FW Part 7

43 3 0
                                    

Ok...sebagai permintaan maaf aku updatenya cepet.
Happy reading ~

****

"Kau..." ku jitak kepalanya dua kali sebagai balasan karna telah menggangguku.

Dia meringis menahan sakit dan minta ampun padaku "sssh...maaf yoshi, kau jahat sekali padaku. Aku kan hanya ingin mandi bersamamu." elaknya membela diri.

"Ck...yasudahlah. Oh ya ming nanti setelah ini panggil mereka untuk menemuiku, tidak ada penolakan" kataku dengan nada memerintah.

Ming menganggukkan kepalanya.

****

Setelah selesai aku menuju ruang tengah istana untuk menjalankan rapat. Sesampainya disana beberapa petinggi kerajaan berdiri untuk menyambutku lalu memberi hormat.

Aku duduk di samping ayah dan mereka pun duduk. "sejak kapan anak ayah ini mau mengikuti rapat?" tanya ayahku-Raja Toshi-.

"Sejak hari ini...aku hanya ingin mengikutinya saja tidak lebih..." ayah tersenyum. Sepertinya dia senang dengan perubahanku saat ini.

"Yang Mulia rapat kali ini akan membahas tentang masalah mata air didesa bagian utara yang beracun sehingga menimbulkan kematian yang terjadi secara beruntun" ujar salah satu mentri menjelaskan.

"Apakah sudah dicari apa penyebabnya?" tanya ayah.

"Kami sudah mengirimkan beberapa orang kesana Yang Mulia dan berdasarkan penyelidikan mereka, sungai itu sengaja diberi racun oleh seseorang..." jawab mentri tadi.

"Apakah mereka sudah melakukan pencarian terhadap pelaku?" tanya ayah lagi.

"Sudah Yang Mulia, akan tetapi..." ucap mentri tadi perkataannya terputus.

"Apa?" tanya ayah penasaran.

"Tapi menurut hasil pencarian, mereka hanya menemukan satu botol yang diduga kuat digunakan oleh pelaku tersebut untuk meracuni sungai itu. Dan anehnya lagi botol itu tidak pernah berhenti mengeluarkan racun. Padahal botol itu ukurannya seperti ukuran botol biasa dan botol itu tidak dapat dihancurkan" ujar mentri itu ragu ragu.

Ayah mengernyitkan dahinya, dia mulai melihat ke seluruh peserta sidang terkecuali aku seperti meminta pendapat mereka tentang masalah ini. Mereka yang dilihat hanya menundukan kepala seolah olah tidak menemukan ide secuilpun. Ya ampun apa ayah selalu menghadapi masalah seperti ini terus? Kasihan ayah...

Tiba tiba ide pun muncul dalam pikiranku "Ayah?" panggilku memecah keheningan di ruangan rapat. Ayah melihatku begitu juga mereka para petinggi kerajaan.

"Aku ingin ke desa itu untuk mencari tahu dan memecahkan masalah ini..." ayah yang mendengarnya kaget begitu juga mereka yang berada dalam ruangan.

"Tapi imamura disana sangat berbahaya..." ujar ayah berusaha mencegahku. Aku menggelengkan kepala ku.

"Tidak apa ayah, lagi pula bila masalah ini tidak ditangani secara langsung maka masalahnya tidak akan selesai. Aku kesana juga dengan temanku yang akan menjaga ku. Jadi ayah tidak perlu khawatir" ucapku menjelaskan agar aku diperbolehkan. Lagi pula aku dapat menjaga diriku sendiri.

"Baiklah...kalau ini keputusanmu, ayah tidak akan bisa melarang" yah...pada akhirnya ayah mengizinkanku walau dengan berat hati.

Rapat pun berakhir setelah keputusanku tadi. Dan aku teringat bahwa tadi aku menyuruh mereka menemuiku. Wah...sudah berapa lama ya mereka menunggu. Tanpa kusadari ujung bibirku tertarik membentuk sebuah senyuman.

****
Hall tengah kerajaaan

Sesampainya disana aku melihat mereka sudah mulai mengantuk. Ada yang duduk, bersandar di tiang dan lainnya. Oh dan ternyata ming juga ada disitu ikut menunggu. Ku palingkan mataku dan mataku tiba tiba tertuju pada genangan air di pinggir hall mengingat hari sedang hujan. Pikiran jahil ku mulai terlintas di otakku~

Fantasy World (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang