3. Hello!

17.4K 1.8K 29
                                    

Tapi nyatanya, apa yang gue khawatirkan itu sia-sia. Orang yang selama di dalam theater memenuhi isi kepala gue tersebut sedang asyik makan, menikmati sistagornya dengan lahap.

.

..

...

....

Gue nggak tau harus merasa sial atau benaran sial sial sial? Karena paskah gue tinggalin si Mitha yang seenak jidat lebarnya malah asyik makan sistagornya tanpa memikirkan gue yang mengkhawatirkan dia setengah mati di dalam theater, gue memutuskan untuk balik pulang ke rumah. Ya, biarin aja nanti Mitha ngambek karena gue cuma pamit lewat bbm doang. Lagian siapa suruh bahagia di atas penderitaan gue?

Okey, berlebihan sih. Cuma yah seharusnya kan Mitha ikut aja masuk ke dalam theater dan dia bisa tutup matanya selama film di putar. Kan kalau gitu, uang gue nggak kebuang sia-sia... Dan dia harusnya nunjukin muka bersalahnya, bukan malah muka sumringahnya.

Tapi, bukan itu sih pokok permasalahannya... Ya, hanya saja karena berlatar belakang dari si Mitha mengacaukan acara menonton bersama tersebut... Gue harus ketemu sama si musuh bebuyutannya itu. Iya, benar sekali, seseorang yang beberapa waktu lalu pernah berantem sama gue yang berakhir dengan memalukan.

" Jadi? " Tanya seseorang yang nggak asing lagi sambil menyeruput jeruk hangatnya.

Awalnya gue males pakai banget untuk urusan beginian, cuma gimana yah? Kalau di tolak, kemungkinan besar gue pulang ngesot. Kalau di terima, kok gue jadi ngerasa ngelunjak yah? Eh tapi kan itu si Daninya lho yang menawarkan diri. Serius! Walau serius sudah bubar --oups.

Benar sekali, orang yang lagi bersama gue di sevel ini adalah Dani. Kenapa gue bisa duduk bareng satu meja sama dia? Jawabannya karena gue lagi sial!

" Sa, kok lo bengong? " Tanyanya lagi sambil menyingkirkan piring yang masih berisi beberapa potongan katsu tersebut.

Gue pun melirik sinis ke arah wajah Dani, " Gue lagi mikir, bego! "

" Nggak pake bego berapa sih? "

" Gocap! "

" Yaudah lo pulang sendiri aja! "

" Lo niat nawarin nggak sih? "

Dan kemudian hening, Dani yang awalnya bangkit dan sepertinya berniat mau keluar dari tempat duduknya meninggalkan gue begitu aja mengkerutkan dahinya bingung.

Seketika itupun secara tanpa sadar gue sudah ditarik keluar sama Dani. Sialan!!!

Hari ini gue beneran sial sial sial!!!

" Tunggu sini! " Titahnya seraya melepaskan pegangan pada lengan gue. Sialan, sudah seenak narik gue keluar eh main merintah seenak jidat lebarnya Mitha aja!

Eh ngomong-ngomong masalah Mitha, itu anak nyariin gue nggak sih? Masalahnya kan hape gue lowbat.

" Nih pake, " Dani menyodorkan satu buah helm bergambar tokoh salah satu kartun Disney yang alhasil kepingin banget buat gue ketawa ngakak.

Jadi Dani si ketua kelas yang sok pake banget itu suka sama tokoh Ariel si putri duyung?

" Jadi, lo suka sama film Disney yah? Tanya gue, lebih tepatnya sih mengejek.

" Banyak tanya, tinggal pake aja juga. " Keselnya sambil menyodorkan sebuah sweater.

Gue pun hanya diam nggak menanggapi sodorannya tersebut.

" Udah malem dingin, mending lo pake sweater gue. " Jelas Dani, seakan tau pertanyaan dari otak gue.

" Nah lo? " Tanya gue, ya kali kalau pun gue orangnya cuek tapi bukan berarti tegaan juga.

" Udah cepet pake jangan kebanyakan nanya kaya tetangga baru. " Dani mengambil telapak tangan gue, dan menyerahkan sweater berwarna abu-abu tersebut.

.
..
...

Hello! Haters [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang