DISEBRANG

64 5 0
                                    

Saya duduk dibaris ketiga belakang. Dengan anak dari kelas tersebut, namanya Ilen. Sejak saat itu saya menjadi teman baik dengan Ilen. Bercandaan tentang tukang gorengan tidak pernah muncul lagi. Walaupun Donita masih sekelas dengan saya, dia tidak pernah membahas hal tersebut lagi. Perhatian saya tertuju dengan anak laki-laki yang duduk disebrang kanan tempat saya dan Ilen duduk. Setelah beberapa hari melihat dia di kelas. Keadaan aman. Tidak ada sinyal dia akan membeberkan masalah tukang gorengan. Tetapi tetap saja, saya merasa malu walau menatapnya saja. Membayangkan dia mengingat masalah tukang gorengan bagaikan mimpi buruk bagi saya.

Setiap hari di kelas gelak tawa selalu terdengar dan bersumber dari tempat ia duduk. Saya sangat penasaran akan apa yang mereka bicarakan. Pikiran saya tertuju pada masalah tukang gorengan. Apa mungkin mereka disana menertawakan cerita anak laki-laki itu tentang saya?

We never catch an eye contact.

I think he didn't notice me before.

So I thought it wasn't about gorengan.

Maybe it's another thing..

So the day went okay, akhirnya kelas kami memiliki group di BBM dan dengan itu kami lebih mengenal satu sama lain lebih baik. Dari group inilah saya tahu kalau anak laki-laki itu memang lucu dan suka bercanda. Dan ternyata, namanya Arief.

HalfwayWhere stories live. Discover now