Hari ini, aku tidak pergi menambang, aku memutuskan untuk mengurus kebun dan pergi ke desa setelahnya. Aku mengurus kebun hanya dengan memotong-motong rumput liar yang terus tumbuh. Dalam waktu beberapa hari saja rumput liar baru (meski tidak begitu banyak) sudah tumbuh lagi di beberapa bagian kebun yang sudah ku bersihkan sebelumnya. Beginikah yang selalu dihadapi kakek dulu selama merawat kebun ini?...
Setelah aku selesai merawat kebun, aku pergi ke desa. Sebenarnya, kawasan rumahku ini sudah berada di desa. Hanya saja, posisinya bukan berada di area perumahan di Mineral Town. Tapi berada di pinggiran desa, sebelah barat dari Lapangan Mawar (pusat desa), dekat dengan sungai yang membatasi Mineral Town dengan kawasan hutan dan bukit.
Aku berniat pergi ke Mineral Town melewati jalan yang belum pernah ku lalui, melewati peternakan ayam dan peternakan sapi & domba. Aku harus melewati peternakan ayam lebih dulu sebelum melewati peternakan sapi & domba.
Langkah kakiku terus ku ayunkan seiring jalanan tanah ini. Disebelah kanan dan kiri kulihat hamparan padang rumput, tidak begitu luas. Terlihat dari sini disebelah kiriku adalah Mineral Town, sementara dari disebelah kanan terlihat sungai dan hutan yang membatasi desa dengan hutan.
"Kau jahat Rick! Aku membencimu!"
Terdengar suara teriakan yang nyaring dari arah peternakan ayam bernama Poultry Farm. Seketika itu, aku melihat seorang gadis berambut pink berlari keluar dan pergi meninggalkan peternakan.
"Popuri! Tunggu!"
Terdengar lagi suara teriakan, kali ini suaranya lebih berat. Seorang pria berambut oranye pendek dengan bandana putih di kepalanya. Ia juga berkaca mata. Karena kebetulan lewat, aku mencoba menghampiri tetanggaku yang satu ini.
"Anu, apa ada masalah?"
Ia agak terkejut mendengar suara ku dari belakang. Ia langsung menoleh ke arahku. Wajahnya terlihat cemas.
"Oh, kau pasti Chris dari kebun Midgard. Perkenalkan, namaku Rick. Aku salah satu pengelola peternakan ayam Poultry Farm. Senang berkenalan denganmu" ia memperkenalkan dirinya, sekejap wajah cemasnya hilang diganti dengan senyum ramah.
"Namaku Chris. Senang berkenalan denganmu juga. Anu, mungkin aku tidak berkenan menanyakan hal ini. Tapi kalau boleh tau, apa yang sedang terjadi? Mungkin aku bisa membantu"
Wajahnya kembali cemas, ia menoleh ke arah dimana gadis bernama Popuri tadi berlari.
"Sepertinya kau mendengar kami bertengkar tadi. Apa kau sudah bertemu dengannya? Gadis berambut pink tadi?"
"Yeah, sebenarnya sudah. Namun, sepertinya perkenalanku dengannya tidak begitu dipedulikan olehnya. Hahaha..." aku tertawa datar.
"Haha... Aku sudah bisa menebaknya, ia memang agak sulit bergaul dengan orang yang baru ia temui" ia terkekeh kecil.
"Dia adalah adikku, Popuri namanya. Sifatnya itu mungkin agak galak dan jutek. Tapi kalau sudah akrab, dia bahkan bisa lebih lembut dari pada Elli"
"Hm? Elli? Siapa Elli?" Aku tidak tau siapa Elli.
"Oh, sepertinya kau belum pernah bertemu dengannya. Yeah, kau akan mengenal seluruh warga desa di Mineral Town kalau kau bertemu dengan mereka semua"
Itu benar, aku harus bersosialisasi dengan penduduk desa supaya aku bisa mengenal semuanya.
"Hmm, dengar Chris. Mungkin aku agak kurang sopan, mengingat karena kita baru pertama kali bertemu. Tapi, aku tidak punya pilihan" Ia menatapku tajam.
"Salah satu ayam kami mati dimangsa serigala. Kemarin, Popuri lupa menaruhnya di kandang, dan baru pagi ini kami menyadarinya. Aku memarahi kecerobohannya itu dan... Yeah, jadi beginilah keadaannya" Aku mendengarkannya baik-baik.
"Jadi, kumohon bicaralah pada Popuri. Kami akan bertengkar lagi nanti bila aku yang menemuinya. Tapi kalau kau, aku yakin dia mau bicara" Wajahnya yang terlihat cemas itu menatap tajam ke arahku.
"Baiklah, akanku coba. Tapi aku tidak bisa menjamin apa ia mau bicara padaku atau tidak" Sekejap kekhawatiran di wajahnya sirna, kali ini ekspresi penuh harapan terpancar dari wajahnya.
