1.7

64.9K 2.3K 38
                                    

Malam ini Luna dan Sean berada di balkon kamar mereka, menatap indahnya langit yang ditaburi bintang dan ditemani bulan yang terang benerang, ini malam terakhir mereka menyandang status kekasih karena besok pagi mereka akan melangsungkan pernikahan yang lumayan megah dan mewah.

Menjalin status baru yaitu, Suami Istri.

"I love you, so much." ujar Sean sambil memainkan rambut Luna yang tertiup udara malam.

"Berisik. Kau sudah berapa kali mengatakan itu."

"Kau memang tidak mencintaiku." ujar Sean sedikit menaikkan alisnya.

Luna menoleh,

Plak

Satu tamparan kecil mendarat mulus di pipi Sean.

"Argh, sialan! Rasakan ini." ringis Sean sambil menarik Luna ke arah ketiaknya.

"Sean, bauuu!!"

• • •

"Hahaha."

"Sean, aku takut!" dengan napas terengah-engah Luna kini berdiri diatas meja rias dengan keringat bercucuran.

"Takut? coba kau pegang dulu."

"Sean!"

"Hahahaha."

"Sean ku bilang buang kucingnya!" teriak Luna dengan suara melengking sambil melempar segala alat make up kearah kucing itu.

"Hahaha, aku tak peduli."

"Sean, ini tak lucu sama sekali!"

"Tidak lucu? kucing ini lucu sekali, loh."

"Se--"

Bugh!

Luna melempar sebuah botol handbody berukuran besar kearah Sean, namun tak berhasil karena Sean menghindar dan botol itu pun mengenai Daniel yang baru saja masuk ke kamar.

"SEAN! LUNA!"

Sean membuang asal kucingnya lalu menatap Daniel yang sedang meringis sambil memegangi kepalanya, "Sejak kapan kau disana?"

"Sakit, sialan!"

"M--maaf Niel," ucap Luna gugup.

"Kau dendam denganku, hah?" oceh Daniel seraya mendekat ke arah Luna, namun dengan cepat Sean mencekalnya.

"Mau apa kau? hadapi aku dulu." tantang Sean.

"Kau menantangku? kau membela Luna? hei, aku sahabatmu!"

"Kau pikir aku peduli? kemarilah, maju." ujar Sean menatap Daniel tajam.

"Keparat. Kau pikir aku berani denganmu?!"

"Daniel, kau payah sekali." ucap Luna menutup mulutnya menahan tawa.

"Aku memang tak berani."

"Ingin mati konyol kau karenaku?" ucap Sean dengan senyum miringnya.

"Sorry, tidak minat. Lagi pula mengapa kalian bertengkar? sampai terdengar keluar, lebih baik kalian tidur. Ingat, besok hari pernikahan kalian." cecar Daniel.

"Aku habis mengerjai Luna, haha kau kalah ya, sayang." ledek Sean pada Luna.

"Iya iya terserah kau saja, sekarang gendonggg." rengek Luna dengan puppy eyesnya yang menggemaskan.

"Biar aku saja yang menggendongmu." serobot Daniel dan mendorong Sean hingga tersungkur ke kasur.

"Sean!!"

"Oh, ada kau? maaf tak kelihatan." ujar Daniel sambil terkekeh.

"Pergi dari sini! atau--" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Daniel langsung lari terbirit-birit keluar dari kamar.

"Kau tak lelah bertengkar setiap hari dengan Daniel? sekarang turuni aku." ucap Luna.

"Dia sangat menjengkelkan, bagaimana bisa aku akur dengannya. Ayo sekarang kita tidur, besok ingin aku nikahi, kan?" balas Sean menggendong Luna lalu menidurinya dikasur, tak lupa Sean ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Luna.

"Tidak mau."

"Tidak mau atau tidak mau?"

"Tidak mau nolak maksudku," jawab Luna dengan senyum gigi kelincinya.

Sean menyipitkan matanya lalu sedetik kemudian langsung menarik Luna dalam pelukannya, "Love you."

Luna mendongakan kepalanya menatap Sean lalu tersenyum, "Love you more."

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Sean-nya Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean-nya Luna

Sweetest Devil ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang