Part 7

60 4 0
                                    

Arie  berjalan gusar menyusuri sudut demi sudut kampusnya, tujuannya masih sama -- Puri.  Sesekali ia melihat notifikasi dari iphone nya berharap salah satu dari notif tersebut adalah dari Puri.

"loe kemana sih ... arrggh" teriak Arie frustasi karena tak satupun notif di yang ia dapat berasal dari Puri.

Arie kembali melangkahkan kakinya menuju kantin kampus, sudut terakhir dari kampus yang sama sekali belum ia datangi. Langkah Arie mantap masuk menuju halaman kantin kampus yang cukup luas, sesekali ia mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri berharap ia menemukan Puri disana. 

Mata Arie berhenti tepat disalah satu bangku kantin yang berada disudut kanan kantin, tempat pedangang siomay tepatnya. Arie menyeringai tipis, ia menemukan apa yang ia cari selama ini, lebih tepatnya selama beberapa jam ini, ya Puri sedang duduk manis dengan sepotong es krim ditangannya dan seorang anak laki-laki yang sedang duduk dihadapan Puri.   Mata Arie menyipit agar bisa lebih mengenali sosok yang berada dihadapan Puri kini.

"Natan..." ujar Arie pelan.  Arie mengepal tangannya membentuk tinju, ia merasakan sesak begitu melihat Puri duduk berdua dengan anak laki-laki yang diketahuinya sebagai Natan itu.  Arie memang sedikit banyak tahu dari Fio bahwa Natan adalah kakak kelas Puri dan Fio sewaktu masih SMA dulu. Menurut penuturan Fio, Puri sudah lama menaruh hati pada Natan yang waktu itu satu ekskul musik dengan Puri. Selepas SMA, ternyata mereka berdua kembali ditemukan dalam satu kampus yang sama dan satu jurusan yang sama pula yang tentunya membuat Puri semakin menaruh hati pada Natan.

Arie duduk di salah satu bangku kantin yang kosong dan secara tidak langsung menghadap ke bangku tempat Puri dan Natan duduk. Matanya menatap tajam akan pembicaraan antara Puri dan Natan yang sama sekali tidak disadari oleh mereka berdua.

"Awas aja loe Ri, loe udah berani ngacuhin gue. Loe bakal liat nanti..." ucap Arie geram lalu menghabiskan minumannya dalam satu tegukan.

***

"Loe sendirian aja dit, tumben " tanya Natan basa basi

"eh enggak kok kak, tadi sih gue sama temen. Tapi tau tuh kemana sekarang, paling juga lagi mesen makan " jawab Puri hati-hati.

Tangan Natan maju menuju sudut bibir Puri, mata Puri membulat tak percaya, jantungnya berdegup kencang melihat apa yang dilakaukan Natan kini. Dengan perlahan tangan Natan maju dan mengusap sisa eskrim yang berada disudut bibir Puri lembut dengan jemarinya.

"loe gemesin deh kayak anak kecil dit " senyum kembali terukir di wajah Natan.

Jantung puri tak henti berdegup kencang, wajahnya menunduk agar Natan tak mampu melihat rona merah yang bersemu di pipi Puri.

"hufftt...." hembusan nafas panjang puri.

***

Arie sudah tidak bisa menahan lagi melihat apa yang dilakukan Natan pada Puri. Arie berdiri dari tempat dimana ia sedari tadi mengamati Puri dan Natan. Ditinggalkannya selembar uang 10ribuan dibawah gelas minumannya, lalu berjalan dengan gusar menghampiri meja Puri.

Arie berdiri tegap dihadapan Natan yang langsung berubah fokus melihat tatapan tajam yang dihadiahi oleh Arie. Sementara Puri masih saja tertunduk tak menyadari akan kehadiran Arie yang sudah menatap tajam ke arah Natan.
Natan yang menyadari kehadiran Arie sontak membalas tatapan tajam Arie lalu lantas berdiri dan giliran menatap Fio yg sudah sejak beberapa saat berdiri dibelakang Puri sambil membawa nampan berisi pesanan dirinya dan Puri. Fio menatap heran yg apa terjadi antara Arie, Puri, dan Natan.
Natan lantas membisikkan sesuatu pada telinga fio.
"gue balik duluan kalo temen loe nanya" ucap Natan singkat sembari mengarahkan dagunya pada Puri yg masih menunduk diposisi semula.

Fio hanya mengangguk heran tanpa mengerti. Arie lantas mengambil posisi duduk yg sedari tadi ditempati Natan, yaitu dihadapan Puri.  Arie menarik nafasnya panjang, merasa lega telah menemukan Puri.
"Kenapa loe gak jawab telpon atau bales sms dari gue kemaren ANANDITA PURI PRATAMI ?!" tanya Arie langsung dengan nada mengintrogasi

Puri terkesiap mendengar suara yg sangat ia kenal itu. Fio yg sudah duduk disamping Puri menyentuh pundak Puri. Sontak puri mendongakkan kepalanya, dan terkejut mengetahui bahwa bukanlah Natan yg berada dihadapannya kini, melainkan Arie.

"Loe ngapain disini ? " tanya puri jutek pada Arie.

"Harusnya loe jawab pertanyaan gue Puri, bukannya balik nanya. Loe gak ada sama sekali respon bbm,line,sms, ataupun telpon dari gue sementara loe enak2an duduk disni sama cowok lagi" balas Arie tak kalah ketus dengan nada bicara yg sedikit meninggi.

"Sssttt kalian jangan betengkar disini dong, orang2 pada liatin kalian tuh. Mending kalian makan aja deh nih, gue udah pesen makanan dua porsi nih buat kalian aja deh gak apa asal kalian jgn ribut disini. Malu tau" bujuk fio yg akhirnya angkat bicara mencoba menengahi Arie dan Puri.

Giliran puri kini yg menatap tajam kedalam manik mata Arie, menyiratkan bahwa ia sangat tidak suka dan terganggu akan kehadiran Arie.

" ckk. Udah gak nafsu gue fi, loe taukan gara2 nih orang" ucap Puri tajam sembari menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya kearah Arie yg masih menunggu penjelasan dari puri dengan emosi tertahan.

Puri lalu berdiri dari duduknya dan berjalan dengan gusar meninggalkan Arie dan Fio.

"PURI ! BERENTI GAK LOE ?!" Suara teriakan Arie terdengar memenuhi sudut kantin yg langsung menarik perhatian orang2. Namun Puri tak menghiraukan teriakan Arie, ia malah semakin mempercepat langkahnya.

"PURI ! PURI !! CKKK DASAR BATU" teriak Arie kesal lalu bediri dan mempercepat langkahnya agar mampu mencapai Puri.

"PURI !!!" Teriak Arie lagi dan lagi, yang membuat Puri semakin tidak menghiraukan teriakan Arie tersebut.
Hingga akhirnya langkah cepat Puri terhenti. Ia merasakan tubuhnya terangkat saat sebuah tangan besar menarik lengan kanannya dari belakang, sementara tangan yg lainnya mengangkat tubuh Puri keatas. Puri terkejut bukan main, mulutnya terbuka saat ia sadari ternyata Arie la yg sudah mengangkat tubuh puri ala bridal style dan  dengan ringannya berjalan keluar wilayah kantin kampus sembari membawa Puri digendongannya.

Dangerous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang