*Flashback
"Bodoh!" Umpat Arie kesal.
Arie beranjak pergi dari tempatnya menuju sekret PPK untuk mengambil tas nya lalu pergi dari kampus, moodnya sudah terlanjur buruk untuk masuk kelas hari ini apalagi setelah ia melihat kemarahan Puri.
"Iyaiya. Loe tenang aja gue udah nemuin orangnya. Dia satu jurusan sama gue dikampus. "
"Hmm, iyaiya. Namanya Anandita Puri Pratami. "
Arie menghentikan langkahnya tepat didepan ruang latihan band kampus begitu ia tak sengaja mendengar nama Puri disebut. Arie maju pelan2 supaya langkahnya tak terdengar oleh sesorang yg sedang berbicara didalam. Ia mencoba mengintip dari celah pintu yg sedikit terbuka untuk mencari tahu, namun keadaan didalam ruangan terlalu gelap sehingga ia tak bisa mengenali orang tsb.
"Loe tenang aja secepatnya gue bakal nepatin omongan gue."
"300 juta kalo loe mau, gimana ?"
Arie semakin penasaran dengan sosok yg sedang berbicara didalam ruangan, namun ia memutuskan untuk tetap menunggu didepan pintu sembari menguping pembicaraan.
"Barangnya bagus bro gue jamin. Perawan tenang aja "
"Sial." batin Arie kesal karena ia tak kunjung mengetahui maksud pembicaraan orang tsb.
"Ok, deal ya. Yaya, ntar gue yg kasih langsung ke elo."
"Yaa bye"
Klik -- pembicaraan via telepon itupun terputus. Arie yg sudah sedari tadi menunggu akhirnya memutuskan untuk menarik gagang pintu dan masuk kedalam untuk mencari tahu. Namun ternyata pintu sudah lebih dahulu dibuka oleh orang yg sedari tadi berbicara didalam ruangan.
"Elo ? " tanya sosok yg baru saja keluar itu dengan kaget yg ternyata adalah Natan.
Mata Arie membulat, tangannya terkepal begitu mengetahui ternyata Natan lah yg sedari tadi berbicara via telpon didalam.
"Gue ? Yaa --- gue sih udah dari tadi nguping pembicaraan loe disini, kenapa loe kaget ?" Jawab Arie santai membalas pertanyaan Natan.
Dari airmuka nya Natan memang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat Arie yg sudah berdiri diluar pintu masuk, terlebih saat Arie mengatakan ia menguping semua pembicaraannya sedari tadi.
Natan tak mengubris ucapan Arie. Ia malah melenggang melewati Arie yg tepat berada dihadapannya.
"Kalo sampai terjadi apa2 sama Puri. Gue bakal bunuh loe " ancam Arie.
Natan menghentikan langkahnya, senyum sinisnya terukir. Natan membalikkan tubuhnya menghadap Arie yg kini membelakanginya.
"Ckckck. Arie Arie. Loe mau bunuh gue ? Hah ? Emang loe siapanya cewek itu ? Pacar ? Bukannya loe sama sekali gak dianggep sama dia walaupun cuma sebates teman ?!" sindir Natan sembari memutari Arie.
Amarah Arie naik. Sontak Arie membalikkan tubuhnya menghadap Natan, tangan terkepalnya yg membentuk tinju ia layangkan kewajah Natan. Namun Natan malah menahan tinju Arie sebelum mendarat tepat di wajahnya lalu membantingnya kasar.
"Gimana loe bisa ngelindungin tu cewek. Kalo dia sendiri udah benci dan gak mau deket sama loe!!"
"Dasar loe bajingan !!!" Umpat Arie kesal.
Buuuuggg. Kali ini tinju Arie berhasil mendarat diwajah Natan yg membuat darah segar keluar dari sudut bibirnya. Natan tak hanya diam, ia pun membalas tinju Arie. Buuuuuugg.
"Walau gue bajingan setidaknya tu cewek lebih milih gue dari loe ! Loe liat sekarang dia udah benci sama loe !"
Buuuuuuggg. Sekali lagi Natan mendaratkan tinjunya diwajah Arie.
Arie berdiri. Dan balik menyerang Natan dengan emosi yg sudah sedari tadi memuncak.
Buuuuggggbuuuugggbuuuug. Tinju Arie beruntun yg sukses membuat Natan tersungkur sehingga kini ia berhasil mengunci Natan dengan duduk diatas tubuhnya.
"Gue gak peduli sebenci apapun dia sama gue, gue bakal tetap ngelindungin puri dari cowok brengsek kayak loe. "
Buuuuuug. Tinju Arie sekali lagi.
"Loe harus tau brengsek ! Gue gak pernah main2 dengan ucapan gue ! Gue bakal bunuh elo dengan tangan gue sendiri kalo loe berani nyentuh Puri !!"
