Penutup dari kisah pelangi.
[RITS]
"Ini?" Taehyung membuka halaman berisi gambar ikan hiu di dalam buku bergambar yang baru saja Jimin dapatkan dari Hyunmoo. Ya, kini Hyunmoo mulai menganggap dirinya sebagai kakek dari dua orang cucu. Ia mulai menerima keadaan Jimin dan memperlakukannya seperti cucu manja kesayangannya.
"Shark!" jawab Jimin dengan semangat.
"Kalau ini?" Jimin menyipitkan mata, berkonsentrasi untuk menjawab pertanyaan selanjutnya.
"Lion? " jawabnya ragu, setelah melihat gambar singa sambil memiringkan kepala.
"Jagoanku sungguh pintar." Taehyung mengacak pelan rambut Jimin, membuat Jimin memamerkan gigi putihnya.
"Jimin, aku harus bekerja." Ujar Taehyung setelah melirik jam tangan. Ia memegang tengkuk Jimin agar mata sang adik tidak berpindah ke arah lain.
Jimin menggeleng pelan, dengan sudut bibir turun ke bawah. "Tidak mau. Taehyung harus bermain denganku saja di sini. Jangan pergi ke mana-mana." Tukas Jimin sambil mendekap lengan Taehyung kuat.
Taehyung menghela napas panjang. Memang sesuai dugaannya, Jimin pasti tidak ingin ditinggal sendirian di rumah besar Kang. Dahye masih mengurus beberapa hal di panti. Ada dua pengasuh yang memang diperintah untuk mengawasi Jimin, tapi hal itu bukanlah sesuatu yang mudah karena Jimin belum terlalu dekat dengan mereka.
Taehyung sendiri sudah diberi amanah oleh Hyunmoo untuk tetap mengelola perusahaan keluarga yang berhubungan dengan dunia entertaintment, bukan saham. Perusahaan yang bergerak di bidang saham resmi dipegang sepenuhnya oleh Daeryung karena Hyunmoo rasa Daeryung yang lebih mampu.
"Kak Mary dan Kak Heidi akan menemanimu ya?" bujuk Taehyung, tapi Jimin tetap menggeleng.
"Tidak mau! Aku mau bersamamu! Tidak mau kakak-kakak!" rengek Jimin sambil memukul pahanya sendiri. Jimin mulai menimbulkan keributan dengan rengekan dan hentakan. Mary dan Heidi pun segera berlari mendekat, tapi terhenti saat Taehyung mengangkat tangan.
"Pergi! Aku tidak mau kakak-kakak itu!" usir Jimin. Tangisan Jimin terdengar lantang di rumah yang lengang. Hyunmoo yang baru saja ke luar dari kamar mengernyit heran mendengar keributan yang terjadi.
"Ada apa ini pagi-pagi sudah ada tangisan?" suara berat itu membuat Taehyung menoleh, lalu tersenyum.
"Seperti biasa, Kek. Rengekannya kambuh saat kubilang bahwa aku harus ke kantor. Ibu tidak di rumah karena harus mengurus beberapa hal di panti. Sedangkan, aku telepon dari sekretarisku. Ada rapat mendadak untuk membicarakan tentang proyek terbaru. Aku harus pergi, tapi ...." Taehyung menoleh pada Jimin yang sibuk mengusap matanya sendiri. " ... si malaikat ini sepertinya tidak rela kalau ditinggal."
Hyunmoo berdeham pelan, lalu duduk di samping Jimin. Setelah kepergian Shinmi, Hyunmoo membiasakan dirinya untuk dekat dengan Jimin. "Jimin, sudah hapal semua nama hewan dalam buku ini?" tanya Hyunmoo sambil membuka buku tebal berisi tulisan dan gambar pelajaran.
Taehyung menyentuh dagu Jimin, membuat Jimin mendongak. "Hei, kakek bertanya padamu." Bisik Taehyung. Seketika tangis Jimin berhenti. Ia mengangkat kepala dan melirik buku yang Hyunmoo pegang. Ia mengangguk pelan sambil terus merengut.
"Kalau begitu, ayo kita bermain sedikit. Kakek akan bertanya padamu tentang gambar di sini. Kalau kau bisa menjawab sebanyak-banyaknya, Kakek akan memberikanmu hadiah. Bagaimana?"
Mata Jimin langsung berbinar saat mendengar kata 'hadiah'. Jimin menegakkan punggung, menanti pertanyaan yang akan dilontarkan padanya. Jimin menjadi konsentrasi pada sang kakek, membuatnya mulai lupa pada kehadiran Taehyung. Saat hal itu terjadi, cepat-cepat Hyunmoo mengibaskan tangan, memberi isyarat pada Taehyung untuk pergi sebelum Jimin menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow In The Sky
Fanfic[RITS : Supplementary available in BOOK] "Sumber hidupku adalah senyuman Jimin dan Taehyung." -Dahye [Prequel dari Rain In The Middle Of Night] (Start: August 2016) (End: May 2018) Repost on June 2020 Copyright wella©