"Maaf, aku harus membatalkan liburan musim panas bersama"
"Aku tak bisa merubah jadwal kerjaku. Aku tau aku telah berjanji padamu, tapi coba mengertilah kesibukanku"
"...Akan aku ganti nanti..."
Aku menyesal sekali, tapi kuminta kakek untuk menemaninya di kebun.
"Bersabarlah dan nikmati saja alam di sekitarnya"
Aku berjalan ke kebun kakek. Aku berhenti sejenak ketika kulihat kakek datang menghampiriku bersama anjing peliharaannya.
"Bagaimana nak? Memang tidak ada yang menyenangkan di kebunku. Tapi kau boleh tinggal di sini dan bermain di kebunku ini"
"Aku cukup sibuk dengan kebunku, tak bisa menemanimu bermain"
"Tapi ada beberapa anak di desa yang bisa kau ajak main denganmu"
Aku memutuskan untuk bermain di kebun kakek. Aku bermain dengan sapi milik kakek. Aku mencoba menaikinya. Namun saat sudah berada diatasnya, aku kehilangan keseimbangan dan jatuh.
Lalu, kakek mengajakku untuk menunggangi kuda. Kuda ini terlihat kuat dan cepat, pasti kakek merawatnya dengan baik.
Aku bermain-main dengan ayam kakek. Awalnya aku mengejar seekor ayam sambil menakut-nakutinya dengan sebuah ranting. Tapi, situasinya berubah ketika segerombolan ayam-ayam datang mengejarku. Mungkin karena ayam yang kukejar tadi membuat kawanannya marah.
Aku juga mencoba memancing ikan di dermaga. Aku diberikan sebuah pancingan oleh kakek. Namun, karena aku tidak kuat menariknya, ikan yang terpancing malah menarik pancinganku sampai jatuh ke air.
Lalu, suatu hari ketika aku sedang bersantai di samping sungai dekat kebun kakek. Aku didatangi oleh seekor anak anjing yang datang entah dari mana.
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------Suatu hari yang cerah. Aku mencoba mendaki bukit. Aku melewati sebuah kolam pemandian air panas dan air terjun di bawah kaki bukit, melewati danau dan jembatan kayu di kaki bukit. Sebelum mencapai puncaknya, ada sebuah taman bunga yang tidak begitu luas. Meski begitu, tempat ini tidak sepenuhnya ditumbuhi bunga-bunga. Ada bagian yang hanya rerumputan saja. Dan terdapat sebuah pohon cedar yang tumbuh menyendiri di tengahnya.
Aku mendatangi taman tersebut. Merasakan tenangnya suasana alam sekitar, aku merebahkan tubuhku diatas rerumputan. Angin berhembus, suara kicauan burung dan suara dedaunan yang diterpa angin membuat diriku merasakan ketenangan dan kedamaian. Di saat aku merasa nyaman tidur di atas rerumputan, tanpa sadar aku memejamkan mataku.
Na na na na na na na, na na na...
Na na na na na na na, na na na...
Na na na na na na na, na na na na...Aku terbangun karena mendengar suara nyanyian di telingaku. Aku membuka mata, dan aku melihat seorang gadis berada di sampingku. Aku langsung berdiri dan menghadap ke gadis itu.
"Oh, kau anak yang berkunjung ke kebun kakeknya ya"
Aku mengangguk...
"Apa kau selalu sendirian? Aku juga suka tempat ini, dan sering bermain sendirian"
"Bisakah kau ceritakan padaku tentang kota tempat tinggalmu dan juga tentang dirimu?"
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------Setelah menceritakan kota tempat tinggalku dan juga tentang diriku. Ia mengajakku pergi ke puncak bukit. Kami duduk berdua bersebelahan. Melihat pemandangan di depan kami yang sangat indah bersama. Saat aku melihatnya, ia terlihat sangat cantik dengan senyumnya yang menawan. Ia mulai bernyanyi lagi.
Na na na na na na na, na na na...
Na na na na na na na, na na na...Awalnya, hanya dia yang bernyanyi. Lalu, aku mulai ikut bernyayi bersamanya. Mengikuti suaranya yang merdu itu. Kamipun bernyayi bersama.
Na na na na na na na, na na na...
Na na na na na na na, na na na...
Na na na na na na na, na na na na...--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------"Bagaimana nak? Apa kau senang? Saat pulang nanti bilang pada orangtuamu ya kalau aku juga senang"
Aku mengangguk...
Saat aku berbalik, gadis yang kutemui di bukit datang menghampiriku.
"Oh, kau mau pulang?!"
Aku mengangguk. Wajahnya terlihat sedih.
"Itu akan membuatku kesepian. Kau akan kembali ke sini lagi kan?"
"Iya" jawabku
Seketika raut wajahnya berubah ceria kembali. Lalu ia tersenyum padaku.
"Ingatlah, kau sudah berjanji"
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------Ingatan itu, masih terus aku ingat hingga sekarang. Bodohnya aku, kenapa aku tidak menanyakan nama gadis itu. Ataukah mungkin aku lupa namanya? Entahlah, yang jelas kejadian itu sudah bertahun-tahun lamanya. Mungkin saja gadis itu juga sudah lupa padaku.
"Sudah cukup lama sekali ya. Dalam beberapa tahun ini kau sudah tumbuh dewasa" ucap Pak Thomas
"Aku sudah membicarakannya pada para penduduk desa. Kakekmu telah merawat kebun ini dengan sangat baik. Kami menghormati permintaannya dan ingin tau apa yang bisa kau raih dalam waktu 3 tahun"
"Kami tak bermaksud untuk menguji, jika kau kembalikan kebun ini seperti sedia kala, kami akan menerimamu sebagai pemilik tetap" ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan raut wajah yang murung.
"Tapi, kalau kebunnya terlantar atau kau tidak bersosialisasi dengan penduduk desa, maka kau harus pergi"
"Itulah keputusan yang dibuat oleh kami" ia menambahkan
"Baiklah, akan kulakukan!" kataku dengan tegas
"Berkebun perlu kerja keras, tapi kuharap kau bisa melakukan yang terbaik dan menjadi petani hebat seperti kakekmu"Mulai sekarang, aku akan bekerja keras untuk menjadi seorang petani hebat seperti kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon Back To Nature
FanfictionCerita ini hanyalah sebuah fan made. Berdasarkan dari game nya dengan judul yang sama, Harvest Moon Back To Nature. Game buatan Natsume Inc. ini bercerita tentang seorang pria (sebut saja Chris) yang mengambil alih lahan kebun dan peternakan milik k...