CEMBURU

44 3 0
                                    

Tangisan pertama yang terjadi di kelas tersebut menjadi topik perbincangan yang berulang-ulang kali dibicarakan. Tetapi jujur, walau sudah diulang berkali-kali Arief sangatlah piawai melakukan reka ulangan kejadian tersebut. Dan hasilnya, sangat menghibur. Kami sekelas dibuat tertawa setiap hari. Kepiawaian Arief melakukan hal tersebut membuat kami tidak bosan sama sekali justru senang dan tertawa apabila ia melakukannya.

Setiap hari, pasti tidak luput dari cerita akan peristiwa tersebut. Ada-ada saja yang akhirnya membawa kami kembali untuk membahas topik tersebut. Donita yang tadinya tidak banyak menjadi bahan perbincangan di kelompok kami, (Mayam dan Kelompok Arief) kini hampir setiap saat dibahas di setiap perbincangan. Donita kini menjadi bahan perbincangan. Tidak hanya cantik, dia juga lucu. Semua anak laki-laki menyukainya.

"Temen-temen cek foto di grup 74 ya!" Kata Arief di grup kami sore itu.

Saya bingung maksudnya apa.

Ada foto rumah dengan nomor 33.

Dan yang saya lihat, foto itu sudah penuh dengan komentar anak laki-laki yang komentarnya tidak jelas.

Saya mencoba bertanya dengan teman-teman saya, tetapi mereka tidak tahu.

Hanya anak laki-laki yang tahu.

Kira-kira maksudnya apa yaa?

Dan yang saya lihat, satu-satunya anak perempuan yang muncul di kolom komentar foto tersebut adalah Donita.

Seperti ada sesuatu dengan angka tersebut dan Donita.

Saya mencoba untuk bertanya dengan teman-teman di grup. Tetapi, tidak ada yang mau menjawab. Saya bingung. Sore itu saya berpikir tentang angka 33 itu. Seperti sebuah teka-teki. Tetapi tentang apa?

Saya ingat malam itu malam Senin. Saya tidur dengan penasaran malam itu. Sebenarnya saya hendak mencari tahu tentang makna dibalik angka 33 tersebut sebelum tidur, namun gagal. Karena setelah saya pikir-pikir besok adalah hari Senin dan akan ada upacara esok hari. Daripada saya terlambat, lebih baik tidur terlebih dahulu toh, besok kami akan bertemu dan pasti teka-teki tersebut terpecahkan.

Pagi itu pagi yang cerah dan Thank God, saya tidak terlambat. Upacara dilakukan dengan sangat khidmat. Setidaknya, pada barisan depan dan barisan tengah. Barisan belakang? We have our own party. Meski tetap mengobrol di belakang, kami tetap bisa mengatur volume suara sehingga suara yang keluar tidak menggelegar.

"Nadine, lo tau gak maksudnya anak cowok yang 33 itu?" Tanyaku.

"Gak tau Li.., Gua tadi nanya Arief. Dia malah bilang ada aja.. gitu.." Kata Nadine.

Kami pun berdiri di lapangan dengan penasaran.

Setelah mendengar lamanya pidato upacara berlangsung, akhirnya upacara selesai juga. Begitu masuk ke kelas saya langsung menghampiri Arief dan menanyakan langsung kepadanya.

Belum juga saya sampai ke tempat duduknya, dia sudah menghampiri Donita dan bercanda dengannya. Dia mengambil handphone Donita dengan paksa lalu berlari ke sekeliling kelas. Dan tahu apa yang Donita lakukan? Berteriak-teriak sok imut dan mengejarnya.

Menjijikan.

Saya yang tadinya ingin menghampiri Arief jadi malas dan ilfil.

Tetapi, masih saya penasaran akan hal tersebut. Angka 33.

Langkah kaki saya akhirnya membawa saya kepada anggota geng cantik nan centil, Indah. Saya pun bertanya kepada Indah.

"Dah, lo tau gak sih yang dimaksud anak-anak 33 itu apa?"

Indah pun menjawab dengan agak ragu,

"Mmm.. Li, lo jangan kasihtau Donita yaa.. kalo Gua yang ngasihtau.."

"Iyaaa.. Indah... Kayak apaan aja. Emang apasih 33 itu??"

Terjadi keheningan beberapa saat. Lalu Indah menghampiri saya dan membisikannya jawabannya.

"33 itu.. ukuran bhnya Donita."

EWWWWWW

GROSSSSS

Saya mulai setuju dengan perkataan Adrian waktu itu kepada Donita sekarang. Memang sedikir berlebihan, tetapi..

Siapa yang akan memberi tahu anak laki-laki ukuran bra nya di kelas 7?

Donita.

Saya tidak menyangka sama sekali. Wajah Donita sangatlah polos. Tidak mungkin dia member tahu ukuran branya kepada anak laki-laki.

Tapi kata Indah, dia melakukan hal-hal tersebut.

SHE IS SO DISGUSTING.

Sejak saat itu, saya tidak mau dekat dengan Donita. Saya tetap berbicara dengan dia dan menghargai dia tetapi tidak untuk menjadi teman dekat. Jangankan teman dekat, teman ngobrol pun tidak.

Saya pun sadar akan satu hal, Arief adalah orang yang ngeres.

Menjijikan.

Sama menjijikannya dengan Donita.

Tetapi, ada satu hal yang mengganjal di hati saya.

Saya sadar sudah beberapa minggu sejak kejadian Adrian menangis, Arief selalu membicarakan tentang Donita. Dia selalu mengobrol dengan Donita. Dia sudah jarang berkumpul dengan saya dan teman-teman saya. Kami jarang bercanda lagi. Setiap hari dia menggoda Donita. Meledekinya lah, mengambil handphonenya lah. Semua yang dia lakukan terhadap Donita itu membuat saya tidak suka dan risih. Dan satu hal yang saya sadar saat itu,

Saya rindu.

Rindu dengan Arief beberapa minggu lalu.

Arief yang hanya bercanda dengan saya dan kelompok saya.

Egois memang.

Dan saya juga punya rasa aneh di hati saya.. kepada Donita...

Saya cemburu.

Saya cemburu kini dia lebih dekat dengan Arief daripada saya.

Dan ada hal yang lebih penting dari itu,

Arief terlihat lebih mempedulikan Donita daripada saya.

Saya kesal dan cemburu hari itu.

Saya tidak tahu bagaimana hal tersebut dapat terjadi.

Saya tidak menyangka saya akan cemburu.

Dari saat itu, saya sadar..

Kita tidak akan pernah sadar kapan kita mulai jatuh cinta dengan seseorang..

Hingga akhirnya kita cemburu..

Saat orang tersebut dekat dengan orang lain...

HalfwayWhere stories live. Discover now