Awal

353 20 2
                                    

"Akh... Tubuhku" aku merasa agak lelah. Meski sudah tidur nyenyak semalaman, tapi kelelahan yang kurasa dari perjalananku kemarin masih terasa hingga sekarang.
"Sudah pagi kah? Sebaiknya aku bersiap-siap".

Aku bangun dari kasur yang sudah lama tak ditempati ini. Meski sudah tua, tapi kasur ini masih terasa nyaman. Rumah kakek ini memang agak kecil, dengan sebuah kasur tidur, sebuah TV, sebuah rak buku, sebuah meja makan terbuat dari kayu berbentuk bundar lengkap dengan sebuah kursi kayu, sebuah peti yang berisikan peralatan kebun dan sebuah laci di dekat TV. Semua furnitur itu berada dalam satu ruangan ini. Dan sebuah kamar mandi yang terletak di belakang rumah, terhubung dengan pintu kayu.

"Hm? Aku baru ingat kalau kakek tidak pernah menggunakan lemari baju untuk menyimpan semua pakaiannya". Kakek selalu menaruh pakaiannya di laci di bawah tempat tidur.
"Aku rasa, sekarang saatnya untuk mandi". Aku pergi ke kamar mandi sambil membawa peralatan mandi.

Setelah mandi dan mengenakan pakaian, perutku terasa lapar. Sayangnya, rumah kakek tidak memiliki dapur. Kebiasaan kakek yang suka makan di luar rumah membuatnya tidak pernah menggunakan kompor sedikitpun. Ia sering sekali membakar ikan di kebun, makan buah yang baru saja di petik dari pohonnya atau bahkan memakan langsung tanaman-tanaman tertentu yang ia temukan di bukit.

"Bagaimana ini? Aku lupa kalau kakek tidak punya kompor atau semacamnya". Aku teringat dengan bekalku yang masih tersisa kemarin. Ku periksa tas yang berada di atas kasur.

"Wah, untungnya masih tersisa sepotong sandwich di tas. Sebaiknya aku memikirkan bagaimana nanti aku makan siang dan makan malam".

Crunch, crunch, crunch...
Aku memeriksa uangku di tas sambil mengunyah sandwich ini.

"Uangku tersisa 500 G, entah apa uang ini bisa membeli makan siang dan makan malam untuk hari ini".

Hari pertama sebagai seorang petani yang belum sepenuhnya ku mulai ini, aku sudah dihadapkan dengan berbagai masalah seperti ini. Padahal, aku belum mulai mengurus kebun kakekku ini yang dinamai Midgard olehnya.

--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------

Membuka pintu kayu yang sudah terlihat usang ini, aku melangkahkan kakiku keluar rumah. Aku menghirup udara yang sangat segar di pagi hari yang cerah ini. Sekarang adalah musim semi. Suara burung berkicau memeriahkan suasana pagi ini.
Sekarang masih sekitar jam 8 pagi. Sesaat aku sedang menikmati pagi ini, ada seseorang yang datang menghampiriku.

"Chris, selamat pagi. Apa kau baru bangun tidur? Kulihat kau masih terlihat agak lelah semenjak perjalanan kemarin". Seseorang menyambutku di pagi hari ini. Ternyata ia adalah Pak Thomas. Ia juga membawa seekor anjing kecil di tangannya.

"Selamat pagi pak. Ya, aku baru saja bangun. Ngomong-ngomong, apa bapak perlu sesuatu?" jawabku
"Nah, begini Chris. Ini adalah anak anjing yang masih keturunan dengan anjing milik kakekmu dulu. Kakekmu memintamu untuk merawat anjing ini dengan baik"
Anjing ini terlihat lucu, dengan mata hitam dan bulu berwarna cokelat muda di bagian atas tubuhnya dan putih di bagian bawah tubuhnya.

"Wah, senang rasanya bisa memiliki teman di rumah. Siapa namanya?" kataku, menyambut anjing itu. Pak Thomaspun memeberikan anjing itu.
"Selama aku urus, aku memanggilnya Zed. Karena terlihat keren"
"Baiklah Zed, mulai sekarang kita akan tinggal bersama"

Woof woof...

Zed menggonggong kecil sambil menggoyangkan ekornya.

"O iya Chris. Karena kau masih penduduk baru di Mineral Town. Aku ingin mengantarmu berkeliling. Apa kau mau?"

Harvest Moon Back To NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang