4. Pergi bareng lagi

512 75 39
                                    

Author

Bel pulang baru saja berbunyi, semua siswa/siswi berhamburan keluar kelas. Angga menunggu Dhea merapikan bukunya.

"Dhe, yuk pulang!"

"Ayuk Ngga!" jawabnya setelah merapikan buku-bukunya.

Mereka pun berjalan menuju parkiran, dimana motor Angga masih terparkir rapi.

Angga memberikan helm kepada Dhea, dan membantunya memasangkan helm. Pipi Dhea terasa panas, tapi Dhea segera menunduk agar Angga tidak melihatnya. Lalu, Angga naik ke atas motor, dan menghidupkan motornya.


"Ayo naik, Dhe." Dhea pun hanya mengangguk dan berjalan mendekati motor Angga, lalu duduk di jok belakang.

"Pegangan ya, Dhe!" perintah Angga kepadanya.

"Nggg.. a-aku, ga-" belum selesai melanjutkan omonganya Angga langsung memotong.

"Kalau malu mau meluk, pegang tas aku aja, gapapa kok." sanggah Angga, agar Dhea tidak merasa canggung.

"Ayo pegang, ntar malah jatuh kalau gak pegangan," Angga kembali bersuara, dan hanya dibalas anggukan oleh Dhea. Dhea pun memegang erat tas Angga.

Angga senang bisa mengantar Dhea pulang. Angga nyaman di dekatnya, mungkin Angga menyukainya.

Dhea gadis yang manis, siapa yang tidak menyukainya. Hanya saja, Dhea tidak pernah memberi kesempatan kepada laki-laki yang selalu mendekatinya.

Motor Angga pun berhenti di depan rumah bercat putih. Dhea pun turun dari motor Angga, dan membuka helmnya.

"Makasih ya, Ngga." ucap Dhea berterimakasih sambil menyodorkan helm Angga.

Angga hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya. "Sama-sama, besok aku jemput lagi ya, Dhe?" tanya Angga dengan wajah tersenyum.

"Tidak ada penolakkan!" kata Dhea, seraya menirukan nada bicara Angga.

Angga hanya terkekeh geli mendengar jawaban Dhea. Ternyata Dhea tidak secuek yang dibayangkan.

"Tau aja, merhatiin banget yaa?" goda Angga kepada Dhea. Dhea pun memukul lengan Angga.

"Apaansi, engga kok!" dan berhasil membuat pipi Dhea panas, menahan malu.

"Cieee, Dhea blushing!" goda Angga sambil tertawa lepas. Tidak disangka, ternyata Dhea mudah sekali blushing.

"Udah ah, pulang gih, udah sore juga!" balas Dhea, bingung harus menjawab apa. Yang jelas, mukanya sudah memerah karena salah tingkah.

"Ngusir nih?" Angga menaikkan sebelah alisnya.

"Engga, udah sore juga," timpal Dhea, karna tidak ingin salah tingkah di depan Angga.

"Yaudahdeh, aku pulang ya, besok aku jemput!" lalu Angga menghidupkan mesin motornya, dan berjalan ke ujung jalan.

Punggung Angga sudah tidak kelihatan di ujung jalanan. Dhea beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam rumah.

Faith [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang