24] JAKET

9.9K 1K 1.4K
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Hari Sabtu rencananya aku tidak ingin ikut ekskul, aku malu bertemu Hana karena semua yang dikatakan Sella kemarin. Selain malu, aku juga harus menahan diri karena Hana masih milik Reno, walau aku tidak tahu mereka benar-benar pacaran atau tidak, tetapi kalau aku ada di dekat Hana, aku pasti lupa daratan. Akhirnya aku tetap berangkat ke sekolah jam dua siang, aku sudah bertekad ingin bertemu Reno kemarin. Aku juga sudah mengirim pesan padanya, katanya dia berangkat ekskul walaupun masih masa skors. 

Apa yang kurang dari seorang Reno? Dia tinggi untuk ukuran anak seusianya. Dia berjalan bagai seorang militer, sangat tegap dan berwibawa. Setiap gerakan yang dia lakukan tegas, pokoknya jantan! Tatapannya juga tajam sehingga membuatnya punya kharisma tersendiri. Dia pandai bermain basket, gesit dan kuat. Dia ramah dan murah senyum, serta cerdas dan tidak banyak omong seperti saudara kembarnya. Hal apalagi yang ia butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin? Dukungan, motivasi dan tujuan.

"Reno," panggilku saat sampai di lapangan basket sekolah.

Dia sedang duduk di sebuah kursi kayu panjang sembari menonton teman-temannya bermain basket. "Kak Angga," ucapnya saat menoleh ke arahku.

Aku duduk di sampingnya dan kemudian menjabat tangannya. "Sehat, kan?" tanyaku untuk basa-basi.

"Iya, Kak," jawabnya tersenyum.

"Kau tidak ikut main?" tanyaku.

"Aku sedang diskors, kalau ikut bermain aku merasa telah melanggar aturan," jawabnya.

"Kayaknya ikut main juga tidak apa-apa," jawabku.

"Kak Angga ingin tahu kejadian sebenarnya di warung Mpok Risma itu?" tanya Reno yang benar-benar cerdik mengetahui maksudku yang terselubung.

"Kalau kau tidak ingin bercerita tidak masalah, aku juga tidak akan percaya kau melakukan itu," jawabku.

"Tapi aku memang melakukan itu semua, Kak," jawabnya membuatku terkejut,

"Apa maksudmu?" tanyaku mengernyitkan dahi.

"Aku melakukan apa yang dituduhkan guru BK, merokok dan main kartu," jawabnya.

"Jelaskan kejadiannya padaku! Aku tidak percaya kau merokok, gigimu putih. Apalagi judi, sepertinya kau tidak suka hal-hal seperti itu, bukan?" tanyaku.

"Gigiku putih karena memakai pasta gigi Optimis! Dengan pasta gigi Optimis, gigi kita akan putih cermelang dan hadapi dunia pun jadi lebih optimis! Pasta gigi Optimis tersedia dalam banyak varian rasa dan dijual di banyak tempat," terangnya sembari meringis menunjukkan barisan giginya yang rapi dan putih.

"Fokus," kataku.

"Jadi, di warung itu aku sedang makan dengan Hana," ucapnya yang membuatku menelan ludah karena iri. "Ada empat anak, aku kenal mereka semua, Tio, Rizal, Izar dan Bambang, mereka menggodaku agar tidak pacaran terus, mereka memintaku untuk gabung ke meja mereka."

Pacaran. Kok kayak ada sesuatu yang menancap di dada ya saat mendengar kata itu?

"Aku tetap bergeming saat mereka terus saja menggodaku. Akhirnya Bambang menggeretku untuk bergabung dengan mereka. Keempatnya memang doyan bercanda, mereka memaksaku merokok dengan mencoba memasukkan rokok ke mulutku, tentu saja aku menolak, tetapi tetap saja rokok sempat terampit di bibirku. Lantas, aku segera mematikan rokok itu dan menaruhnya ke dalam asbak.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang