Aku seorang pangeran. Tepatnya seorang calon pewaris takhta. Putra dari Raja tertinggi Tryad Elzerion, penguasa LivingRealm. Tentu saja kalian tidak mengenalku. Bahkan nama negeriku saja tidak akan kalian temukan pada mesin pencarian yang sangat kalian banggakan itu. Kalian menamakannya "Kacamata", mungkin karena di dunia kalian alat bernama "Kacamata" itu untuk bantuan melihat sehingga mesin pencarian dengan teknologi jaringan itu kalian namakan juga demikian. Ah aku lupa kalian memiliki ratusan bahasa yang berbeda dan kalian juga dibatasi jenis-jenis kalian yang berbeda pula.
LivingRealm ada di bumi yang sama dengan yang kalian pijaki. Hanya saja kami berada di dimensi yang berbeda. Kami tau keberadaan kalian dan bagaimana kalian belajar, bertumbuh, dan menemu. Apa yang kalian tau sekarang telah menjadi sejarah bagi kami. Namun bukan urusan kami untuk mengajarkan kalian atau membantu kalian. Singkatnya kita memang menjalani hidup di realitas yang berbeda.
Secara fisik kami hampir sama dengan kalian, hanya saja kami mungkin akan kalian sebut sebagai ras Arya. Setauku itu cara kalian menyebut jenis kalian yang berkulit putih, berambut seterang matahari dan berperawakan tinggi. Kadang kalian juga menyebut kami sebangsa peri dengan paras menawan tanpa cela. Meski kalian berpikir itu sebuah khayalan, namun pengetahuan tentang kami memang tertanam di memori otak kalian yang terdalam. Sudah diatur seperti itu.
Kami mengamati kalian dalam diam, hampir tanpa kepedulian yang nyata. Peraturan tertinggi di LivingRealm adalah kami tidak boleh menginjakkan kaki ke dunia bawah dan berinteraksi dengan mahluk jordart. Yah itulah cara kami menyebut kalian, mahluk tanah. Bukan, itu bukan konotasi negatif, namun lebih kepada penciptaan kalian yang memang berasal dari tanah. Sedangkan kami, kami tercipta dari tanah dan cahaya. Kami, ras terakhir penjaga bumi, para fösfarare.
Sejak kecil aku telah dipersiapkan untuk menjadi putera mahkota. Ibuku, Talyla nöur adalah ratu LivingRealm sekaligus putri dari Panglima tertinggi pasukan kami. Ibuku seorang kesatria, dan itulah yang menawan hati ayahku. Mereka berdua kesatria yang hebat. Dan aku, aku yang terlahir sebagai satu-satunya putra mereka memikul beban untuk menjadi sehebat mereka.
Hal terpenting yang harus dilalu seorang pewaris takhta adalah mengikuti latihan militer di pasukan khusus LivingRealm dan pemenuhan kebijaksanaan bersama para Oldwise, mereka adalah para penasehat raja yang tinggal di lembah Moriĕn.
Aku telah menyelesaikan pengabdian bersama para pasukan khusus kerajaan. Meskipun aku seorang calon pewaris takhta, tak seorangpun boleh mengistimewakanku selama latihan tersebut. Ayahku selalu percaya, proses pendewasaan dengan benar-benar memahami kondisi apapun dari dalam, dari bawah, akan membuatku lebih tangguh nantinya.
Pelatihan dengan para Oldwise baru akan dimulai ketika aku benar-benar telah melalui prosesi penobatan sebagai putra mahkota. Mereka telah menyiapkan fisikku, dan aku telah menjadi salah satu kesatria terbaik yang dimiliki LivingRealm saat ini.
Hingga prahara itu datang.......
Sebuah rahasia yang dijaga turun temurun oleh elit istana dan para Oldwise. Rahasia yang nantinya melibatkan duniaku dan dunia kalian, dan mengorbankan begitu banyak rasa sakit dan penderitaan. Rahasia yang merupakan sebuah janji. Rahasia yang mempertemukanku dengan seorang gadis. Gadis yang tidak pernah kuinginkan dan persoalan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.***
Hari ini adalah hari pertemuan khusus yang diadakan oleh raja untuk membahas hal-hal penting yang terjadi di kerajaan. Aku yang telah kembali ke istana dari pelatihanku, pun diperintahkan untuk hadir.
Ada yang berbeda dari aura pertemuan ini. Kekalutan dan rasa panik tampak jelas menggelayut di udara, menekan. Aku bertanya-tanya, apa yang membuat para elit kerajaan, para panglima setia ayahku begitu cemas dan resah seperti hari ini.
Balairung yang besar ini, dengan lantai marmer dan tiang-tiang yang sangat tinggi, penuh dengan simbol kebanggan LivingRealm. Langit-langit balairung berhiaskan emas permata dan lukisan kisah perjuangan para pendahulu ayahku. Tirai-tirai semerah rubi melingkupi ruangan ini dan para pelayan serta penjaga bersiaga di berbagai sudutnya.
Di tengah keasyikanku mengamati balairung kerajaan, pintu utama terbuka. Di sana, melangkah dengan pelan namun mantap, dengan semua mata tertuju padanya, pemimpin tertinggi Oldwise Sang perangkul ilmu, Ëld.
Ayahku langsung berdiri dari singgasananya, begitupun ibuku disusul para elit kerajaan. Tergopoh-gopoh ayahku menyambut sang Ëld, merangkulnya dan membimbingnya untuk duduk di kursi kehormatan tepat di sebelah ayahku. Telah bertahun-tahun sejak terakhir kali Ëld datang ke kerajaan. Dia hanya muncul untuk hal-hal penting saja. Keberadaannya selalu menenangkan, senyumnya membuat kekalutan menguap begitu saja. Wajah-wajah tegang para elit berganti dengan ekspresi damai. Itulah kekuatan terbesar Ëld, memberikan rasa aman. Tepat sebelum ia duduk di kursinya, ia menoleh sedikit kepadaku dan mengedip. Aku tertegun dan kaget. Tiba-tiba saja aku merasa apapun yang membawa Ëld hari ini tiba-tiba datang ke istana, berhubungan denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into The Rain
Storie d'amoreCinta itu serupa angin, kadang ia bertiup lembut dan membuai. Kadang ia laksana badai yang meluluhlantakkan. Bertemu denganmu serupa mimpi bagiku. Hanya saja, hingga kini aku belum yakin itu mimpi yang seharusnya kusebut indah atau kusesali. Naya Th...