Ketujuh Kurcaci

162 6 2
                                    

"Kakek, apa kau sedang memperhatikanku dari jauh?"

Aku meletakkan Toy Flower di makam mendiang kakekku, lalu duduk di tanah tanpa menggunakan alas apapun. Aku merasa bunga putih itu lebih cocok daripada bunga Moondrop yang berwarna kuning untuk diletakkan di makam.

"Apa kakek ingat ceritaku tentang gadis yang pernah kutemui saat kecil dulu?"

"Saat festival sebelumnya, aku mendengar lagi suara nyanyian yang merdu itu", aku berhenti sejenak, lalu melihat ke langit yang cerah.

"Lantunan itu membuatku merasa bernostalgia", aku memejamkan mata, visual kenangan lama tergambar dalam pikiranku.

Hari ini setelah selesai melakukan pekerjaanku di kebun, aku berkunjung ke makam kakek yang berada disamping gereja. Aku menghabiskan waktuku sekitar setengah jam, menceritakan hari-hariku di Mineral Town. Padahal aku belum lama tinggal disini, tapi hasratku untuk menceritakan itu pada kakek tidak bisa kubendung lagi.

"Selamat pagi"

Mendengar suara langkah kaki dan diikuti oleh sapaan dari belakang punggungku, aku menoleh dan melihat seseorang dengan pakaian rapih berwarna hitam dan sebuah kalung salib di dadanya.

"Oh, pagi juga", aku menyapanya sambil beranjak dari tempat dudukku.

"Wajahmu terlihat baru dimataku, aku yakin kamu adalah pendatang baru yang disebutkan oleh Pak Walikota. Namaku Carter, aku adalah pastor di Mineral Town"

"Ya, namaku Chris. Aku menggantikan Kakek Bob untuk merawat kebun Midgard"

"Senang bertemu denganmu Chris"

Pastor Carter terlihat sangat ramah dan bersahabat. Kami sempat mengobrol sebentar, sampai ia pergi lebih dulu untuk melakukan urusannya di gereja.

Posisi pemakaman dan gereja menghadap kejalan, dengan sebuah pagar yang membatasi area pemakaman dan jalanan desa. Saat aku masih di pemakaman, kulihat Rick dan Karen berjalan beriringan ke arah gereja. Kupikir mereka akan masuk ke dalam gereja, tetapi ternyata mereka berdua pergi ke belakang bangunan gereja yang merupakan kawasan hutan. Hal itu membuatku penasaran dan mengikuti mereka. Dari balik tembok, aku mendengar percakapan mereka di sana.

"Karen, sebenarnya kau mau mengajakku kemana?", Rick bertanya.

"Apa kau ingat saat Pastor Carter datang ke desa ini?" Karen menjawab pertanyaannya Rick dengan pertanyaan.

Rick menyentuh dagunya, seraya mengingat-ingat sesuatu, "Oh, tentu saja. Kita sedang merayakan bangunan yang baru itu".

Karen tersenyum, "Kenangan yang indah, kita masih sering main di hutan dekat bangunan baru itu dulu. Ayo kita kesana lagi! Sudah cukup lama kita tidak kesana"

"Yeah, kita dulu sering main disana. Ayo kita pergi!", dengan semangat Rick dan Karen masuk ke dalam hutan.

Aku keluar dari persembunyianku, lalu berjalan ke tempat mereka berbicara tadi. Namun, sosok mereka sudah menghilang dari balik pepohonan. Aku penasaran, tapi aku berpikir untuk tidak ikut campur lebih jauh. Saat aku ingin meninggalkan gereja, pandanganku menangkap sesuatu yang membuatku tertarik. Ada sebuah pondok yang letaknya tidak begitu jauh dibelakang gereja. Pondok itu terbuat dari kayu, dengan atap yang mungkin merupakan jerami atau daun-daun kering yang sudah menghitam. Bentuk pondok itu berbentuk lingkaran, dan ukurannya tidak begitu besar.

Aku menghampiri pondok tersebut, "Apa ada orang yang tinggal disini?". Dihadapanku saat ini adalah pintu pondok yang berukuran cukup kecil. 'Siapa yang tinggal disini? Anak kecil?' Kataku dalam hati.

"Hiyaaah!", saat aku mau mengetuk pintu tersebut, aku mendengar suara teriakan dari balik semak-semak.

Seseorang melompat ke arahku, sontak membuatku terkejut. Karena tidak bisa menghindar, tubuhku tersungkur kebelakang karena hantaman dari orang tersebut.

Harvest Moon Back To NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang