalam diam, menyukaimu dalam diam, mencintaimu dalam diam, dan merasakan sakit dalam diam pula. -Secret Admirer Kisah dua orang yang saling menyukai atau mungkin mencintai? Namun saat ini keduanya tak saling mengenal, apalagi menget...