"Terimakasih, aku tidak tau apa yang harus kulakukan kalau kau tidak ada. Ibu pasti akan marah padaku"
Ketika aku hendak pergi, Rick mengatakan sesuatu lagi.
"Oh ya! Sepertinya dia pergi ke air terjun dekat pemandian air panas. Kau tau tempatnya?"
Aku mengangguk.
"Baiklah, sampai nanti Chris"
Rick melambaikan tangannya padaku, aku berjalan menyusuri jalanan ke arah dimana Popuri berlari tadi.
...
Aku pergi ke pemandian air panas menyusuri jalanan setapak melewati hutan. Sebenarnya aku belum pernah lewat sini, tapi untungnya ada papan penunjuk arah yang menuntunku ke area pemandian air panas. Aku sempat melewati sebuah rumah kayu di tengah hutan. Namun, kayu-kayu ini tidak berbentuk papan, melainkan masih seperti bentuk kayu gelonggongan. Di belakangnya juga ada potongan-potongan kayu. Sepertinya rumah ini adalah rumah si penebang kayu.
Setelah melewati hutan dan rumah kayu, aku sampai di tangga menuju area pemandian air panas. Aku menapaki satu persatu anak tangga, langkahku agak berat karena lereng ini cukup tinggi. Tangga ini juga dibuat dari bawah langsung menuju keatas supaya lebih dekat, tidak dibuat zig-zag.
Setelah menapaki anak tangga terakhir, sampailah diriku di area pemandian air panas. Aku melihat gadis berambut pink berdiri didekat sungai, menatap ke air yang mengalir dari air terjun di dekatnya. Wajahnya sedih, air mata terlihat membasahi wajah cantiknya itu. Aku berjalan mendekati gadis bernama Popuri itu, mencoba untuk berbicara.
"Aku sedih sekali... Tapi Rick sangat jahat!"
Aku agak kaget mendengarnya. Entah ia sedang berbicara sendiri atau ia sudah menyadari keberadaanku disini. Aku berjalan beberapa langkah sampai berada di dekatnya, tapi masih menjaga jarak. Suasana disini yang biasanya damai & tentram, menjadi agak sedih. Hanya suara air terjun dan suara tangis kecil dari Popuri.
"A-aku dengar dari Rick. Aku turut berduka cita" Suaraku tercekat, takut bila salah berkata.
Ia memalingkan wajahnya dari sungai, menatapku lalu menatap kearah yang lain. Wajahnya sedih, air matanya masih menetes, meski tangisannya mulai mereda.
"Namanya Pon, aku sangat menyukai ayam itu sebelumnya. Tapi..."
"Whaaaa..."
Suasananya sempat hening sebelum tangisannya itu mulai pecah. Air matanya semakin banyak yang menetes. Aku agak panik, bingung, tidak tau apa yang harus kulakukan.
...
Akhirnya, aku hanya diam mematung didekatnya, mendengarnya menangis selama beberapa menit. Tapi sekarang, ia sudah berhenti menangis, meski pipinya masih basah. Mungkin, Popuri sudah menuangkan semua rasa sedihnya dan merelakan kehilangannya.
"Makasih ya, sudah menemaniku disini. Maaf, bahkan aku belum mengenalimu"
Aku heran mendengarnya. Padahal aku sudah bertemu dengannya beberapa hari lalu, tapi ia tidak mengingatnya. Wajar saja, waktu itu ia tidak peduli padaku karena aku orang asing.
"Oh! Kau pasti Chris, dari kebun Midgard. Aku Popuri, senang bertemu denganmu"
"Senang bertemu denganmu juga, Popuri"
Suasananya sempat hening beberapa saat. Lalu aku mencoba angkat bicara.
"Bagaimana kalau kau minta maaf pada Rick? Dengan begitu, kalian tidak perlu bertengkar lagi"
Ia mengangguk, mengusap pipinya yang basah itu dengan tangannya.
"Ya, kau benar. Aku akan minta maaf pada Rick. Sampai jumpa lagi, Chris"
Ia melambaikan tangannya padaku, lalu pergi meninggalkan area pemandian air panas. Aku melihatnya dari belakang sampai ia tidak terlihat lagi dalam pandanganku.
"Hah... Leganya, masalahnya terseleaikan"
Aku duduk di dekat sungai, sambil menikmati suasana damai di area pemandian air panas ini. Mulai besok, aku akan mencoba berkeliling desa untuk bersosialisasi dengan para penduduk.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon Back To Nature
FanfictionCerita ini hanyalah sebuah fan made. Berdasarkan dari game nya dengan judul yang sama, Harvest Moon Back To Nature. Game buatan Natsume Inc. ini bercerita tentang seorang pria (sebut saja Chris) yang mengambil alih lahan kebun dan peternakan milik k...