2. Feeling

734 95 78
                                    

Dhea Pov

Sekolah sudah selesai berjam-jam yang lalu.

Aku berjalan gontai ke atas kasur dan merebahkan tubuhku di atasnya. Rasanya punggungku remuk, letih harus menunggu bus pulang setiap harinya.

Akhirnya, mataku tertutup dan tertidur dengan pulas. Tak lama aku memejamkan mata, aku melihat mata tajam itu lagi, selalu ada disudut dunia manapun. Selalu menatapku seperti itu.

Aku terbangun, mengerjapkan mataku. "Untung cuma mimpi, bisa copot jantung gue kalau beneran!" sambil menghapus keringat di dahi.

"Kok bisa mimpi dia sih." gumamku, "Dah ah, lanjut tidur aja, ntar telat lagi bangun pagi." sambungnya, sambil menarik selimut dan melanjutkan tidurnya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Aku berjalan masuk ke kelas, yang masih sepi. Hanya beberapa orang yang baru datang. Lalu meletakkan tas di atas meja. Menarik kursiku, lalu duduk diatasnya. Kubuka tasku dan mengambil novel yang belum selesai ku baca.

Novel itu, hanya kubuka tanpa membacanya. Mataku masih mengantuk, akhirnya kuputuskan berjalan keluar, menuju toilet. Untuk membasuh muka.

Baru berjalan menuju pintu keluar kelas, aku menabrak bahu Angga. Dan tatapan itu lagi, dia tersenyum.

"Ss..sorry, ga sengaja." kataku terbata, sambil menundukkan kepalaku.

"Santai aja ngg.." sambil mengernyitkan dahinya, mengisyaratkan jika dia tidak mengetahui namaku.

"Dhea, nama aku Dhea" balasku.

"Aku duluan ya Ngga." kataku, aku segera pergi dari hadapannya, tanpa mendengar balasan dari dia.

Sesampainya di toilet, aku basuh mukaku, dan aku lap dengan sapu tanganku. Setelah membasuh muka, aku kembali berjalan menuju kelas dan meninggalkan toilet.

Aku melihat Dina yang sudah duduk rapi di sebelah kursiku.

"Dari manee bu hajiii? Kucel banget.." ejeknya padaku, gatau apa orang masih ngantuk. Aku hanya diam, tak menanggapi dina.

"Woi! Malah diam, bukannya dijawab," dina emang gapernah santai ya, selalu aja ngagetin.

"Dari toilet, habis basuh muka." jawabku sekenanya. Aku kembali menjalani aktivitasku dengan mengeluarkan buku biologi, karna bel masuk baru saja bunyi.

Pak Ijal dari tadi tak henti bercerita, sepanjang pelajaran biologi, dia hanya berdongeng. Semua penghuni kelas sudah tertunduk lemas mendengar cerita pak Ijal yang masih berlangsung di depan kelas.

Mending disuruh ngerjain satu lks, daripada harus dengerin pak ijal cerita didepan kelas. Membosankan.

"Lama banget bel istirahat bunyi yaAllah, lelah Dhea dengan semua ini." gumamku pelan. Dina menahan tawanya mendengar keluhanku.

"Dua menit lagi bel bunyi, Dhe." dan benar saja, setelah Dina mengucapkan itu, bel istirahat berbunyi dengan indah.

"Kantin kuy Dhe, laper banget nih." keluhnya yang kubalas dengan anggukan, sambil mendorong kursi kebelakang, lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kelas.

🍁🍁🍁🍁🍁


"Pesenin siomay ya, Dhe, udah laper banget nih! Mager jalan." mohonnya dengan melihatkan muka melasnya, lalu aku berjalan menuju abang siomay.

"Bang, siomay nya dua." abang tukang siomay hanya mengacungkan jempolnya.

"Bang, siomay nya satu ya." suara laki-laki, tepat di belakangku. Aku melirik kebelakang sejenak, ternyata Angga yang mesan siomay di belakangku.

"Eh, Dhea. Sendirian aja Dhe?" tanyanya dan mengangkat sebelah alisnya.

"Engga, berdua sama Dina kok. Kamu sendirian aja?" Tanyaku hanya untuk basa-basi.

"Iya, Kevin dipanggil bu Ajeng ke majelis guru, jadinya sendiri deh!" balasnya dengan tersenyum tipis.

Lalu abang siomay memberi pesananku tadi. Dan aku berpamitan dengan Angga, yang hanya dibalas anggukan.

Aku jalan menuju meja yang di tempati Dina. Lalu kusodorkan satu piring siomay kepadanya.

"Tadi, gue liat lo ngobrol sama Angga" dia menatapku penuh selidik.

"Iya, cuma ngobrol, kenapa?" kataku sambil memasukkan satu sendok siomay ke mulutku.

"Suka ajasih, ngeliat lo deket sama dia. Lagian, lo kan dah lama jomblo, jadi apasalahnya mulai sama dia." aku tersedak mendengar ucapan Dina, gak habis pikir apa yang ada di otak Dina.

"Bosen, itu mulu." jawabku santai. Toh, gada salahnya kalau aku jomblo. Matahari aja sendiri, tetap bersinar kok.

Setelah selesai makan, kami berjalan meninggalkan kantin.

Bel masuk berbunyi, saat kami sampai di kelas. Tak lama kemudian, guru mata pelajaran masuk ke kelas.

Keadaan kelas seperti biasa, hening, seperti tidak ada kehidupan. Karna ini sudah jam terakhir. Semua murid sudah kelelahan.

Dua puluh menit lagi bel pulang berbunyi.

-C-

Thank you for reading, dan jangan lupa vote dan commentnya! Enjoy reading!

Faith [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang