1. Awal Mula

35.6K 2.4K 112
                                    

Satu hal yang nggak gue suka adalah ketika Mitha, sahabat terkutuk gue sudah mulai adu mulut sama sang ketua kelas. Padahal Mitha ini seorang wakil ketua kelas lho, tapi kenapa yah nggak ada akurnya sama si Dani -sang ketua kelas- ? Setiap hari ada saja bahan untuk adu mulutnya, ya karena masalah sepele ataupun masalah yang lumayan besar. Cuma yah, kebanyakan sih dari masalah sepele. Seperti pagi yang cerah ini, cuma masalah jadwal piket aja mereka ributin.

Si Mitha si biang kerok awalnya, dia nuduh si Dani nggak mengawasi para murid yang sedang piket dan alhasil kelas yang seharusnya bersih tetap saja terlihat kotor. Terus, emang Dani anaknya yang nggak mau kalah pun nggak terima di tuduh seenak jidat lebarnya Mitha. Akhirnya mereka berdua pun duet maut, seperti Anang dan Ashanti gitu. So sweet kan?

Kata orang, kalau sering berantem gitu bisa jadi saling suka alias berawal dari benci jadi cinta gitu. Nggak kebayang kan kalau ujug-ujugnya Mitha pacaran sama si Dani? Haha.

" Lo itu maunya apa sih? " Nah kan, kalau Mitha sudah mengeluarkan pertanyaan andalannya ketika terdesak alias kalah duet -adu bacot- maka sebentar lagi akan ada acara drama kekorean yang sweet banget.

" Sori, nextnya gue nggak akan ngulangin lagi. " Tuh kan, gue bilang juga apa, pasti kalau Mitha sudah bertanya dengan kalimat nya tersebut si Dani langsung kuncup dan mengalah deh. Hahaa.

Sekilas mirip pasangan yang lagi berantem gitu deh.

Berhubung males memperhatikan dedramaan sahabat terkutuk gue -Mitha- dengan si ketua kelas -Dani-. Mendingan gue lanjut baca novel yang emang sedari tadi sempat tertunda karena masalah ribut si duo sejoli kelas gue itu yang sangat mengganggu.

" Sasa, keluar yuk! " Ajak Mitha yang entah sejak kapan sudah berada di samping gue.

Sumpah demi apapun, gue sangat nggak suka ketika Mitha dengan seenak jidat lebarnya itu memanggil nama gue dengan sebutan Sasa. Ya kali gue kan bukan nama merk bumbu dapur yang terkenal itu!

" Ogah ah, males.. " Jawab gue sambil menatap ke arah novel gue, mengabaikan keberadaan Mitha disebelah gue.

" Katanya temen, " Mitha mulai merajuk menjijikan sambil menidurkan kepalanya ke atas meja dengan lengan kanannya sebagai tumpuan.

" Sebentar lagi guru masuk, lagian duet lo udah kelar? Tumben cepet? "

" Pak Toto kan ijin nggak masuk Sa, dan apaan yang duet? Dih najis! Lagian yah kalau lama-lama bisa darah tinggi gue. "

Gue mencoba menahan ketawa gue, jujur lucu banget ketika ngeledekin si Mitha. " Hus, jangan najis-najis nanti jadian lho! "

" Apaan? Lo aja nanti yang jodoh sama tuh makhluk planet! "

" Kok gue? "

" Karena lo cocok jadi ukenya si Dani... "

Dan dengan kekuatan bulan, gue pun menggeplak kepala Mitha dengan novel setebal 358 halaman yang sebelumnya mau gue baca. Rasakan!

" Haduh! Sasaaa apa yang lo lakuin itu j.a.h.a.t! "

" Bodo' amat! Harus berapa kali gue tegasin kalau panggil gue itu Rasya bukan Sasa! "

Dan setelah itu Mitha hanya nyengir dengan watadosnya sambil mengelus kepalanya yang baru saja gue 'tepok sayang'.

Kalau begini gue cuma bisa ngelus dada...

" Sa, " Panggilan Mitha buat gue nggak menoleh, ngeselin banget sih!

" Sasa- "

" Rasya!!!!! "

" Berisik! " Dan gue menoleh ke sumber suara, siapa lagi kalau bukan si Dani. Itu orang emang mirip sama Mitha! 11-12 deh yah nyebelinnya. Jodoh banget kayanya tuh mereka.

.

..

...

....

Hello! Haters [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang