#16

11.2K 1.4K 972
                                    

+++

gue dan calum nekat nerobos hujan.

setelah kita berdua balik dari makam papa, hujan deras langsung mengguyur sebagian dari kota tercinta gue ini alias bekasi.

"ver, deres banget ini. berenti di depan situ, ya?" kata calum yang perlahan membelokkan motornya ke ruas jalan kiri.

"iya, yaudah seterah deh!" gue ngejawab dengan suara keras, karena suara gue disaingi sama suara hujan.

calum mematikan mesin motornya tepat di depan sebuah ruko. gue menoleh dan membaca spanduk berwarna kuning yang menandakan kalo tempat ini menjual pancong.

"sambil nunggu, kita makan pancong langganan gue, ya." kata calum.

gue?

udah ga saya-kamuan lagi nih?

sabodo teuing, jawab aja deh, "lo yang ngajak, berarti lo juga yang traktir."

calum hanya menjawab dengan acungan jempol, lalu dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruko sederhana itu.

"nah, lo mau rasa coklat, keju, atau susu?" tanya calum.

kalo lagi dingin-dingin begini, kayaknya enakan rasa pelukan kamu deh, mas.

+++

niall mengetuk-ngetukkan bolpoinnya ke atas meja sampai akhirnya bu ningsih menutup pertemuan hari ini.

"ah, bel pulang masih lama banget lagi. abis ini pelajaran apa, ver?" tanya niall.

"biologi," jawab gue, kemudian membalikkan badan untuk mengambil buku biologi dari dalam tas.

nggak lama kemudian, guru biologi kelas sebelas yang namanya pak endang itu memasukki ruangan kelas. semoga dia bisa membangkitkan semangat siswa yang semakin sore semakin berkurang ini deh, ya.

setelah pak endang duduk di kursi guru, ketua kelas gue yang super pinter--zafran, dipanggilnya japra--langsung menginstruksikan semua siswa untuk bersiap.

"lo tau ngga, endang singkatan dari apa?" niall tiba-tiba membisikkan pertanyaan ga penting ke telinga gue.

gue menggeleng, "apaan emang?"

"ENak ditenDANG," jawab niall, cekikan sendiri. nggak lucu, anjrit.

"bentar, gue mikir dulu pengen ketawa apa engga," gue menjawab sarkastik, kemudian niall cemberut sambil membuka catatan biologinya.

pak endang kemudian mulai bangkit dari tempat duduknya dan berdiri tepat di tengah kelas.

"kemaren bapak ngasih tugas apa, ya?" tanya pak endang ke seluruh murid.

japra yang duduknya di pojok kanan depan langsung nengok ke belakang dan ngedip-ngedip kayak orang abis nyimeng aspal cair. semuanya tau kalo ada tugas, cuma ngga ada satupun yang ngerjain.

untung kita punya ketua kelas kayak si japra--dia bisa diajak berkontribusi.

"PR DARI LKS HALAMAN 34, PAK!!" tiba-tiba kedengeran suara iblis.

emang dah, suara siapa lagi kalo bukan suaranya jeha.

dia cewek, murid pindahan dari india, badannya bau menyan. hobinya mengingatkan guru kalo ada tugas. kan nyebelin ya minta dijejelin uler kobra.

luke dan dira langsung nengok ke belakang sambil ngedumel,

"sumpah, tanyain dah entar itu anak pulang lewat mana," kata luke. dia, sih, yang paling nggak suka liat jeha.

GO-LUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang