0.8

84.7K 4.3K 65
                                    

Cinta akan membawamu pada kebahagiaan asal kamu bisa mengerti arti cinta sebenarnya.

___

Setelah semalam merasakan kebahagiaan yang tak terukur kini Sean dan Luna akan menjalani hubungan sebagai status yang jelas, sepasang kekasih yang berjanji akan saling mencintai, sepasang kekasih yang akan melengkapi tanpa jenuh dan bosan.

Semua berjalan dengan baik tanpa ada cinta yang bertepuk sebelah tangan, Sean merasakan kebahagiaan itu datang, saat ini cintanya terbalas.

Cinta yang dimiliki Luna kini seutuhnya untuk Sean dan itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Sean.

Pagi ini, Sean dan Luna berencana berkeliling lombok tanpa diganggu Audrey dan Daniel. Saat sang fajar belum terbit Sean dan Luna sudah terlebih dahulu pergi dari villa menuju pantai untuk melihat matahari terbit. Akan menjadi moment terindah karena ini kali pertamanya untuk mereka.

***

Pasir putih yang membentang luas serta pemandangan yang langsung tertuju pada pantai yang indah, disinilah Sean dan Luna. Mereka mendudukan bokongnya di amparan pasir putih yang halus.

Tangan keduanya saling bertautan, Pandangan mereka masih memandang kedepan dan kepala Luna bersandar di bahu kekar milik Sean.

"Jika suatu saat aku terluka karenamu, apa aku boleh pergi dari hidupmu?" tanya Luna sambil terus memandang kedepan.

Tangan Sean terarah pada pingang ramping Luna, Bahkan bibirnya tak henti berkali-kali menciumi pucuk kepala Luna lembut, kenapa gadis ini selalu berucap hal yang sama? ia tidak akan menyakitinya nanti, itu tidak akan terjadi.

"Percayalah padaku, itu semua tak akan terjadi."

Luna langsung merubah posisinya, kini ia langsung menatap Sean dalam dan penuh harap bahwa yang dikatakan sekarang akan selamanya begitu sampai nanti.

"Aku hanya menanyakan boleh atau tidak." ujar Luna dengan tatapan dalam.

"Tidak." cetus Sean dengan nada cuek, ia tidak suka jika Luna selalu berkata seperti ini.

"Egois."

Luna bangkit, dan kemudian berjalan meninggalkan Sean yang pikiran nya melayang entah kemana, ia sangat takut jika suatu saat nanti Sean akan menyakitinya, dan itu semuanya seakan benar benar terjadi hanya saja menunggu waktunya tepat.

"Harus dengan cara apa untuk membuat kau percaya padaku?" ujar Sean sedikit menaiki nada bicaranya dan berjalan mengikuti Luna dari belakang.

"Buktikan sesukamu."

"Luna, ayolah, aku tak akan menyakitimu tapi caramu seakan menyakitiku sekarang." lirih Sean yang kini telah menarik tangan Luna dan membuat Luna menoleh kepadanya.

"Aku takut."

Hap.

Dengan sekejap Sean langsung menarik Luna dalam dekapannya.

"Aku takut kau melukaiku dan kau tak akan mengijinkan aku pergi. Kau egois, ingin memilikiku tapi juga ingin menyakitiku."

"Luna, jangan memancing emosiku."

"Aku takut Sean, aku takut kamu akan--"

"DIAM! KU BILANG JANGAN MEMANCING EMOSI KU LUNA! DENGARKAN, AKU TAK AKAN MENYAKITIMU APA KAU TAK MENGERTI DENGAN UCAPANKU HAH?!" bentak Sean dengan sangat keras membuat jantung Luna berdegup sangat kencang, keringat dingin mengalir bebas dikeningnya.

Ia tertunduk, rasa takut menyelimutinya. Sean benar-benar marah dan tatapan itu terlihat sangat menyeramkan, matanya bagaikan tatapan elang yang mematikan.

Luna hanya bisa menangis, entah mengapa Luna terlihat sangat cengeng, sedikit saja Sean salah bicara ia langsung menangis. Mungkin karena Sean yang selalu memberinya kemewahan yang akhirnya membuat sifat manja Luna menguasai dirinya.

Dengan cepat Sean menyeka air matanya, menciumi kelopak mata Luna agar cairan bening yang dibencinya itu terhenti.

Cairan bening yang mengalir akan membuatnya mengutuk dirinya sendiri karenanya Luna menangis sesegukan.

"Maaf." singkat Sean mengucapkan kata maaf.

Luna hanya menganguk lemah kemudian ia menubrukan dirinya pada Sean, memeluk Sean erat dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa Sean benar benar tulus.

"Jika kau masih ragu kita kembali ke jakarta sekarang dan--" Sean menggantung kalimatnya membuat Luna menatapnya heran.

"Dan apa?"

"Dan kita menikah agar kau seutuhnya menjadi milikku begitupun sebaliknya."

Mata Luna membulat seketika. Dia bingung harus senang atau sedih, satu sisi ia bahagia tapi disisi lain ia ragu, Secepat ini kah Sean memutuskan untuk menikah?

Apa Sean hanya ingin memainkannya?

Menikmatinya sesaat dan meninggalkannya jika kepuasannya terpenuhi?

Tapi apakah Sean memiliki niat jahat?

TBC

Sweetest Devil ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang