TANGISAN PERTAMA

39 4 0
                                    


Hari-hari kami dipenuhi dengan canda dan tawa di dalam kelas, kelas 74. Saya akui, memang di kelas ini terdapat beberapa kelompok-kelompok pertemanan. Kalau kerennya sih, geng. Tetapi, kami tetap akrab dan saling bermain dengan kelompok-kelompok lain. Kelompok-kelompok di kelas kami, antara lain Saya, dan Mayam. Lalu, ada Arief, Rafi, Hanan dan Noval yang dijuluki Jawir. Ada juga geng cewek-cewek cantik nan centil yaitu, Indah, Donita, Sarah, Tya dan Velli. Geng cewek-cewek pintar yaitu Tiani, Fianka, dan Asri. Ada juga geng cowok pintar yang suka main komputer yaitu, Ali, Fakhri, dan Riza. Ada juga geng cewek pengikut yaitu Putri, dan Janet. Sisanya, golongan netral yaitu...... Adrian. Meski berkelompok, kami tetap main dan bersenang-senang bersama.

Karakteristik kelompok Arief dan Mayam mungkin sudah terbaca ya, karena saya sudah menceritakan banyak tentang kegiatan yang kami lakukan. Basically, hanya bercanda dan tertawa (+ ngeledekin Adrian). Hehehehe. Kalau geng cewek pintar dan cowok pintar, mereka adalah sekempulan anak yang mahir dalam matematika dan rajin mengerjakan tugas. Tetapi ada tambahan bagi geng cowok pintar yaitu mereka sangat suka main game. Kalau bahasa kerennya, gamers. Setiap hari salah satu dari mereka pasti menaruh meja dan kursi didekat stop kontak, lalu mereka mengeluarkan laptop dari tas mereka, memasangkan kabel isi baterai dan main hingga guru datang. Membosankan bagi saya. Huft.. Saya lebih baik berada di kumpulan Mayam , Arief dan teman-temannya membahas hal-hal aneh dan unik lalu tertawa.

Ada satu kelompok lagi yang belum saya jelaskan karakteristik kelompoknya. YA! Kelompok cewek cantik nan centil. Hmmm, sebenarnya mereka tidak terlalu cantik. Namun, mereka centil dan suka berdandan. Spot favorit mereka adalah di depan tangga. Yas! Jadi dulu, kelas saya letaknya persis disebelah tangga. Dan, yang mereka lakukan setiap harinya adalah duduk-duduk didepan kelas didekat tangga. Tujuannya aneh kalau menurut saya, simply hanya untuk melihat dan memantau teman seangkatan yang tampan. Untuk kemudian, dibicarakan saat di kelas nanti. Sering kali mereka digoda/diledeki oleh anak laki-laki yang lewat, yang mereka lakukan hanya berlari sambil berteriak khas anak perempuan yang kemudian mendapatkan balasan dikejar oleh anak laki-laki dan mereka malah tambah menjadi-jadi. Satu tips dari saya, Girls kalau kamu diledekin anak cowok. Please, jangan teriak. Karena kalau kamu teriak, mereka akan semakin menjadi-jadi. And plus, itu menjijikan.

Well, walau begitu saya dan geng ini tetap berteman baik.

Rasanya pernah saya ceritakan bahwa Adrian adalah anak yang sombong, songong, nyolot, suka dibully, tapi tidak perduli. HAHAHA. Saya mau menceritakan kisah ke-songong-an Adrian. Yang kemudian menjadi senjata makan tuan bagi dirinya sendiri.

Di sore sepulang sekolah, Adrian seperti biasa membuka facebooknya. Dia mengunjungi facebook Donita, teman saya dari kelas MOPDB dulu, yang merupakan salah satu anggota dari kelompok cewek cantik nan centil. Dia melihat status-status Donita dari atas sampai bawah. Entah apa yang ia rasakan, mungkin risih atau jijik sehingga kemudian dia menulis suatu status di facebook Donita yang berisi perkataan-perkataan yang menjatuhi Donita atau simplenya, mengata-ngatai Donita. Status tersebut yang akhirnya dilihat Donita pun membuat Donita sangat geram.

Keesokan harinya, Adrian ternyata masih kurang lega mengekspresikan ketidaksukaannya dengan Donita. Dia mengata-ngatai Donita di kelas, yang akhirnya menyita perhatian seluruh murid di kelas.

"Gua kemaren liat tuh fb lo. Dasar jablay!, Sering main sama om-om, hp lu juga kan hasil dari bayaran om-om kan!?"

Donita pun makin geram dengan perkataan Adrian. Wajahnya memerah. Bukan karena ingin menangis, tapi karena sedang menahan emosinya. Langsung ia ambil sapu yang berada disampingnya dan ia pukuli Adrian sangking geramnya.

Tak lama, Adrian diam. Dia lalu berlali keluar.

Kami semua kaget, dan tertawa. Anggota kelompok cantik nan centil pun langsung mendekati Donita, dan menenangkannya. Tak lama, Adrian pun kembali. Wajahnya yang hitam kali itu berubah menjadi merah. Matanya yang kali itu kecil menjadi lebam. Wajahnya penuh dengan air mata. Air matanya besar bak air mata yang ada di kartun anak perempuan, kartun Barbie.

"Bego lu Donita! Sakit pea. Aduh kuping Gua!! Budek dah budek!!" Adrian mengatakan itu sambil menangis.

Kami semua tertawa hingga hampir menangis dibuatnya. Ekspresi Adrian di keadaan seperti ini sangat tak ternilai. Betapa hebatnya Adrian, walau dalam kemarahan ia tetap bisa membuat orang tertawa.

Adrian pun berjalan dengan penuh kemarahannya mendekati Donita. Anggota geng Donita pun menjauh. Adrian kemudian dengan sengaja menyenggolkan badannya yang besar ke badan Donita yang kecil.

Donita pun terjatuh dan kesakitan.

Adrian masih menangis.

Dia mengumpat di kursi bagian belakang dan bercerita dengan Arief.

Arief tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Dia bingung. Hingga ia akhirnya mengambil handphonenya dan memotret Adrian yang sedang berbicara dan menangis lalu kemudian dia sebarkan hasil potretannya di grup.

Bodoh.

Namun berhasil membuat saya tertawa hingga sekarang.

HalfwayWhere stories live. Discover now