Buuuuuug. Arie kembali meninju wajah Natan untuk terakhir kali, lalu beranjak pergi meninggalkan Natan yg terkapar.
Selepas Arie pergi, tak butuh waktu lama Natan pun bangkit untuk duduk. Dipeganginya sudut bibirnya yg sobek dan berdarah karena tinjuan Arie.
"Darah dibalas dengan darah. Loe liat aja nanti, siapa yg bakal mati!!" Umpat Natan.
*Flashback off
****
"Puri !!" Panggil jarot sambil melambaikan tangannya pada Puri dan fio yg barus aja keluar dari gedung utama jurusan.Puri pun membalas lambaian tangan jarot. Tapi fio menarik lengan puri hingga membuat langkah mereka terhenti.
"Kenapa fi ? " tanya Puri. Belum sempat Fio menjawab pertanyaan Puri, keduanya dikejutkan dengan kehadiran jarot yg tiba2 sudah berada di hadapan mereka.
"Hai Puri --- Hai juga Fio " sapa jarot ramah.
"Gue gak jadi yaa Ri kekantin, gue anu-- gue ada kerjaan " jawab fio secara tiba2.
Puri mengernyitkan dahinya.
"Loh kok gitu sih bukannya tadi elo yg ngajak gue dan bilang kalo loe udah kelaperan pake banget ? " tanya puri heran."Iyaa, tapi... yaudah deh ya sorry banget gue duluan " balas fio yg sudah ambil langkah duluan menjauhi Puri dan Jarot.
"Tuh anak kenapa jadi pergi gitu aja ya ri?" Tanya jarot heran.
"Tau kak mungkin gara2 liat loe kali" jawab Puri asal.
"Seenaknya nih anak " balas jarot sambil menoyol kepala puri.Puri mengusap kepalanya pelang.
"Ehhh. Yaudah loe ngaapain tiba2 kesini nemuin gue ?" Tembak puri langsung
"Nggak ada lagi pengen ngobrol aja ama kamyyuu " jawab Jarot sambil memonyong2kan bibirnya pada puri.
"Isssh paaaan sih " jawab puri dengan nada jijik pada tingkah aneh jarot.
"Tapi gak berdiri depan jurusan loe juga ri. Kantin yuukk, gue laperr"
"Tapi loe yg traktir yaaa kak ?"
Jarot berpikir sejenak. Lalu merangkul bahu puri yg sontak dibalas dengan tatapn melotot dari puri begitu tangan jarot sudah melingkar di pundaknya.
"Iyaa gue yg traktir sayang" goda jarot pada puri yg sontak dibalas dengan sebuah cubitan hangat di perut jarot hingga membuat ia melepaskan tangannya yg sedari tadi mendarat indah di bahu puri.
"JAGA JARAK !!" Ucap puri singkat.****
"Gue denger loe sama Arie ribut besar kemaren" tanya jarot langsung pada Puri setelah menghabiskan minumannya.
Puri seketika meletakkan sendok diatas makanannya yg belum habis, dan menatap malas kearah Jarot.
"Kak, kalo tujuan kk kesini mau ngomongin itu orang satu. Gue balik " ujar puri menatap tanam jarot.
"Ehh nggak2 kok. Loe duduk lagi yaa " bujuk jarot begitu melihat Puri hendak bangun dari duduknya.
"Gue tau Arie emang suka bertindak seenaknya sama orang, gue tahu tuh anak satu emang ngeselin, ngesok" ujar jarot, sedangkan Puri hanya mengernyitkan dahinya menatap jarot yg sedang berbicara dihadapannya kini.
"Tapi dia rela maju paling depan walau harus ngorbanin dirinya sendiri untuk ngelindungin orang yg dia sayang. Dan orang itu , elo --- Puri " sambung Jarot yg sukses membuat puri tersedak. Mata puri melebar mendengar perkataan Jarot. Namun hati puri sudah terlanjur dipenuhi dengan amarah untuk Arie, sehingga kebaikan apapun yg dikatakan tentang Arie tak ada satupun yg benar bagi puri.
"Sorry kak, gue duluan. Gue udah gak mau lagi bahas tentang tuh cowok satu" ujar puri langsung bangun dari duduknya dan menyandang tasnya.
"Bahkan nyebut nama Arie aja loe gak mau ? Huh. Sebenci itukah loe sama Arie ?" Balas jarot tiba2.
"Hati2 Puri, benci dan cinta itu memiliki perbedaan yg sangat tipis. Loe harus bisa bedain itu, jangan sampe loe nyesel dgn sikap loe terhadap Arie, orang yg sayang sana loe !! " lanjut jarot sedikit berteriak agar puri mampu mendengar perkataanya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Boy
Teen FictionKehidupan Anandita Puri Prastami berubah sejak kehadiran Renaldi Arivian Kurniawan yang terkenal "Danger" dikampus mereka.