+++
"ver, gue minta tolong, boleh ga?" luke nyamperin gue. dia meluk sebuah kerdus yang isinya karton, spidol, kertas, dan alat-alat begituan lainnya.
"apa?" tanya gue.
"tolong ke ruangan osis-mpk dong. ambil bagan classmeeting."
"oke."
"buruan, ya. ditungguin ilham."
"sip," setelah mengiyakan, gue berjalan ke arah ruangan osis yang letaknya nggak begitu jauh dari tempat gue berdiri sekarang.
gue masuk ke dalam ruangan osis dan mencoba mencari bagan yang luke bilang. hampir semua sudut ruangan gue kelilingin, tapi gue sama sekali belom nemu barang yang gue cari dari tadi.
"luke naro dimana sih, gila," umpat gue, kesal.
"buset, jangan marah-marah dong," sahut suara seseorang yang bikin gue berhenti mencari bagan dan membeku ditempat.
gue noleh dan ngeliat kak ashton lagi senderan diambang pintu sambil menggunakan almameter MPK. dia senyum kearah gue.
woi, gue bisa mati kalo kayak gini caranya.
"e-eh, k-kak ashton," gue menjawab dengan sedikit gagap karena nggak percaya ada dia di ambang pintu itu. aduh, kalem kenapa sih, ver?
"verin," balasnya.
i don't like my name until you said it.
"i-iya, kak?" jawab gue.
"buset, santai aja kali, ver. sampe gemeteran gitu." kak ashton ketawa kecil.
YA IYALAH LO GANTENG GIMANA GUE GAK GEMETERAN, KAMBING. maaf.
"lagi nyari apaan lo?" lanjut kak ashton.
"bagan classmeeting. kenapa?" akhirnya gue bisa stay cool juga.
"udah ketemu belom?"
gue menggelengkan kepala.
"yaudah, gue bantu cariin deh," kak ashton masuk kedalem ruangan, lalu mulai ngedeketin gue. apa? barusan dia bilang apa?
mimpi apa gue semalem bisa ngeliat kak ashton sedeket ini? biasanya gue cuma ngeliatin dia yang lagi beli pentol kojek di kantin. duh gusti, indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini.
"kok malah liatin gue? bantuin dong, ver."
aduh,
pengen pulang aja lah gue."geer lo, sumpah," jawab gue, sok kalem. padahal mah ya ampun, loncat hati gue.
kak ashton malah cengengesan dan harusnya dia gak ngelakuin itu karena senyumnya manis banget, yang pastinya bikin gue makin cinta sama ini orang.
tiba-tiba, kak ashton mengangkat sebuah kertas asturo yang udah ditulisin bagan-bagan urutan main futsal selama classmeeting. "ini apa? makanya kalo nyari yang fokus, ver. jangan sambil mikirin gue," kata ashton.
gue cuma ngeliatin dia dengan tatapan idih-geer-lo dan lagi-lagi, kak ashton cuma cengengesan. tapi semua omongannya dia bener, gue bakal lebih fokus nyari kalo nggak mikirin dia dan salting karena dia ada disini daritadi.
"yaudah, lo kasih luke ya. gue balik duluan," kata kak ashton, dan gue cuma membalas pake anggukan. agak sedih sih denger kak ashton bilang gitu karena itu berarti, gue ngga bisa lebih lama lagi sama dia disini.
gue dan kak ashton emang udah biasa ketemu di rapat organisasi. jadi sebenernya udah nggak jarang sih gue ngobrol sama dia, at least, yang tadi itu kita bener-bener ngobrol berdua. walaupun cuma bentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GO-LUM
FanfictionWhen he bid her twice, he knows he will bid her forever. Copyright ©2016 by Angela Dhyta, All Rights Reserved. WARNING: lower case intended, this story contains harsh words and scenes that may not suitable for all readers. reader discretion is advis...