"Untukku?" Aku memegang secarik kertas yang kutemukan di rak buku. Kertas itu kutemukan dalam kondisi terlipat. Aku membuka lipatan itu. Setelah terbuka, ada sebuah pesan yang tertulis.
"Chris, ini adalah pesan dari kakek. Carilah sebuah buku catatan yang ada di rak buku. Aku meletakannya di bagian atas rak. Buku itu berukuran sedang dan tidak terlalu tebal, dengan cover berwarna hijau. Buku catatan itu akan membantumu dalam menjadi seorang petani"
Aku mencari buku yang dimaksudkan kakekku. Aku melihat-lihat rak bagian atas, memeriksa bukunya satu persatu, mencari buku yang memiliki cover berwarna hijau.
"Hmm... Mungkinkah, ini buku yang dimaksudkan kakek". Tanganku meraih sebuah buku yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti yang tertulis di pesan kakek.
"Baiklah, sepertinya aku akan membaca buku ini dulu sebelum kulanjutkan pekerjaanku".
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------"Hoam...". Aku merasa agak lelah. Kuperiksa jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 12:02.
"Jam 12 siang? Tidak kusangka aku membaca buku ini selama kurang lebih 2 jam". Aku sudah membaca dan mencoba mengingat semua hal yang tertulis di buku ini. Sekarang aku sudah memiliki cukup banyak pengetahuan untuk menjadi seorang petani. Hal-hal yang telah kubaca, seperti berbagai macam sumber daya alam di bukit dan di hutan, sumber daya yang ada di dalam goa dan tanaman apa saja yang bisa kutanam di kebun. Semuanya benar-benar berguna.
"Aku merasa lebih siap daripada sebelumnya untuk menjadi seorang petani"
Woof woof...
"Hm? Wah, sejak kapan kau berada di dekatku Zed? Aku tidak menyadarinya"
Sepertinya aku terlalu serius membaca.Woof...
"Ah aku hampir lupa, sekarang sudah waktunya makan siang. Kau pasti lapar Zed. Aku akan membelikanmu makanan dulu ya".
Aku beranjak dari kursi, menyiapkan uang dan keluar dari rumah untuk pergi ke supermarket. Aku mulai berjalan menyusuri jalanan yang menghubungkan rumahku dengan Mineral Town, sambil mengingat jalan yang pernah kulalui bersama Pak Thomas saat ia menemaniku berkeliling.
Melewati beberapa bangunan yang merupakan toko sekaligus rumah milik penduduk. Rumah mereka terhubung dengan tokonya, pikirku tidak begitu sulit untuk mengawasi toko setiap harinya. Pandai Besi Saibara, Toko Anggur Aja, Perpustakaan Mary dan aku juga melewati rumah milik nenek Ellen dan rumah Pak Thomas. Aku berjalan sambil melihat-lihat sekeliling sampai tidak memperhatikan jalanku.
Duk...
"Oh!" Aku menyenggol seseorang saat berjalan.
"Hei!" Seseorang menegurku.
"M-maaf... Aku tidak sengaja."
"Oh... Kau terlihat asing. Apa kau penduduk baru disini?"
"Y-ya. Aku masih melihat-lihat desa ini. Maaf aku tidak memperhatikan jalan." Pria yang ada dihadapanku ini, terlihat seumuran denganku. Ia mengenakan baju seperti seorang pekerja, dengan sebuah topi dan mengenakan sarung tangan.
"Kalau begitu, sampai nanti." Ia tersenyum dan pergi melewatiku. Ah, aku tidak sempat mengetahui namanya, mungkin lain kali. Aku melanjutkan perjalananku lagi. Aku berjalan beberapa meter ke depan dan sampailah di depan supermarket."Akhirnya sampai juga di supermarket". Aku melihat ada papan yang dipasang di depan supermarket. Papan itu bertuliskan:
"Supermarket buka dari jam 9 pagi sampai 5 sore. Hari Minggu dan Selasa tutup"Syukurlah, hari ini adalah hari Senin. Aku bisa membeli makanan hari ini. Aku agak gugup karena ini adalah pertama kalinya aku pergi sendirian untuk menemui penduduk desa. Ini juga merupakan kesempatanku untuk bersosialisasi dengan para penduduk. Aku mulai memberanikan diriku masuk ke supermarket. Saat aku masuk, aku mendengar sebuah percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest Moon Back To Nature
FanfictionCerita ini hanyalah sebuah fan made. Berdasarkan dari game nya dengan judul yang sama, Harvest Moon Back To Nature. Game buatan Natsume Inc. ini bercerita tentang seorang pria (sebut saja Chris) yang mengambil alih lahan kebun dan peternakan milik k...