+++
calum's pov
"lum, dicariin kakak lo tuh." kata rizky--temen satu kost gue, yang lagi menjemur handuknya.
gue baru aja keluar dari kamar mandi bersama yang ada di kost-an gue. sambil mengusap rambut gue yang basah dengan handuk, gue berjalan ke kamar kost gue.
perempuan berambut hitam itu berdiri di depan pintu kamar gue sambil memegangi rantai tas selempang kecilnya.
"ngapain lagi, li, kan gua udah bilang gamau pulang." kata gue begitu berpapasan dengan kakak gue, mali.
mali koa ya, bukan zayn mali, apa lagi mali kundang.
"cal, lo tuh ga bisa kayak gini terus," mali ngikutin gue yang sekarang membuka pintu kamar kost gue. "lo malah memperburuk keadaan."
"justru itu gua disini sekarang, right?" jawab gue.
mali terdiam beberapa saat, terus dia duduk di kursi yang ada di depan komputer gue.
"mama mau lo balik, cal."
"gue pasti balik, tapi ga sekarang." bales gue, lalu menghampiri mali. "pulang, li. udah sore."
mali pasti udah nyerah, karena akhirnya dia berdiri dan kembali menyelempangi tasnya.
"yaudah, yang penting lo terus kasih kabar ke mama dan angkat telpon papa." kata mali.
"iya." jawab gue, dan akhirnya mali pergi ninggalin kostan gue dengan kekecewaan di wajahnya.
+++
verin's pov
gue memperhatikan kak ashton yang lagi asik memantulkan bola basket di lapangan itu.
anjrit, nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?
gue, dira, dan luke lagi nungguin pesenan makanan kita masing-masing di kantin. berhubung kantin sekolah gue deket dengan lapangan basket, jadi gampang kalo mau ngeliatin cogan dari sini.
"mingkem, ver." kata dira sambil menaikkan rahang gue yang spontan terbuka pas ngeliat kak ashton.
ya gimana ga mangap, kak ashton lagi ngibasin rambutnya yang keringetan itu. hampir aja gue ngeces.
"tau dah yang abis nonton bareng.." sindir luke.
"lah lo tau dari mana, dah?" tanya gue.
"ashton kan update di path." sambung si dira.
"DEMI APA??? KOK DIA GA NGETAG GUE YA???"
"brisik sat, gausah teriak-teriak. village lu!" luke mengambil sedotan yang ada dihadapannya, lalu ngelempar ke muka gue.
tiba-tiba, ibu kantin dateng dan membawa tiga porsi nasi goreng gila dan tiga gelas es teh manis. serentak, kita bertiga bilang terima kasih sebelum ibu kantin itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GO-LUM
FanfictionWhen he bid her twice, he knows he will bid her forever. Copyright ©2016 by Angela Dhyta, All Rights Reserved. WARNING: lower case intended, this story contains harsh words and scenes that may not suitable for all readers. reader discretion is advis...