Siap-siap, hatinya menghangat. RITS itu wahana Merry-Go-Round. Nggak perlu sabuk pengaman, cukup menikmati wahananya aja.
Love
[RITS]
Pekerjaan Taehyung akhirnya selesai. Segala lelahnya luruh setelah menerima amplop putih berisi upah kerjanya selama sebulan. "Jika kau butuh uang tambahan lagi, aku masih membuka lowongan." Tutur Namjoon sambil menepuk pelan bahu Taehyung.
"Terima kasih banyak,Kak." Taehyung membungkuk sembilan puluh derajat. Benar-benar merasa berterima kasih pada Namjoon yang telah memberinya kesempatan dan sangat baik pada Taehyung.
Taehyung bergegas mengajak Jimin menuju toko kue dan toko kosmetik untuk membeli hadiah ulang tahun sang ibu. Keduanya sudah mendapatkan apa yang mereka cari. Taehyung berjalan dengan langkah ringan sambil memegang tas kosmetik di tangan kanan dan memegangi Jimin dengan tangan lainnya.
Sudah pukul tujuh malam dan Taehyung mempercepat langkahnya menuju pemberhentian bus terdekat. Ia ingin mengajak Jimin berlari, tapi ia tak tega membuat adiknya kelelahan. Mereka semakin dekat dengan halte dan Taehyung semakin mempercepat langkah hingga tanpa sadar tangan Jimin sudah terlepas dari genggamannya. Jimin tidak menyamakan langkah buru-buru Taehyung dan berhenti di tengah-tengah keramaian. Jimin bingung karena tidak ada Taehyung yang memegangnya. Jimin menoleh ke sembarang arah dan menjadi panik karena tidak melihat Taehyung. Saking paniknya, suaranya bahkan tidak bisa keluar. Jimin memberanikan diri untuk berjalan sambil memegang kotak kue untuk sang ibu. Ia berjalan sambil menunduk dan membuatnya secara tidak sengaja menabrak seseorang. Jimin tersungkur dengan lutut yang terbentur ke jalan.
"Hei, tidak bisa jalan dengan benar ya?" Orang yang menabrak Jimin itu berteriak. Tubuh orang itu tampak lebih besar daripada Jimin, meski mereka sepertinya seumuran. Orang itu, bersama dengan dua temannya, memakai seragam sekolah yang sama dengan Taehyung.
Jimin ketakutan. Ia tidak berani mendongak karena orang it uterus meneriaki Jimin dengan cacian. "Hei! Kenapa kau diam saja? Minta maaf!" orang itu memaksa Jimin dengan brutal sambil menendang kaki Jimin. Jimin meringis sambil memegang kakinya. Ia tidak bisa melawan dan hanya bisa menangis saking takutnya. Ia berteriak memanggil Taehyung dalam hati.
Sementara itu, dua langkah lagi sampai di halte bus, Taehyung menyadari pegangannya yang ringan. Ia menoleh dengan panik tatkala menyadari bahwa Jimin tak lagi ada di belakangnya. Tak peduli dengan bus yang sudah sampai, Taehyung berbalik dan berlari untuk menemukan Jimin yang ternyata sedang dikepung oleh tiga orang dengan tubuh yang lebih besar.
Amarah Taehyung tersulut saat menyaksikan tiga orang itu meneriaki dan terus menendang Jimin. Satu orang lagi menambah bahan bakar pada amarah Taehyung dengan menendang kotak kue yang ada di samping Jimin. Taehyung berlari dan langsung memukul orang yang menendang kue tadi. Orang itu tersungkur dalam rasa terkejut.
Taehyung meraih bahu Jimin dan memeluk sang adik. Ia mengusap kepala Jimin, berusaha menenangkan tangisan Jimin yang sedang sangat takut.
Taehyung melemparkan tatapan murka pada tiga orang yang masih berdiri angkuh meski salah satu dari mereka sudah lebam karena baru mendapat pukulan dari Taehyung. "Cih, berani sekali kau memukulku!" teriak korban pukulan Taehyung.
Taehyung melepas pelukannya pada Jimin dan kembali berdiri. Siap untuk menghadapi orang yang berusaha menyakiti adiknya. Orang itu pun membalas tatapan Taehyung, tapi matanya memicing saat menyadari sosok yang berdiri di hadapannya itu. "Tunggu, kau Kim Taehyung?"
Taehyung tak menjawab. Ia mengeraskan rahang dan mengepalkan tangannya. Rasa marah masih menguasai dirinya dan ia siap menghajar orang-orang itu tanpa ampun jika masih berani mengusik adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In The Sky
Fanfiction[RITS : Supplementary available in BOOK] "Sumber hidupku adalah senyuman Jimin dan Taehyung." -Dahye [Prequel dari Rain In The Middle Of Night] (Start: August 2016) (End: May 2018) Repost on June 2020 Copyright wella©