0.7

94.3K 4.8K 128
                                    

Luna sedang melihat pantulan dirinya didepan cermin kamar hotelnya, mengenakan kemeja kotak-kotak dengan warna merah hitam sepertinya baju couple dengan Sean, Rambut yang diikat satu keatas dengan balutan make up tipis membuat Luna cantik maksimal.

"Cantik." puji Luna pada dirinya sendiri saat melihat dirinya yang teramat cantik bagaikan bidadari surga.

"Calon istriku memang cantik." ujar Sean tiba-tiba saat keluar dari kamar mandi dan langsung menghampiri Luna yang sedang bercermin.

"Kau pikir aku ingin menjadi istrimu?" ujar Luna menarik hidung Sean hingga merah dan membuat empunya meringis.

"Hei! Awas saja kau." canda Sean namun Luna sudah lebih dulu masuk ke kamar sebelah, kamar Audrey dan Daniel, memang kebetulan ini kamar hotel yang berhubungan.

Kini Sean, Luna, Audrey, dan Daniel tengah berada dilestoran mewah berbintang, Sean dan Daniel mengadakan double date. Semua pasang mata memperhatikan Sean yang memiliki paras tampan rupawan, tatapan mata yang tajam, yang menjadi daya tarik tersendiri untuk para wanita.

"Kapan dirimu membeli baju couple?" ujar Daniel yang sedari tadi memang memperhatikan baju yang dikenakan Sean dan Luna.

"Jakarta, sebelum kita berangkat, Audrey yang memilih."

"Pantas saja bagus dan indah, seperti yang memilih." ujar Daniel dan membuat Audrey mengembangkan senyum dibibir indahnya.

"Basi sekali." balas Sean meledek.

"Iri saja."

"Lebih baik sekarang pesan makanan, aku lapar." sambung Luna dan diangguki oleh semuanya.

Sean memesan makanan hanya satu dan itu untuk dimakan berdua dengan Luna, bahkan Luna tak diperbolehkan makan sendiri karena Sean ingin menyuapinya, membuat siapapun yang melihat iri.

"Buka mulutmu, sayang." ujar Sean sambil menyodorkan sesendok makanan ke mulut Luna yang langsung melahap makanan yang disuapkan.

"Sekarang giliranku yang menyuapimu," ucap Luna mengambil sendok yang semula ditangan Sean kini berpindah tempat ketangannya.

"Sean kau sungguh romantis sekali." Audrey terkagum kagum melihat betapa romantisnya Sean pada Luna.

"Seperti itu kau bilang romantis? itu namanya pelit. Makan saja satu berdua, dasar tak punya uang." sindir Daniel dengan tatapan mengejek.

"Hei, apa kau lupa semua makanan ini siapa yang bayar? kau hanya terima enak saja." ujar Sean sambil menatap Daniel tajam.

"Santai bung, ampuni diriku."

"Konyol sekali." Luna tertawa geli melihat becandaan konyol Sean dan Daniel yang terbilang lucu tapi menjijikan.

***

"Sayang, apa kau tau alasan aku bisa mencintaimu?" tanya Sean sambil terus fokus memandang kepantai di depan nya.

"Mana aku tau."

"Kau percaya cinta pandangan pertama?" tanya Sean lagi dan kini Luna menatap Sean dalam membuat Sean ikut memalingkan wajahnya agar menatap Luna.

"Tidak. Buktinya aku tak mencintaimu saat pandangan pertama,"

"Lalu?"

"Aku mencintaimu saat--"

"Saat apa?"

"Saat aku melihat betapa berusahanya kau untuk lepas dari lembah hitam, melihat betapa perjuangannya kau untuk meninggalkan hal buruk demi aku, dan--"

"Dan apa, sayang?"

"Dan aku sangat bahagia saat melihat kau yang selalu berusaha membuatku tersenyum, saat kau selalu menyalahkan diri sendiri saat aku terluka, itu yang membuat aku jatuh cinta padamu." ucap Luna dengan tulus dan pancaran cinta yang abadi untuk seorang devil yang kini perlahan menjelma menjadi malaikat untuknya.

"Really?" ujar Sean tak percaya, kini tangan nya menangkup pipi Luna dengan lembut.

"Apa kau pikir aku berbohong?"

Cup.

Tak disangka Luna menjatuhi ciuman hangat dipipi Sean dengan sangat lembut, Sean diam mematung memegangi pipinya yang mungkin kini merona.

"Ayo ikut aku sekarang!" teriak Sean mengejar Luna yang kini berlari mendekat kepantai, bermain air disana.

"Kemana?"

"Ke jakarta. Kita menikah sekarang! aku tak mau kau direbut orang."

"Enak saja, kuliahku belum kelar, nanti dua tahun lagi." ujar Luna dengan senyuman namun membuat Sean membulatkan mata sempurna.

"Kelamaan, sayang." rengek Sean yang kini telah berada tepat didepan Luna.

"Terserahku."

Byur!

"Luna, basah!" Sean geram saat Luna menyiprati dirinya dengan air hingga bajunya basah.

"Maaf." jawab Luna menyengir seperti tak ada dosa, lalu ia berlari.

"Awas kau, jika kau tertangkap kita akan bercinta di hotel." ancam Sean yang berlari mengejar Luna.

blam.

"Dapat. Rasakan, ingin lari kemana lagi?!" ujar Sean saat Luna berhasil tertangkap dan dipeluknya erat.

"Sudah, lepaskan, aku lelah." ronta Luna dengan wajah puppy eyesnya yang sangat mengemaskan.

"Cium terlebih dahulu kau baru ku lepaskan."

"Tak mau, aku--" sebelum Luna menyelesaikan kalimatnya, benda kenyal itu berhasil terlebih dahulu menyumpal bibir Luna.

Sean mengecupnya lembut, sangat hati hati agar Luna tak kesakitan seperti ciumannya dulu.

"Buka mulutmu." intruksi Sean di tengah ciuman nya, dengan sigap Luna membuka mulutnya.

Sean tak menyia-nyiakan kesempatan itu, lidahnya langsung dengan lihai menari didalam mulut Luna, mengecup setiap inci dan tak ada yang tertinggal.

Begitupun Luna yang memberanikan diri mengigit bibir bawah Sean dengan gemas, mengecupnya lembut.

"He—hentikan, Sean." ucap Luna yang sudah kehabisan oksigen dengan cepat Sean melepaskan ciuman itu.

Sean tersenyum kearah Luna, menyatukan dahi dan hidungnya, mata mereka saling bertemu.

"Aku suka gigitanmu, sayang. Itu akan menjadi hobiku setiap pagi, kau harus melakukan itu." ujar Sean.

"Tapi, aku--"

"Sstt. Jangan menolak, aku mencintaimu."

"Aku juga."

Mereka berpelukan sangat erat seakan tak ingin melepaskan walau hanya sebentar, semoga kisah cinta mereka nyata dan abadi selamanya.

TBC

Sweetest Devil ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang