"Wah, lelah sekali"
Aku terbaring lemas di kasurku, posisi tidurku miring sambil melihat Zed yang sedang tertidur pulas. Sudah jam 8 malam, ia juga pasti kelelahan selama seharian di kebun.Selama aku mencoba tidur, aku teringat dengan kejadian tadi siang.
"Aku Popuri, senang bertemu denganmu"
Teringat perkenalanku dengan Popuri, gadis berambut pink dari Peternakan Ayam Poultry Farm. Ini baru langkah awal untuk mengenal para penduduk desa.
Selepas kejadian tersebut, aku menambang lagi untuk menambah penghasilanku dengan menjual hasil tambangnya. Zack yang datang jam 5 sore selalu memeriksa apakah ada yang bisa ku jual atau tidak. Selain hasil tambang, aku juga menjual sumber daya alam yang tersedia di area bukit dan hutan.
Tanpa sadar, aku sudah tertidur lelap saat sedang memikirkan bagaimana hari esok akan berlangsung.
...
"Chris, selamat pagi" Pak Thomas berdiri di depan pintu rumahku.
Orang yang pertama kali kutemui hari ini adalah Pak Thomas. Sepertinya ada yang ingin disampaikan.
"Selamat pagi, Pak Thomas. Ada yang bisa saya bantu?"
"Begini, besok akan diadakan Festival Dewi Spring di Lapangan Mawar. Seharusnya festival diadakan kemarin, tapi karena ada suatu masalah acaranya diundur 1 hari. Dan besok akan diselenggarakan jam 10 pagi sampai selesai"
"Baik Pak, saya akan menyempatkan diri untuk kesana"
"Sebaiknya kau datang Chris, karena semua gadis-gadis di desa ini akan terlihat sangat menawan sekali saat festival ini" Ia membujuk sambil terkekeh kecil.
"O-oke Pak, saya akan datang" Aku menerima undangannya itu dengan senang hati.
"Kalau begitu, sampai besok. Aku akan menunggumu di lapangan"
Ia pergi meninggalkan rumahku sambil melambaikan tangannya. Besok akan menjadi hari pertamaku dalam mengikuti festival di Mineral Town.
...
Hari ini aku menambang dan mengurus kebun dari jam setengah 6 pagi. Sekitar jam 11 aku pergi ke desa untuk mencoba bersosialisasi lagi dengan penduduk.
Aku pergi ke Mineral Town melewati sebuah Toko Pandai Besi Saibara. Aku teringat dengan perkataan Zack tentang meningkatkan kekuatan peralatan kebun. Aku memutuskan untuk berkunjung kesana.
'Pandai Besi Saibara'
"Buka dari jam 10 siang sampai jam 4 sore. Maaf, hari Kamis tutup."Begitulah yang tertulis di papan kayu didepan toko ini. Ini hari Senin, jadi pasti tokonya buka.
"Permisi..." Aku membuka pintu dan masuk ke dalam toko. Begitu masuk ke dalam, tubuhku merasakan aura panas di dalam ruangan.
Terlihat sebuah tungku pembakaran berukuran besar. Kobaran apinya terlihat dari luar, tungku itu terlihat hitam karena proses pembakaran yang lama. Disamping kanannya terdapat meja, beberapa peralatan pandai besi seperti palu, pencapit, alat tempa dan lain-lainya berada diatasnya. Disamping kirinya terdapat bak besar, berisi air dan berbagai alat untuk mencetak besi, serta bejana besi yang kosong. Dan di tengah ruangan yang berbentuk lingkaran ini, terdapat meja untuk menempa.
Seorang pria tua menghampiriku, rambutnya yang sudah memutih di bagian kanan dan kiri kepalanya dengan botak ditengahnya. Kumis dan janggutnya pun sudah memutih. Kulit keriputnya terlihat di permukaan wajahnya.
"Selamat datang, kau kelihatan baru. Apakah kau Chris dari kebun Midgard?" Ia menyambutku, meski tidak tersenyum. Namun ia bersikap ramah.
"Ya, namaku Chris"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon Back To Nature
FanfictionCerita ini hanyalah sebuah fan made. Berdasarkan dari game nya dengan judul yang sama, Harvest Moon Back To Nature. Game buatan Natsume Inc. ini bercerita tentang seorang pria (sebut saja Chris) yang mengambil alih lahan kebun dan peternakan milik k...