--30 : Mad

1.2K 167 13
                                    

Lanjut deh repostnya

[RITS]

PLAK

"Kang Hyunmoo!" Shinmi memekik saat melihat sang cucu meringis, menahan perih di pipi setelah menerima tamparan keras dari sang kakek.

"Apa yang kau lakukan hingga Mina meninggalkan acara pernikahan?" seru Hyunmoo sambil berkacak pinggang. Taehyung menghela napas panjang. Jawabannya, ia tidak benar-benar tahu. Namun, ia menduga bahwa Mina mungkin saja terpengaruh ucapannya saat di ruang ganti dan ia rasa tak perlu ada yang dijelaskan mengenai hal itu.

"Aku akan meminta maaf." Jawab Taehyung.

"Itu memang sudah seharusnya kau lakukan!" sambung Hyunmoo dengan amarah yang menggebu-gebu. Tak lama, Daeryung masuk ke ruang kerja Hyunmoo, memberitahukan bahwa pihak keluarga besan menyatakan untuk tidak melanjutkan acara pernikahan karena Mina tidak dalam keadaan yang baik. Penjelasan Daeryung hanya ditanggapi dengan helaan napas kasar Hyunmoo yang terduduk lemas di kursinya. Semua kacau dan menurutnya Taehyung yang harus bertanggung jawab.

Di saat menegangkan seperti itu, tiba-tiba Taehyung menoleh pada Daeryung, menanyakan keberadaan Jimin dan Dahye yang setahunya diajak ke rumah keluarga Kang karena situasi yang kacau.

"Mereka menunggu di ruang tamu, Taehyung." Jawab Daeryung. Tanpa pikir panjang, Taehyung keluar dari ruangan sang kakek. Tidak peduli jika sang kakek mencacinya.

Hyunmoo berdecih. "Dasar anak tidak tahu ..."

"Cukup, Hyunmoo! Biarkan Taehyung menenangkan diri." Cegah Shinmi, membuat Hyunmoo berdecak kesal. "Kita juga harus menenangkan diri. Ini semua tidak akan bisa selesai jika dihadapi dengan emosi." Suara Shinmi benar-benar lembut, berusaha untuk tidak terbawa suasana penuh tegang yang tercipta karena amarah Hyunmoo.

Sementara itu, Taehyung memelankan langkah saat melihat dua orang yang paling berharga baginya, sedang menunggu di ruang tamu. Jimin terlihat tidak tenang dengan kaki yang terus bergerak. Dahye sudah menegur berkali-kali, bahkan sudah memegangkan paha Jimin agar kakinya tidak bergerak lagi. Namun Jimin tidak menggubris. Matanya ia lemparkan pada seluruh penjuru rumah mewah yang sedang ia masuki. Mulutnya bersenandung tidak tentu dengan kepala yang bergerak ke mana-mana.

Dahye menarik dagu Jimin agar putranya dapat melihat wajah sang ibu. "Shh ... Kita sedang di rumah orang. Harus jaga sikap. Tidak boleh berisik, Jimin." Bisik Dahye, memberi pengertian. Jimin mengerjap pelan, lalu mengangguk. Namun tetap saja senandungnya tetap terdengar.

"Nenek ada ya, Bu? Nenek?" tanya Jimin, asal. Saat di acara, Shinmi menyambut Jimin dengan sangat ramah. Jimin merasa nyaman dan ia memiliki kesan yang baik hingga ia menanyakan Shinmi terus-menerus.

"Nenek sedang istirahat. Tidak boleh diganggu." Jawab Dahye sambil mengangkat telunjuknya. Jawaban itu membuat Jimin merengut kecewa. Dahye memegang tangan Jimin erat, mencegah putra istimewanya itu beranjak tanpa ada yang menahan dan membuat keributan.

"Ibu ..."

Dahye terlonjak dengan sentuhan di bahunya. Ia menghela lega saat melihat Taehyung yang tersenyum padanya.

"Kau lapar?" tanya Taehyung. Dahye menggeleng dan beralih menanyai Jimin. Namun Jimin malah menjawab dengan rengekan, ditambah sedikit hentakan kaki. "Nenek mana, Bu? Aku mau bertemu Nenek." Jimin menepuk pahanya, membuat Taehyung segera duduk di sebelahnya dan menahan tangan sang adik.

"Hei, tunggu sebentar ya. Nenek sedang istirahat. Kita akan bertemu nenek setelah nenek sudah tidak lelah lagi. Kau juga harus makan dulu supaya bisa main dengan nenek. Iya kan?"

Rainbow In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang