Hanya satu malam saja yang selena butuhkan untuk menginap di Rumah Sakit karena saat ini wanita itu sudah berbaring dengan nyaman diatas ranjangnya yang sangat empuk.
Senyum manis yang wanita itu tunjukkan juga belum pudar hingga detik ini setelah mengetahui bahwa ia tengah mengandung buah cintanya bersama sang suami.
Sambil mengusap perutnya yang masih datar, penglihatannya ia arahkan ke pintu kamar mandi yang terbuka. Pria bertubuh kekar dengan handuk yang melilit di pinggangnya membuat selena menelan ludah susah payah. Ia baru saja bangun dan sudah disuguhi pemandangan indah seperti ini?
"Kau sudah bangun." Pernyataan dari suara serak dari arah walk in closet mengalihkan perhatian selena.
Selena mengangguk. Wanita itu tersenyum ketika melihat justin berjalan kearahnya dan duduk tepat disamping selena yang masih bersandar dikepala ranjang.
"Aku akan pergi kekantor sebentar. Orang tuaku dan ibumu sudah aku hubungi tadi pagi. Mereka akan datang sebentar lagi, kecuali ayah. Beliau sedang berada diluar kota sekarang." Wanita itu mengangguk lalu tersenyum.
Ada yang berbeda dari suaminya semenjak wanita itu diketahui tengah hamil. Entah apa yang ada dipikiran laki-laki itu, yang pasti perlakuan justin yang lembut dan sedikit perhatian berhasil membuat wanita hamil itu berbunga-bunga penuh cinta.
"Iya."
"Yasudah." Pria itu sudah akan berdiri namun harus tertahan karena tarikan yang lumayan keras pada lengannya. "Apa?"
Selena menggenggam tangan suaminya lalu mengarahkan tangan itu keperut datar wanita itu. "Kau tidak mau menyapa bayi kita?"
Justin terdiam. Ini untuk ketiga kalinya selena menaruh tangannya di perut wanita itu. Hati pria itu seketika berdebar tidak karuan setiap kali selena menaruhkan tangannya di atas perutnya. Ia seketika salah tingkah dan tidak tau harus melakukan apa.
Menatap dalam bingung, selena langsung mengusap tangan sang suami dengan lembut. Ia juga tersenyum lalu beralih mengusap dahi pria tersebut. "Morning daddy. Have a nice day. Good luck." Selena berucap dengan menirukan suara anak kecil lalu terkekeh diakhir perkataannya.
Justin hanya menatap sebentar lalu menarik tangannya dengan cepat atau terlalu cepat hingga membuat selena tersentak. "Iya." Hanya itu. Setelah hal itu terjadi, justin langsung berjalan terburu-buru kearah pintu kamar lalu menutupnya dengan sedikit keras.
Selena terdiam. Mengusap perutnya dengan lembut. Ia dilarang untuk melakukan aktivitas yang berlebihan untuk 3 hari ini, untuk berjaga-jaga. Dan jhon menyarankan bahwa untuk 3 hari ini ia tidak boleh mendorong kursi rodanya sendiri. Itu perintah Jhon, yang pada dasarnya hanya penjaga rumah saja.
"Sehat-sehat ya nak. Buat ayahmu tergila-gila padamu nanti." Selena mengangguk penuh tekat sambil tersenyum dengan manis.
Selena Franco.
Aku tersenyum melihat 2 wanita paruh baya yang masih cantik itu masuk kedalam kamar dengan terburu-buru. Plastik-plastik yang berada ditangan mereka, luruh kelantai begitu melihatku yang menatap mereka dalam cengiran lebar.
"Ya tuhan putriku." Ibuku langsung berlari kecil di ikuti oleh Ibu justin dibelakangnya. "Sayang, ibu juga ikut bahagia dengan berita ini."
"Benar selena. Kami akan menjadi nenek sebentar lagi. Ya ampun." Khloe juga ikut menciumiku dikedua pipi lalu dipuncak kepalaku. "Kemana suamimu?! Kenapa dia tidak ada dirumah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FEELING
Romance[27 Februari 2017, #15 in Romance] Saat dimana seorang wanita 'istimewa' menikah dengan pria sempurna.