0.2

148K 7.2K 485
                                    

Kini pagi hari telah menjelang dan membangunkan gadis cantik yang semalam tidur bersampingan dengan Sean. Dia, Luna, gadis cantik yang miskin dan hanya hidup sebatang kara karena semua keluarga telah meninggalkannya menghadap sang kuasa.

Luna menjalankan hidup dengan sederhana, hidupnya serba kekurangan namun ia tetap bersyukur. Apalagi saat ini ia kuliah di universitas terhebat dijakarta, karena memang ia pandai tak heran jika ia mendapatkan beasiswa.

"Eugh," erang Luna seraya meregangkan otot-ototnya membuka matanya perlahan dan mencoba bangkit duduk dari kasur yang sangat empuk berbeda dengan kasur dikosan-nya.

"Pagi, nyonya." sapa salah satu seseorang pelayan yang mengenakan pakaian lengkap ditemani dua orang pelayan lainnya.

Luna menatap bingung dan menyeritkan dahinya, "Mau apa kalian?" ujarnya ragu.

"Maaf nyonya, kami diperintah tuan Sean untuk melayani nyonya."

"Maksudmu?"

"Lebih baik sekarang nyonya mandi dan pakaian nyonya sudah ada dilemari sebelah sana, lemari tuan Sean," ujarnya sambil menunjuk lemari besar disebelah kanannya.

"Baik, tapi dimana tuan Sean?" tanya Luna kikuk namun dibalas dengan senyuman ramah dari semua pelayan Sean.

"Tuan Sean ada dimeja makan menunggu nyonya, maka cepat lah. Tuan Sean bukan tipe pria yang suka menunggu," ujarnya dan membuat mata Luna membulat sempurna.

Astaga Luna kau membuatnya menunggu! Mati aku. batin Luna panik dan dengan langkah cepat Luna langsung masuk kamar mandi untuk membasuh dirinya.

***

Setelah setengah jam kemudian akhirnya Luna keluar kamar mandi dengan berbalut handuk biru bermotif We Bare Bears, apakah Sean menyukai kartun kesayangannya juga?

"Nyonya sudah selesai?" tanya pelayan tadi yang masih setia berdiri dikamar Sean dan kasur pun sudah tertata rapih.

Luna menarik napas panjang "Aku malu. keluarlah," ujar Luna sambil menunduk.

"Maaf nyonya tidak bisa, kami belum melayanimu. Sebaiknya pakai bajumu lalu kami akan membuatmu lebih cantik dari sekarang," ujar pelayan itu dengan ramah dan Luna hanya menganguk pasrah.

Luna tengah duduk dicermin besar didepan meja rias Sean, ia mengunakan dress hitam selutut yang dilengkapi dengan mutiara yang membuat baju itu terlihat sangat glamour.

"Aku mau di apakan?" tanya Luna saat ketiga pelayan itu mendekat kearahnya.

"Kami akan buat tuan Sean pangling dengan nyonya."

Dan setelah itu Luna hanya diam tanpa bertanya lagi, pelayan Sean melakukan make over pada Luna. Luna didandani dengan sangat cantik ditambah rambutnya yang dibuat selurus mungkin dan mengenakan hiasan kepala seperti bando yang mengkilat.

Setelah hampir 2 jam akhirnya selesai, Luna terus menatap dirinya dicermin. Secantik ini kah dirinya?

"Apa ini benar diriku?" ujar Luna konyol.

"Ya nyonya, sangat cantik. Pasti tuan Sean akan terpesona," ujarnya dan Luna hanya tersipu malu.

Lalu pelayan itu menggandeng Luna keluar kamar menuju Sean yang sedari tadi menunggunya, ini pertama kalinya Sean menunggu seorang wanita, hebat.

"Tuan." panggil Luna gugup sambil menatap Sean yang membelakanginya.

"Perfect." ujar Sean berbinar dan kemudian mendekat kearah Luna mencium wangi tubuh gadis ini.

Sweetest Devil ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang