Bab 10: Meet The Principal & Nightmare

441 38 5
                                    

Terdengar suara dengkuran Alice menggema kepenjuru rumah sakit. Untungnya semuanya tertidur pulas/pingsan, Kalo terdengar pasti sangat menggangu.

Semua tertidur/pingsan/koma *kali. Belum ada tanda - tanda mereka akan bangun.

~~~~~~~

Sesosok pria tua berjanggut putih panjang dengan jubah bulu beruang hutan. Wajahnya yang keriput itu terlihat cemas mempercepat langkah nya menuju rumah sakit. Saat menuju ketangga ia dicegat.

"Profesor, ada apa?" Kata seorang pria muda seumuran Alice. Dia memiliki rambut kuning dan mata biru pucat.

"Sepertinya Ada dua kabar yang saling berhubungan nanti nya kuharap dia tak akan tertekan lagi" kata profesor itu sambil melanjutkan perjalanan nya.

Anak itu hanya melihati nya dengan heran. Lalu dia mengikutinya dari belakang
"Tapi profesor ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya anak itu.

Profesor itu berbalik badan anak itu hampir saja serangan jantung saking tiba-tiba nya profesornya berbalik.

"Dengar mungkin kamu harus ikut jaga - jaga saja"katanya.

Anak itu hanya mengikutinya sambil merasa bingung yang luar biasa.

"Tugas mu adalah mencegah murid dan profesor yang lain masuk kedalam Ruang perawatan sekolah" lanjut profesor.

~~~~~~~~

'Dimana aku?

Kok aku disini?

Itu siapa?

kulihat perempuan kecil berlari lari tanpa menghiraukan ku yang berada didepan nya.

'Ini dimana?'

Kalimat itu lah yang terus terulang dalam pikiranku.

Aku mengikuti langkah gadis kecil itu. Jujur dia sangat mirip dengan ku rambutnya mata biru nya, lincah nya.

Tapi, ini dimana? Sepertinya aku kenal tempat ini.

Bau lorong nya yang menyengat, dinding nya yang bermotif berwarna hitam dan merah marun, banyak lukisannya.

Lucu sekali Alice! Itu seperti kau pernah tinggal disini saja.

Aku terkekeh sendiri karena sepertinya aku mulai berpikir bahwa aku pernah tinggal disini. Aneh saja. Tunggu...

Kemana tadi anak itu tadi?
aduh... bahaya banget ini.

Aku berlari sampai aku mendengar anak kecil tertawa. Dibalik pintu ini.

Aku mencoba membukanya malah aku menembus pintu

Wow ... keren!

Aku melihat anak tadi dengan seorang anak lebih kecil lagi daripada nya.

Mereka bermain dengan kekuatan es anak tadi yang ku kejar.

Mereka terlihat bahagia sekali.

Mereka membuat boneka salju.

Dan si kakak (anak yang tadi kukejar) membuat patung tiruan mereka berpelukan.

Melihat patung itu sang adik pun memeluk kakaknya dengan gembira.

"Makasih kak, hebat sekali!" Kata sang adik.

"Tentu" kata kakak nya. Dielusnya kepala adiknya.

Entah mengapa aku ikut bahagia juga melihat sang adik bahagia atas patung buatan kakaknya itu.

Tiba - tiba adik nya berlari menjauhi sang kakak itu.

"Kejar aku!" Kata sang adik memeletkan lidahnya.

The WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang